Model Pengembangan Ekonomi Lokal Masyarakat Dalam Rangka Pelestarian Kawasan Cagar Alam Pegunungan Cycloop Jayapura Papua
View/ Open
Date
2017Author
Ngutra, Risky Novan
Putri, Eka Intan Kumala
Darusman, Dudung
Dharmawan, Arya Hadi
Metadata
Show full item recordAbstract
Kawasan Cagar Alam Pegunungan Cycloop yang berada di wilayah Jayapura
Provinsi Papua, merupakan kawasan hutan tropis dengan keanekaragaman hayati yang
tinggi dengan fungsi ekologis yang penting bagi kehidupan manusia. Pegunungan
Cycloop merupakan pegunungan yang membujur di sebelah Utara Jayapura pada
koordinat 2025‘ - 2034‘ LS dan 140024‘ - 140043‘ BT. Kawasan sebagai cagar alam
ditetapkan sejak tahun 1987, sesuai dengan SK Menteri Kehutanan No.782/Menhut-
II/2012 tanggal 27 Desember 2012 dengan luas kawasan sekitar 31.480 hektar.
Kawasan ini berfungsi sebagai daerah tangkapan air hujan bagi wilayah Kabupaten
Jayapura dan Kota Jayapura dan sebagai sumber pengairan bagi Danau Sentani. Namun
seiring dengan pertumbuhan penduduk dan meningkatnya permintaan terhadap sumber
daya alam, baik untuk kepentingan kehidupan sehari-hari maupun peningkatan
pendapatan daerah, mengalami tekanan dan ancaman yang serius. Masalah yang terjadi
di kawasan Cagar Alam Pegunungan Cycloop, telah dirasakan memasuki paruh waktu
tahun 2000an, dengan hutan yang berada dibeberapa lokasi sekitar kawasan cagar alam
telah dieksploitasi dan diperuntukan untuk lahan pertanian dan perkebunan masyarakat,
perumahan dan peralihan fungsi hutan ke bentuk yang menuju pada kerusakan alam dan
lingkungan. Hal ini yang mengakibatkan perubahan dan kerusakan hutan di sekitar
kawasan Pegunungan Cycloop yang semakin hari semakin mengkhawatirkan.
Tujuan penelitian ini adalah (1) mengidentifikasi aktivitas ekonomi lokal dan
sosial masyarakat di kawasan Cagar Alam Pegunungan Cycloop; (2) mengukur nilai
keberlanjutan dari kawasan Cagar Alam Pegunungan Cycloop; (3) membangun model
pengembangan ekonomi lokal masyarakat yang berwawasan lingkungan; (4)
menganalisis arah pengembangan dan kebijakan bagi ekonomi lokal masyarakat dalam
upaya pelestarian kawasan Cagar Alam Pegunungan Cycloop. Kebaruan (novelty) dari
penelitian ini terletak pada analisis komprehensif terhadap sebuah kawasan cagar alam
yang telah ditetapkan menjadi kawasan lindung tetapi pada masa mendatang kawasan
Cagar Alam Pegunungan Cycloop tetap mengakomodir kehadiran masyarakat adat serta
masyarakat pendatang untuk tetap melakukan kegiatan disekitar kawasan maupun di
dalam kawasan yang memanfaatkan sumber daya alam yang telah ditentukan secara
bersama-sama sebagai bagian untuk memenuhi kebutuhan hidup masyarakat secara
menyeluruh.
Hasil analisis menunjukan pemanfaatan sumber daya hutan pada kawasan Cagar
Alam Pegunungan Cycloop oleh masyarakat sekitar hutan merupakan hubungan
interaksi sosial ekonomi masyarakat untuk memenuhi kebutuhan. Bentuk interaksi
pemanfaatan sumber daya hutan melalui kegiatan pemungutan hasil hutan berupa bahan
pangan, kayu bakar, bahan rumah dan bangunan, pakan ternak, obat-obatan dan jenis
jasa hutan lainnya. Kegiatan ekonomi berupa strategi nafkah merupakan upaya alternatif
untuk menjaga kestabilan ekonomi rumah tangga agar dapat bertahan hidup (survive).
Sumber-sumber daya nafkah rumah tangga yang dimanfaatkan oleh masyarakat
meliputi (1) Modal Sumber daya Alam; (2) Modal Fisik; (3) Modal Manusia; (4) Modal
Finansial; (5) Modal Sosial. Variabel yang signifikan dengan tingkat signifikasi pada
taraf 0,05 adalah Jarak ke CAPC (Jr) (,035); Luas lahan yang diolah (Llh) (,010);
Pengeluaran Responden (Pnglrn) (,026); Lama tinggal responden (Lt) (,030); Variabel
yang tidak signifikan adalah Umur responden (Ur) (,309); Tingkat pendidikan
responden (Pddkn) (,427); Jumlah anggota keluarga (Jak) (,458); Pekerjaan responden
(Kerja) (,619); Penghasilan responden (Phsln) (,721); Asal responden (DAr) (0,713);
Program pemerintah dalam menegakkan daerah terlarang (DPP) (,492); Aturan
masyarakat Adat (DAa) (,820); Jenis Kelamin (DJk) (,191); Variabel-variabel tersebut
secara individu baik dengan tingkat kepercayaan antara 5% dan 10% tidak signifikan
menjelaskan variabel aktivitas responden di Kawasan CAPC. Status masyarakat yang
tahan pangan sebanyak 29% dari jumlah responden. 15% responden menunjukan tidak
tahan pangan. 56% responden menunjukan kurang tahan pangan. Masyarakat dengan
status rawan pangan sebesar 4 % dari total responden. Bagi responden yang kurang
rawan pangan sebanyak 17%, dan responden dengan status tidak rawan pangan
sebanyak 79%. Jumlah responden tersampling terdapat masyarakat dengan status
kurang sejahtera sebanyak 116 orang (89%), masyarakat dengan status miskin sebanyak
14 responden (10,77%).
Nilai indeks keberlanjutannya sebesar 60,81 yang berarti Kawasan Cagar Alam
Pegunungan Cycloop saat ini berada pada status Cukup berkelanjutan. Dimensi
ekonomi, Dimensi ekologi dan dimensi kelembagaan mempunyai kinerja cukup
berkelanjutan sedangkan dua dimensi lainnya dimensi teknologi dan dimensi sosial
menunjukkan kurang berkelanjutan. Simulasi skenario model yang ditawarkan bagi
keberlanjutan kawasan Cagar Alam Pegunungan Cycloop adalah model dengan
skenario melalui intervensi optimis terhadap parameter model, merupakan skenario
pilihan yang tepat untuk dilakukan dalam rangka mewujudkan pengelolaan kawasan
yang berkelanjutan. Arahan pengelolaan dan kebijakan yang dapat diimplementasikan
dalam proses pengelolaan kawasan penghidupan yang berkelanjutan adalah dengan
adanya intervensi pemerintah dan kerja sama yang dibangun antar masyarakat adat
(pemilik hak ulayat) akan memberikan pengaruh/dampak yang paling besar terhadap
perbaikan kinerja pengelolaan kawasan Cagar Alam Pegunungan Cycloop yang
berkelanjutan dan berkesinambungan.
Collections
- DT - Fisheries [715]