Show simple item record

dc.contributor.advisorSetyobudiandi, Isdradjad
dc.contributor.advisorFahrudin, Achmad
dc.contributor.authorKautsar, Wanda
dc.date.accessioned2017-05-04T07:12:47Z
dc.date.available2017-05-04T07:12:47Z
dc.date.issued2017
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/84326
dc.description.abstractLetak geografis kawasan Bintan yang strategis berada diantara tiga titik simpul emas (Indonesia-Malaysia dan Singapura) menyebabkan tingginya angka kunjungan wisatawan mancanegara di Bintan. Jumlah wisatawan mancanegara yang berkunjung ke kabupaten Bintan pada oktober 2014 mencapai 25.882 orang, mengalami kenaikan sebesar 9,39 persen dibanding jumlah wisman pada bulan sebelumnya yang mencapai sebanyak 23.661 orang. Salah satu destinasi wisata yang paling banyak dikunjungi adalah kawasan ekowisata mangrove Lagoi, kawasan ekowisata ini telah dikelola secara mandiri oleh kelompok masyarakat semenjak Juni 2003 dan pengelolaan ini telah memberikan dampak yang baik terhadap masyarakat sekitarnya. Akibat pertambahan wisatawan yang berkunjung, diperlukan suatu perencanaan serta pengelolaan pada ekosistem mangrove, khususnya yang berada di lokasi yang rentan. Kurangnya informasi mengenai kondisi biofisik kawasan dan nilai ekonomi yang dihasilkan oleh suatu kawasan menjadi salah satu tantangan yang dihadapi oleh para pembuat kebijakan untuk menilai suatu sumberdaya alam secara komprehensif, oleh karena itu penelitian ini bertujuan untuk memberikan informasi tentang kondisi kawasan dan manfaat ekonomi dari kawasan ekowisata mangrove Lagoi. Penelitian telah dilakukan pada bulan Februari 2015, penelitian dilakukan selama satu bulan dari Februari sampe Maret 2015 dari delapan stasiun penelitian. Analisis vegetasi mangrove didapatkan lima jenis mangrove Xylocarpus granatum (Nyirih merah) dan Rhizopora apicullata (Bakau) paling banyak ditemui pada tiap stasiun. Analisis kesesuaian didapatkan tiga stasiun yang sangat sesuai untuk ekowisata ini, dan analisis daya dukung didapatkan nilai daya dukung fisik 133 perahu per hari, daya dukung sebenarnya 75 perahu per hari, dan daya dukung yang diperbolehkan 32 perahu per hari. Responden dalam penelitian ini adalah wisatawan yang berkunjung ke ekowisata mangrove Lagoi, Penentuan responden dilakukan dengan metode aksidental sampling. Perhitungan valuasi ekonomi menggunakan analisis Biaya Perjalanan/ Travel Cost Method (TCM). Dari hasil analisis TCM, diperoleh nilai ekonomi total kawasan sebesar Rp. 250,831,029,485 per tahun. Pihak pengelola masih dapat mengembangkan kawasan melihat jumlah daya dukung kawasan yang saat ini belum terlewati, kegiatan seperti meningkatkan promosi kawasan dan menambah wahana atraksi menjadi salah satu cara untuk meningkatkan jumlah wisatawan. Namun peningkatan wisatawan tidak boleh melebihi daya dukung kawasan yang diperbolehkan, hal ini untuk menjaga agar ekowisata mangrove Lagoi dapat berkelanjutan dan terus memberikan manfaat bagi mayarakat di sekitarnya.id
dc.language.isoidid
dc.publisherBogor Agricultural University (IPB)id
dc.subject.ddcEconomicsid
dc.subject.ddcEcotorismid
dc.subject.ddc2015id
dc.subject.ddcBintan, RIAUid
dc.titlePengelolaan Ekowisata Mangrove Di Desa Sebong Lagoi, Bintan, Kepulauan Riauid
dc.typeThesisid
dc.subject.keywordLagoiid
dc.subject.keywordEkowisata pesisirid
dc.subject.keywordMangroveid
dc.subject.keywordDaya Dukungid
dc.subject.keywordBerkelanjutanid


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record