Substitusi Sebagian Pupuk Kimia dengan Pupuk Organik Hayati pada Budidaya Padi SRI (System of Rice Intensification)
View/ Open
Date
2016Author
Dewi, Megarani Mulya
Anas, Iswandi
Sugiyanta
Metadata
Show full item recordAbstract
Budidaya padi konvensional di Indonesia ditandai dengan penggunaan
jumlah bahan kimia yang sangat tinggi diantaranya pupuk kimia NPK.
Penggunaan pupuk kimia yang sangat tinggi awalnya berdampak baik, namun
pada perkembangannya produksi padi menurun akibat penggunaan pupuk kimia
yang sangat tinggi secara terus-menerus. Hal tersebut berdampak negatif, seperti
mengenai degradasi tanah, lebih seringnya terjangkit hama dan penyakit,
terganggunya keseimbangan kimia dan biologi tanah serta pencemaran
lingkungan. Peraturan Menteri Pertanian No. 40/Permentan/OT. 140/4/2007
merekomendasikan untuk peningkatan efisiensi pemupukan dan produktifitas
lahan sawah, maka selain penggunaan pupuk buatan pemanfaatan bahan organik
sebagai sumber pupuk organik perlu digalakan. Sejalan dengan itu, sejak tahun
1997 sistem pertanian hemat input sudah dikenal di Indonesia yaitu System Of
Rice Intensification (SRI). Salah satu prinsip dasarnya adalah penggunaan pupuk
kimia dapat dikurangi dan dikombinasikan dengan pupuk organik. Tujuan
Penelitian ini salah satunya untuk mengevaluasi substitusi sebagian dari pupuk
kimia dengan pupuk organik hayati untuk pertumbuhan dan produksi tanpa
adanya penurunan terhadap hasil. Penelitian dilakukan di Desa Cikarawang
Kecamatan Dramaga Kabupaten Bogor Provinsi Jawa Barat. Ketinggian daerah
penelitian 210 m dpl, dengan titik koordinat 6⁰32’49” LS dan 106⁰43’58” BT.
Penelitian ini menggunakan rancangan petak terbagi (split plot). Metode budidaya
SRI dan konvensional sebagai petak utama dan lima kombinasi pemupukan
sebagai anak petak, sehingga terdapat 10 petak perlakuan dan diulang sebanyak
tiga kali maka total petak penelitian terdiri dari 30 petak. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa pertumbuhan dan hasil tanaman padi pada perlakuan 50%
pupuk kimia yang dikombinasikan dengan pupuk organik hayati lebih baik
dibandingkan 100% pupuk kimia, produktifitas pada fase generatif dan
pertumbuhan pada fase vegetatif tanaman padi metode SRI lebih tinggi
dibandingkan dengan metode konvensional dan total mikrob pada metode SRI
menujukan populasi mikrob yang lebih tinggi dibandingkan dengan metode
konvensional.