Trematodosis Pada Kerbau Di Kabupaten Toraja Utara Sulawesi Selatan
Abstract
Penelitian telah dilakukan untuk mengetahui prevalensi trematodosis pada
kerbau, serta faktor yang memengaruhi tingkat kejadian dan penanganan terhadap
penyakit kecacingan di Kabupaten Toraja Utara. Sampel tinja diambil dari 394 ekor
kerbau yang berasal dari 5 kecamatan di Kabupaten Toraja Utara dan diperiksa
dengan metode filtrasi bertingkat untuk mendeteksi keberadaan telur cacing dan
menentukan jumlah telur per gram tinja (TTGT). Faktor resiko yang berkaitan
dengan manajemen peternakan diperoleh dengan kuesioner melalui wawancara
langsung pada peternak. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 394 sampel tinja
yang diperiksa, sebanyak 154 sampel tinja (39.08%) positif terinfeksi cacing.
Sebanyak 139 sampel tinja (35.27%) positif Paramphistom dan 45 sampel tinja
(11.42%) positif Fasciola sp. Pada pemeriksaan infeksi tunggal prevalensi
Paramphistom 27.66%, Fasciola sp. 3.80% dan infeksi campuran
Paramphistom+Fasciola sp. adalah 7.61%. Tingginya prevalensi kecacingan akibat
tidak adanya pemberian obat cacing pada kerbau serta kondisi iklim yang memiliki
suhu yang optimum untuk berkembangnya telur cacing pada inang antara dalam hal
ini adalah siput.