| dc.description.abstract | Cendawan laut menghasilkan metabolit sekunder yang dipergunakan oleh cendawan tersebut untuk mempertahankan diri, dan dapat juga dimanfaatkan untuk pengobatan penyakit pada manusia. Penelitian ini bertujuan untuk mengisolasi dan mengidentifikasi cendawan laut serta menguji kemampuannya sebagai antibakteri terhadap Morganella morganii dan Staphylococcus aureus menggunakan uji antagonistik. Cendawan laut diisolasi dari sampel air laut, alga, dan sponge dengan menggunakan metode pengenceran dan sterilisasi permukaan. Sampel dikoleksi dari stasiun di perairan antara Selat Sunda dan Kepulauan Mentawai, Samudera Hindia, dan Pantai Kukup, Yogyakarta. Hasil isolasi diperoleh 53 isolat yang terdiri dari 28 spesies cendawan. 28 spesies cendawan tersebut terdiri atas 20 cendawan berfilamen dan 8 khamir. Cendawan yang berhasil diidentifikasi ialah Aspergillus, Candida, Chrysosorium, Curvularia, Gliocladium, Humicola, miselia sterilia, Penicillium, Spadicoides, Stacchybotrys, Rhizopus, dan khamir. Aspergillus dan Penicillium merupakan cendawan dominan pada air laut, alga, dan sponge. Sebanyak 36 isolat dari 53 isolat yang terdiri atas 23 cendawan berfilamen dan 13 khamir diuji kemampuan antibakterinya. Hasil pengujian terhadap M. morganii menunjukkan bahwa 17 isolat memiliki daya hambat rendah sedangkan 19 isolat lainnya tidak memiliki daya hambat. Hasil pengujian daya hambat terhadap S. aureus berbeda dari M. morganii. Sebanyak 15, dua, satu, dan 18 isolat masing-masing memiliki daya hambat rendah, sedang, kuat, dan tidak memiliki daya hambat terhadap S. aureus. Aktivitas antibakteri tertinggi diperoleh dari A. ochraceus yang diisolasi dari sponge dan Candida sp. 1 dari air laut. | id |
