Percampuran Vertikal Dan Gaya Pembangkit Turbulensi Di Selat Makassar
View/ Open
Date
2016Author
Prihatini, Dahlia
Purba, Mulia
Naulita, Yuli
Metadata
Show full item recordAbstract
Selat Makassar merupakan salah satu jalur masuk utama
Arlindo yang membawa massa air dari Samudra Pasifik ke
Samudra Hindia. Penelitian mengenai sebaran spasial
turbulensi vertikal serta gaya-gaya pembangkitnya belum
banyak dilakukan pada keseluruhan area di Selat Makassar.
Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari distribusi
spasial turbulensi vertikal dengan parameter energi kinetik
disipasi turbulen ( ) dan diffusivitas vertikal ( ), serta
untuk menganalisis gaya pembangkit turbulensi vertikal di
keseluruhan area Selat Makassar. Data hidrografi massa air
didapat dari alat CTD, serta SADCP yang diperoleh dari
pelayaran Ekspedisi Widya Nusantara (EWIN) pada 3-22 Juni
2013.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah
dengan menghitung Skala Thorpe. Selanjutnya untuk
memvalidasi hasil dari metode skala Thorpe, diakukan tes
water-mass dari GK test. Nilai dan yang didapat dari
hasil perhitungan skala Thorpe, selanjutnya akan dihubungkan
dengan gradien vertikal kecepatan arus dan gesekan angin di
lapisan tercampur. Kondisi stabilitas massa air dilihat
dengan menghitung nilai Richardson Number dan Bouyancy
frequency Kesamaan pola antara pasut permukaan dengan
pola kontur menegak garis isopycnal dilihat untuk mengetahui
hubungan antara turbulensi vertikal dan gelombang internal
di lapisan termoklin. Topografi dasar Selat Makassar juga
dianalisa untuk mengetahui pengaruhnya khususnya bagi
pengadukan di dekat dasar perairan.
Lapisan tercampur, termoklin dan lapisan dalam Selat
Makassar memiliki turbulensi vertikal yang relatif lebih
intensif pada sisi Utara dengan nilai berkisar pada orde
[0(10-4 - 10-1) m2s-1] dibandingkan sisi selatannya [0(10-6 -
10-4) m2s-1]. Turbulensi vertikal di lapisan tercampur
kemungkinan besar disebabkan oleh gradien vertikal kecepatan
arus, dimana nilai yang sebagian besar bernilai kurang
dari nilai kritisnya. Selain itu tekanan angin di bagian
Selatan dan tengah Selat Makassar juga berpengaruh besar
terhadap turbulensi vertikal di lapisan tercampur.
Turbulensi vertikal di lapisan termoklin untuk transek
Barat-Timur lebih intensif terjadi di sisi Timur. Hal ini
bisa dilihat dengan terdapatnya turbulensi vertikal hampir
pada semua stasiun di sisi Timur Selat Makassar dengan nilai
[0(10-3 - 10-2) m2s-1]. Turbulensi vertikal juga ditemukan
pada area dimana terdapat eddy, yaitu di sisi Barat dan
Timur selat dengan nilai yang relatif menengah sampai
besar. Selain itu Turbulensi vertikal yang relatif besar
dengan nilai lebih dari 10-4 m2s-1 terdapat di Kanal Labani
pada kedalaman sekitar 350-400 m. Beberapa kontur menegak
densitas pada lapisan ini memiliki kesamaan pola dengan
pasut permukaan.
Turbulensi vertikal di lapisan dalam pada transek
barat-timur lebih intensif pada area yang dekat dengan
dinding dan dasar selat, dimana baik sisi Barat maupun Timur
selat sama-nama memiliki beberapa turbulensi vertikal dengan
orde yang relatif besar dengan nilai [0(10-4 - 10-1) m2s-1].
Turbulensi vertikal yang lebih intensif di lapisan dalam
kemungkinan besar disebabkan oleh kekasaran topografi dasar
perairan dan kemiringan dinding (slope) Selat Makassar.
Collections
- MT - Fisheries [3011]