Show simple item record

dc.contributor.advisorMakalew, Afra D.N
dc.contributor.authorSaputro, Sahebat Noviyanto
dc.date.accessioned2017-05-12T03:11:44Z
dc.date.available2017-05-12T03:11:44Z
dc.date.issued2016
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/85181
dc.description.abstractKabupaten Banjarnegara terletak di jalur pegunungan Jawa Tengah. Wilayah ini memiliki potensi longsor dari skala menengah ke tinggi. Salah satu wilayah yang memiliki ancaman longsor yang tinggi adalah Kecamata Karangkobar. Permukiman yang masih terletak di daerah berisiko tinggi longsor membahayakan penghuninya. Perencanaan lanskap pemukiman berbasis mitigasi bencana longsor perlu dilakukan untuk mencegah kerugian dan korban jiwa akibat longsor. Penelitian ini bertujuan untuk (1) mengidentifikasi aspek legal, aspek fisik, biofisik dan sosial di Kecamatan Karangkobar, (2) mengidentifikasi ancaman longsor di Kecamatan Karangkobar, dan (3) menyusun perencanaan lanskap pemukiman berbasis mitigasi bencana longsor di Kecamatan Karangkobar. Metode penelitian yang digunakan mengacu proses perencanaan Gold (1980) yang dimodifikasi mulai dari inventarisasi, analisis, sintesis, dan perencanaan. Analisis yang dilakukan adalah analisis kesesuaian lahan untuk pengembangan permukiman dengan mengacu ancaman bahaya longsor. Hasil analisis menunjukan jika kesesuaian untuk pengembangan permukiman didominasi kesesuaian sesuai marginal dan tidak sesuai dilihat dari aspek kemiringan, elevasi, tata guna lahan, hidrologi, tanah, dan ancaman bahaya longsor. Analisis kesesuaian area untuk evakuasi bencana juga dilakukan guna menentukan area yang tepat dijadikan sebagai tempat evakuasi bencana longsor. Konsep mitigasi dipakai untuk perencanaan permukiman yang selanjutnya dikembangkan menjadi rencana tata ruang, aktivitas, evakuasi, fasilitas, sarana dan prasarana, sirkulasi, dan rencana vegetasi. Rencana tata ruang dibagi menjadi ruang permukiman dan terbangun, evakuasi, pertanian, dan konservasi. Rencana evakuasi dibagi menjadi jalur evakuasi dan ruang evakuasi. Ruang evakuasi dibagi menjadi ruang evakuasi sementara, transisi, dan tetap. Jalur sirkulasi dibedakan menjadi jalan primer, sekunder dan tersier sesuai fungsi evakuasi. Rencana tata ruang didukung oleh rencana fasilitas, sarana dan prasarana untuk kegiatan evakuasi seperti Early Warning System (EWS) untuk bencana longsor. Rencana vegetasi dibagi menjadi vegetasi pelindung, penaung, budidaya, dan pengarah.id
dc.language.isoidid
dc.publisherIPB (Bogor Agricultural University)id
dc.subject.ddcLandscapeid
dc.subject.ddcLandscape planningid
dc.subject.ddc2016id
dc.subject.ddcBanjanegara-Jawa Tengahid
dc.titlePerencanaan Lanskap Permukiman Berbasis Mitigasi Bencana Longsor di Kecamatan Karangkobar Kabupaten Banjarnegaraid
dc.typeUndergraduate Thesisid
dc.subject.keywordbencana longsorid
dc.subject.keywordmitigasi bencanaid
dc.subject.keywordpermukimanid


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record