Show simple item record

dc.contributor.advisorMarimin
dc.contributor.advisorArkeman, Yandra
dc.contributor.advisorSunarti, Titi Candra
dc.contributor.authorTrisna
dc.date.accessioned2017-05-02T07:26:41Z
dc.date.available2017-05-02T07:26:41Z
dc.date.issued2017
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/83998
dc.description.abstractTepung terigu merupakan komoditas penting di Indonesia karena industri makanan baik skala kecil menengah maupun besar modern umumnya berbasis tepung terigu. Konsumsi terigu nasional dan impor gandum setiap tahun terus meningkat Ketergantungan Indonesia dengan tepung terigu tersebut dapat membahayakan ketahanan pangan, kestabilan ekonomi, dan politik karena gandum merupakan komoditas yang 100% impor sehingga rentan terhadap gangguan rantai pasok. Sementara itu berdasarkan penelitian sebelumnya bahwa tepung lokal (tepung tapioka, modified cassava flour, ganyong, jagung, ubi jalar, dll.) dapat menggantikan tepung terigu baik sebagian maupun keseluruhan namum belum dimanfaatkan secara optimal untuk mensubstitusi tepung terigu. Tujuan utama penelitian ini adalah untuk merancang model mitigasi gangguan rantai pasok tepung terigu dengan melakukan substitusi dengan tepung lokal sehingga dapat mengurangi impor gandum. Ada empat tujuan khusus yang ingin dicapai yang disusun dalam empat model, yaitu: 1) merancang rantai pasok tepung terigu dengan mempertimbangkan substitusi bahan baku tepung lokal dengan pendekatan optimasi tujuan jamak, 2) merancang rantai pasok tepung terigu dengan substitusi tepung lokal pada kondisi tidak pasti dengan pendekatan optimasi tujuan jamak fuzzy, 3) mengukur kinerja rantai pasok tepung lokal dan merancang pola kelembagaan rantai pasok yang tepat untuk mendukung substitusi tepung terigu dengan tepung lokal, 4) melakukan perencanaan bisnis tepung terigu dengan substitusi dengan tepung lokal. Optimasi tujuan jamak bertujuan untuk memperoleh rancangan rantai pasok tepung terigu yang optimal dengan mempertimbangkan substitusi bahan baku tepung lokal. Ada empat tujuan yang ingin dicapai secara bersamaan yaitu: minimisasi biaya rantai pasok, maksimisasi kualitas produk, maksimisasi keandalan rantai pasok, dan maksimisasi penggunaan tepung lokal. Tujuan yang ingin dicapai dan batasan-batasan model diformulasikan ke bentuk pemograman campuran integer non-linear tujuan jamak. Permasalahan optimasi diselesaikan dengan teknik NSGA II yang merupakan salah satu teknik pendekatan algoritme genetika. Pengambilan keputusan akhir dari himpunan Pareto front digunakan pendekatan fuzzy, LINMAP, dan TOPSIS. Keputusan terbaik dari hasil optimasi merupakan acuan untuk rekomendasi rancangan jaringan rantai pasok yang optimal. Hasil optimasi menunjukkan bahwa persentase campuran tepung lokal yang optimal pada kondisi deterministik adalah 5.55% untuk tepung tapioka. Optimasi tujuan jamak fuzzy bertujuan untuk memperoleh rancangan rantai pasok tepung terigu yang mempertimbangkan substitusi dengan tepung lokal pada kondisi yang tidak pasti. Model rantai pasok diformulasikan ke bentuk pemograman campuran integer non-linear fuzzy atau disebut possibilistic programming. Sebelum Teknik NSGA II diaplikasikan, terlebih dahulu model possibilistic programming dikonversikan ke bentuk pemograman deterministik dengan menggunakan metode fuzzy ranking dan equivalent auxiliary crisp. Teknik NSGA II diaplikasikan pada derajat kelayakan α antara 0.1 hingga 1. Solusi akhir untuk rancangan rantai pasok tepung terigu substitusi yang optimal adalah pada derajat kelayakan α=0.6 dengan substitusi tepung lokal sebanyak 5.66% tepung tapioka. Pengukuran kinerja rantai pasok tepung lokal dilakukan di Jawa Barat yang bertujuan untuk mengetahui posisi kinerja saat ini dalam rangka mendukung substitusi tepung terigu. Hasil pengukuran kinerja rantai pasok tepung lokal menunjukkan bahwa pelaku petani ubi kayu dan tapioka halus memiliki kinerja yang kurang, sedangkan pelaku tapioka kasar dan mocaf masing-masing memiliki kinerja sangat kurang dan buruk. Kinerja pelaku tepung lokal tersebut akan berdampak pada kesinambungan pasokan sehingga dapat menggangu aktivitas rantai pasok. Untuk mengatasi hal tersebut diperlukan perancangan model kelembagaan yang tepat. Tahapan membangun model kelembagaan meliputi identifikasi elemen-elemen yang berpengaruh, keterkaitan antar elemen, dan menentukan elemen kunci sukses dengan mengunakan teknik Interpretative Structure Modelling (ISM). Pemilihan pola kelembagaan kemitraan antara petani dan pelaku industri tepung lokal dengan mengunakan fuzzy analytical hierarchy processing (FAHP). Hasil analisis menunjukkan bahwa pola kelembagaan kemitraan antara petani ubi kayu dengan pelaku usaha tepung tapioka dan tepung mocaf adalah pola inti plasma sedangkan pola kemitraan antara pelaku tepung lokal dengan tepung terigu adalah berbentuk sub-kontrak. Perencanaan bisnis yang dibahas pada studi ini meliputi: perencana produk, perencanaan pemasaran, perencanaan teknologi, dan analisis finansial. Kriteria kelayakan investasi yang digunakan adalah Net Present Value (NPV), Internal Rate of Return (IRR), Net B/C, Payback Period (PBP), dan analisis sensitivitas. Analisis kelayakan menggunakan discount factor 9% dan jangka investasi selama 20 tahun. Hasil kelayakan menunjukkan bahwa tepung terigu substitusi layak bila dijual pada harga jual minimal Rp. 6200.-. Analisis sensitivitas menunjuk bahwa bila terjadi kenaikan harga bahan baku sebesar 2% maka harga jual Rp. 6200 masih layak.id
dc.language.isoidid
dc.publisherIPB (Bogor Agricultural University)id
dc.subject.ddcManagementid
dc.subject.ddcSupply Chainid
dc.subject.ddc2014id
dc.subject.ddcBogor, Jawa Baratid
dc.titleModel Mitigasi Gangguan Rantai Pasok Tepung Terigu Dengan Substitusi Bahan Baku Tepung Lokalid
dc.typeDissertationid
dc.subject.keywordsubstitusi tepung teriguid
dc.subject.keywordoptimasi tujuan jamakid
dc.subject.keywordalgoritme evolusionerid
dc.subject.keywordkinerja rantai pasokid
dc.subject.keywordperencanaan bisnisid
dc.subject.keywordkelembagaanid


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record