Show simple item record

dc.contributor.advisorBoer, Mennofatria
dc.contributor.advisorAdrianto, Luky
dc.contributor.advisorSadiyah, Lilis
dc.contributor.authorSuryaman, Eva
dc.date.accessioned2017-05-03T04:08:35Z
dc.date.available2017-05-03T04:08:35Z
dc.date.issued2017
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/84101
dc.description.abstractTuna neritik merupakan spesies like tuna yang terutama dominan tertangkap oleh perikanan pantai (Coastal Fisheries), termasuk small scale fisheries dan perikanan artisanal. Berdasarkan Keputusan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor 107/2015 Tanggal 28 Agustus 2015 tentang RPP TCT (Rencana Pengelolaan Perikanan Tuna Cakalang dan Tongkol), tongkol (neritic tuna) yang dikelola dalam RPP TCT terdiri dari 4 (empat) jenis tongkol dan 2 (dua) jenis tenggiri (sheer-fish). Samudera Hindia Timur merupakan salah satu perairan produktif bagi kegiatan penangkapan ikan tuna neritik di Indonesia. Produksi perikanan tuna tersebut salah satunya didaratkan di perairan Teluk Palabuhanratu. Peningkatan aktivitas tangkapan ikan tuna neritik di perairan Teluk Palabuhanratu apabila terjadi terus menerus tanpa adanya pengelolaan yang tepat, akan mengakibatkan terjadinya penurunan stok sumberdaya ikan. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisa keberlanjutan spesies tuna neritik dengan melakukan analisa produktivitas dan suseptibilitas/productivity and susceptibility analysis (PSA) dan menganalisa peluang dan tantangan pengelolaan perikanan tuna neritik dengan melakukan penilaian berdasarkan indikator pengelolaan perikanan berbasis ekosistem/ecosystem approach to fisheries management (EAFM). Penelitian ini dilaksanakan dari bulan Februari hingga Mei 2016 di Pelabuhan Perikanan Nusantara (PPN) Palabuhanratu. Analisis produktivitas dan suseptibilitas (PSA) dan analisis peluang dan tantangan pengelolaan perikanan tuna neritik dengan melakukan penilaian berdasarkan indikator pengelolaan perikanan berbasis ekosistem (EAFM) dilakukan dengan metode pengukuran langsung, wawancara dan data sekunder. Nilai kerentanan tuna neritik berturut-turut ikan tenggiri 1.25, tongkol krai 1.37, tongkol abu-abu 0.91, tongkol komo 1.49, dan tongkol lisong 1.41. Hal ini menunjukan bahwa saat ini tingkat kerentanan ikan tuna neritik di perairan Teluk Palabuhanratu belum rentan terhadap overfishing karena nilainya masih dibawah nilai kerentanan (1.8). Hasil evaluasi kondisi pengelolaan perikanan tuna neritik di perairan Teluk Palabuhanratu didapatkan nilai rata rata indikator EAFM sebesar 2.0. Hal ini berarti kondisi perikanan tuna neritik di perairan Teluk Palabuhanratu termasuk dalam kategori sedang. Strategi pengelolaan ditentukan untuk indikator sumberdaya ikan, habitat dan ekosistem, teknologi penangkapan ikan, ekonomi, sosial dan kelembagaan. Langkah taktis dibuat agar dapat mengimplementasikan strategi yang telah ditetapkanid
dc.language.isoidid
dc.publisherBogor Agricultural University (IPB)id
dc.subject.ddcCoastal and marine resource managementid
dc.subject.ddcFisheriesid
dc.subject.ddc2016id
dc.subject.ddcSukabumi-JABARid
dc.titlePengelolaan Perikanan Tuna Neritik Dengan Pendekatan Ekosistem (Studi Kasus: Perairan Teluk Palabuhanratu, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat)id
dc.typeThesisid
dc.subject.keywordAnalisis produktivitas dan suseptibilitasid
dc.subject.keywordEAFMid
dc.subject.keywordperairan teluk Palabuhanratuid
dc.subject.keywordtuna neritikid


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record