Pola Asuh Orangtua Berdasarkan Gender Dan Motivasi Belajar Serta Perkembangan Kognitif Anak Sekolah Dasar Di Provinsi Papua Barat
View/ Open
Date
2016Author
Lawalata, Onna
Puspitawati, Herien
Hastuti, Dwi
Metadata
Show full item recordAbstract
Pola asuh orang tua adalah suatu keseluruhan interaksi antara orang tua dengan anak, di mana orang tua bermaksud menstimulasi anaknya dengan mengubah tingkah laku, pengetahuan serta nilai-nilai yang dianggap paling tepat oleh orang tua, agar anak dapat mandiri, tumbuh dan berkembang secara sehat dan optimal. Perkembangan kognitif adalah kempuan berpikir anak melalui pemahaman terhadap konsep, penyesuaian dan kemampuan menyelesaikan permasalahan. Perkembangan kognitif pada usia sekolah mengikuti tahapan perkembangan kognitif pada tahap konkret operasional (Piaget 2011). Oleh karena itu, kemampuan kognitif berhubungan dengan kemampuan kemandirian anak kelak saat dewasa.
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh pola asuh berdasarkan gender dan motivasi belajar terhadap perkembangan kognitif anak sekolah dasar. Pola asuh berdasarkan gender mencakup 3 dimensi yaitu pola asuh sehat, pola asuh makan dan pola asuh belajar. Instrumen pola asuh berdasarkan gender dikembangkan dari Hastuti (2014) dan Puspitawati (2009). Instrumen Motivasi dikembangkan dengan menggunakan Review of the Motivated Strategies for Learning Questionnaire (MSLQ) Using Reliability Generalization Techniques to Assess Scale Reliability (Robin Terrell Taylor. 2012). Perkembangan kognitif terdiri atas 4 dimensi yaitu Visual Sequencing, Auditory Sequencing, Intergration, Kosakata, diukur dengan menggunakan Instrumen perkembangan kognitif dikembangkan menggunakan Riley Inventory of Basic Learning Skills (RIBLS). Penelitian dilakukan di Kabupaten Kaimana meliputi Kaimana , Kampung Mairasi, Kampung Sisir 2 dan Kampung Murano yang dipilih secara purposive. Contoh penelitian adalah anak SD kelas III, IV dan V yang memiliki orang tua lengkap. Pemilihan contoh dilakukan dengan menggunakan metode pengacakan proporsional (proportional random sampling) dengan jumlah akhir contoh adalah 80 anak dan keluarga. Pengambilan data dilakukan dengan teknik wawancara dengan alat bantu kuesioner serta alat ukur RIBLS inventory. Data yang telah dikumpulkan dianalisis dengan analisis deskriptif, uji independent t-test, uji korelasi, dan uji regresi linear berganda.
Pola asuh sehat yang dilakukan ayah pada anak laki-laki dan perempuan termasuk kategori rendah jika dibandingkan pola asuh sehat yang dilakukan ibu pada laki-laki dan perempuan namun tidak terdapat perbedaan yang signifikan antar keduanya. Pola asuh makan yang dilakukan ayah pada anak laki-laki dan perempuan termasuk kategori rendah dan tidak terdapat perbedaan yang signifikan dengan pola asuh makan yang dilakukan ibu pada anak laki-laki dan perempuan rendah. Namun demikian, terdapat perbedaan yang signifikan antara anak laki-laki dan perempuan dimana pola asuh makan pada anak perempuan lebih baik jika dibandingkan anak laki-laki. Pola asuh belajar yang dilakukan ayah pada anak laki-laki dan perempuan termasuk kategori rendah sementara pola asuh belajar yang dilakukan ibu pada anak laki-laki termasuk kategori rendah jika
dibandingkan perempuan dan terdapat perbedaan dimana pola asuh belajar ibu kepada anak perempuan lebih tinggi jika dibandingkan anak laki-laki.
Secara keseluruhan pola asuh ibu pada anak perempuan lebih tinggi jika dibandingkan anak laki-laki. Umumnya orang tua bersikap lebih ketat pada anak perempuan, lebih memberikan pendampingan dan bimbingan, sedangkan pada anak laki-laki lebih memberi kebebasan. Demikian pula secara keseluruhan pola asuh yang dilakukan ayah lebih rendah jika dibandingkan pola asuh yang dilakukan ibu.
Lama pendidikan ayah dan ibu memiliki hubungan positif signifikan dengan perkembangan kognitif anak hal ini menunjukkan bahwa semakin tinggi pendidikan ayah dan ibu, maka capaian perkembangan kognitif anak semakin baik.
Usia anak, lama pendidikan ayah, dan motivasi belajar anak berpengaruh positif signifikan terhadap perkembangan kognitif anak. Hal ini menunjukkan bahwa semakin matangnya usia anak, tingkat pendidikan ayah yang tinggi, dan motivasi belajar anak yang tinggi maka semakin besar capaian perkembangan kognitif pada anak. Sebagian besar perkembangan kognitif anak secara umum terkategori rendah. Terdapat perbedaan signifikan antara perkembangan kognitif dimensi integration dan dimensi kosakata pada anak laki-laki dan anak perempuan.
Berdasarkan hasil penelitian maka disarankan untuk : 1) memperbaiki pola asuh (sehat, makan, dan belajar) terutama pada anak laki-laki, 2) meningkatkan kemampuan orangtua dalam memberikan asuhan (sehat, makan, dan belajar), 3) meningkatkan kemampuan orangtua dalam memberikan asuh belajar dan kemampuan guru dalam memberikan stimulasi di Sekolah terutama untuk aspek penguasaan kata, konsep objek (buah, sayur, dan lain-lain) melalui contoh konkrit di seputar kehidupan anak.
Collections
- MT - Human Ecology [2190]