dc.description.abstract | Produksi ikan patin di Indonesia terus menunjukkan peningkatan setiap
tahunnya. Peningkatan produksi dalam negeri dan permintaan yang tinggi di luar
negeri menjadikan komoditas ini potensional sebagai komoditas ekspor. Salah satu
kendala dalam usaha ekspor produk ikan patin (Pangasianodon hypophthalmus)
adalah warna daging yang dihasilkan berwarna kekuningan. Ikan patin pasupati
adalah hibrida dari patin siam dan patin jambal yang mempunyai warna daging
putih. Spesifikasi daging ikan patin pasupati sesuai dengan permintaan pasar ekspor.
Permasalahan ikan patin pasupati adalah intoleran terhadap oksigen terlarut rendah.
Usaha untuk mengatasi masalah oksigen terlarut yang rendah adalah dengan aerasi.
Pipa mikro-pori adalah pipa karet yang memiliki ukuran pori sangat kecil (μm).
Pipa ini jika dijadikan difuser mampu menghasilkan gelembung yang lebih kecil,
sehingga mampu meningkatkan kadar oksigen terlarut. Penelitian ini bertujuan
mengevaluasi pengaruh penggunaan pipa mikro-pori sebagai difuser terhadap
kualitas air, respons fisiologis dan kinerja produksi pada pembesaran ikan patin
pasupati (Pangasius sp).
Penelitian ini menggunakan rancangan acak lengkap dengan 4 perlakuan dan
3 ulangan. Data dianalisis secara statistik dengan ANOVA (one-way analysis of
variance) menggunakan program SPSS 22. Parameter yang berbeda nyata
dilakukan uji lanjut Duncan. Pipa mikro-pori dibentuk dalam beberapa desain yaitu
linear (L), sirkular (S), dan paralel (P), batu aerasi digunakan sebagai kontrol (K).
Ikan patin dengan bobot 78,33±2,34 g ekor-1 dipelihara di bak fiberglass sebanyak
12 buah yang berukuran ø 1,60 m dan tinggi 0,4 m dengan kepadatan 12 ekor ikan
bak-1 selama 60 hari pemeliharaan. Pemberian pakan sebesar 5% dari biomassa ikan,
yang diberikan sebanyak 2 kali sehari pada pukul 08.00 dan 18.00 WIB.
Parameter uji yang diamati yaitu ukuran diameter gelembung, serta kualitas
air, yang meliputi oksigen terlarut, suhu, pH, TAN, alkalinitas, dan CO2 bebas.
Respons hematologis meliputi konsentrasi hemoglobin, hematokrit, jumlah sel
darah merah, dan sel darah putih, respons stres glukosa dan gas darah (pH dan
saturasi oksigen darah). Kinerja produksi meliputi laju pertumbuhan harian,
kelangsungan hidup, feed conversion ratio (FCR) dan biomassa panen bersih.
Hasil menunjukkan pipa mikro-pori menghasilkan gelembung dengan
diameter lebih kecil 0,039 -0,127 mm (p<0,1) dibandingkan dengan kontrol dan
oksigen terlarut lebih stabil pada kisaran 4,9-7,6 mg L-1. Penggunaan pipa mikropori
menghasilkan kelangsungan hidup (%) 97,22±0,39 pada perlakuan linear,
91,6±6,80 sirkular, dan 97,22±0,39pada perlakuan paralel berbeda nyata (p<0,1)
terhadap kontrol 33,33±6,80. Hasil FCR pada penelitian ini menunjukkan
penggunaan difuser mikro-pori mampu menghasilkan FCR 1,50±0,14 pada
perlakuan linear, 1,20±0,19 perlakuan sirkular 1,43±0,33 perlakuan paralel (p>0,1)
tidak berbeda nyata terhadap kontrol sebesar 1,65±0,30. Biomassa panen
menunjukkan hasil (kg) 2,02±0,88 pada perlakuan kontrol, 6,51±0,69 perlakuan
linear, 6,16±0,41 perlakuan sirkular, dan 6,46±0.12 perlakuan paralel (p<0,1).
Kualitas air selama penelitian masih dalam kondisi optimal untuk pemeliharaan
ikan patin pasupati, dengan kisaran oksigen terlarut 3,7-7,6 mg L-1, suhu antara
25,1-29,5 °C, pH 6,3-8,8, TAN 0,03-0,08 mg L-1, alkalinitas pada kisaran 30,53-
45,80 mg L-1, dan CO2 bebas dalam kisaran 0,36-0,61 mg L-1. | id |