Dinamika Fraksi Pinorganik pada Ultisol Jasinga yang Diberi Perlakuan Kapur, Kompos, Arang, dan Fosfat Alam: Fraksi Fe-P larut pereduksi, Fe- dan Al-P terselubung, Ca-P
Abstract
Pemanfaatan Ultisol sebagai lahan pertanian pangan maupun perkebunan
dihadapkan pada berbagai faktor pembatas, diantaranya kadar bahan organik dan
hara termasuk fosfor (P) serta pH rendah dan kejenuhan Al tinggi. Dalam tanah P
dijumpai dalam bentuk organik dan inorganik. Pinorganik tanah terdiri dari beberapa
fraksi dengan tingkat ketersediaan yang berbeda bagi tanaman. Penelitian ini
bertujuan mempelajari dinamika tiga fraksi Pinorganik tanah (Fe-Plarut pereduksi, Fe- dan
Al-Pterselubung, serta Ca-P) pada Ultisol Jasinga yang diberi perlakuan kapur, kompos,
arang, dan fosfat alam (FA). Percobaan pot berisi tanah Ultisol Jasinga setara 250
g BKM dilakukan menurut rancangan acak lengkap dua perlakuan dengan tiga
ulangan. Perlakuan pertama adalah delapan jenis ameliorasi yang terdiri atas
kontrol, pengapuran setara ¼ Aldd, pengapuran setara ½ Aldd, pengapuran setara 1
Aldd, kompos 5%, kompos 10%, arang sekam padi 4%, dan arang kayu sengon 4%.
Perlakuan kedua adalah pemupukan FA yang terdiri dua taraf yaitu tanpa dan
dengan FA 400 ppm P. Secara keseluruhan terdapat 48 satuan percobaan pot yang
diinkubasikan empat minggu setelah perlakuan dalam kondisi kadar air kapasitas
lapang. Ultisol Jasinga yang digunakan memiliki kadar Al-dd 17,52 cmol(+).kg-1 dan
P tersedia (Bray 1) 1,77 mg.kg-1. Kompos dibuat dari kulit kakao dan pukan sapi
(2:1). Arang dibuat dengan teknik pirolisis. Fraksionasi P dilakukan dengan metode
Chang dan Jackson. Pengaruh perlakuan dievaluasi berdasarkan analisis ragam dan
uji DMRT pada taraf uji 5%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa fraksi Fe-Plarut
pereduksi paling dominan, diikuti fraksi Fe- dan Al-Pterselubung dan Ca-P. Interaksi
perlakuan ameliorasi dan pemupukan FA berpengaruh sangat nyata terhadap
dinamika ketiga fraksi. Konsentrasi ketiga fraksi P tanah tersebut meningkat dengan
pemberian FA pada semua perlakuan ameliorasi. Secara umum fraksi Fe-Plarut
pereduksi meningkat dengan pengapuran, pemberian kompos dan pemberian arang.
Fraksi Fe-Plarut pereduksi tertinggi dihasilkan oleh kombinasi perlakuan pengapuran
setara 1 Al-dd dengan penambahan FA. Fraksi Fe- dan Al-Pterselubung relatif menurun
dengan pengapuran, dan sebaliknya meningkat dengan pemberian kompos dan
arang. Konsentrasi fraksi Fe- dan Al-Pterselubung terendah dihasilkan oleh kombinasi
pengapuran setara ¼ atau ½ Al-dd tanpa penambahan FA. Fraksi Ca-P relatif tidak
dipengaruhi pengapuran kecuali pada perlakuan pengapuran setara 1 Aldd yang
nyata meningkatkan fraksi ini. Fraksi Ca-P relatif tidak dipengaruhi oleh kompos,
namun meningkat dengan pemberian arang. Walaupun penambahan kompos
meningkatkan ketiga fraksi, pemberian kompos 10% menghasilkan konsentrasi
yang lebih rendah dibandingkan pemberian kompos 5%.