dc.description.abstract | Bahan organik tanah (BOT) merupakan komponen terpenting dalam
memperbaiki kualitas tanah. Bahan organik dalam tanah umumnya sedikit
sehingga perlu dipertahankan dan ditingkatkan. Kandungan BOT antara lain
tergantung pada sumber bahan organik yang masuk. Hal ini berhubungan dengan
jenis vegetasi yang tumbuh. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui produksi
serasah, kandungan BOT, dan turnover BOT di bawah tegakan Pinus (Pinus
merkusii) pada tanah yang berbeda yaitu di Taman Wisata Alam Gunung Pancar
(TWAGP) dan Hutan Penelitian Dramaga (HPD). Produksi serasah pinus diukur
dengan metode little trap dan kandungan C-organik serasah ditetapkan di
laboratorium. Karakteristik dan klasifikasi tanah di masing-masing lokasi
ditetapkan melalui pengamatan lapang dan analisis laboratorium pada masingmasing
tiga profil di setiap lokasi. Tanah di lokasi TWAGP adalah Typic
Eutrudepts dan Typic Dystrudepts sedangkan tanah di lokasi HPD adalah Typic
Dystrudepts. Hasil penelitian menunjukkan bahwa rata-rata produksi serasah
pinus di lokasi TWAGP sebesar 10,49 ton/ha/tahun sedangkan pada lokasi HPD
sebesar 5,36 ton/ha/tahun. Perbedaan ini dikarenakan ketinggian, sifat tanah
tergantung pH dan curah hujan di lokasi TWAGP lebih optimal untuk
pertumbuhan pinus dibanding lokasi HPD. Kandungan C-organik tanah di lokasi
TWAGP berkisar antara 0,20-1,65 % sedangkan di lokasi HPD berkisar antara
0,31-5,54 %. Turnover BOT di lokasi HPD lebih lama yaitu sekitar 23-36 tahun
dibandingkan di lokasi TWAGP dengan turnover BOT sekitar 10-15 tahun.
Faktor yang mempengaruhi turnover BOT pada penelitian ini yaitu rasio klei/Corganik. | id |