dc.description.abstract | Pendekatan River Continuum Concept ialah pendekatan yang menggambarkan dinamika perubahan yang terjadi pada sistem sungai, perubahan yang terjadi yaitu kondisi fisik (orde sungai, penutupan kanopi vegetasi, dan tata guna lahan) dan struktur komunitas yang ada didalamnya.Tujuan penelitian ini adalah untuk menghubungkan struktur komunitas makroavertebratadengan kondisi lingkungan bagian hulu sungai. Penelitian dilakukan di bagian hulu Sungai Cisadane. Salah satu bagian hulu sungai ini diantaranya yaitu berada di kawasan konservasi Taman Nasional Gunung Halimun Salak (TNGHS). Lokasi stasiun pengamatan terbagi menjadi dua area, yaitu di dalam kawasan TNGHS dan luar kawasan TNGHS.
Makroavertebrata yang ditemukan di hulu Sungai Cisadane ialah 65 genus, 38 famili dan 11 ordo. Keragaman makroavertebrata diketahui lebih tinggi signifikan (p<0.05) pada stasiun-stasiun yang berada di dalam taman nasional (stasiun 1, 2,3, dan 4) dibandingkan dengan yang diluar taman nasional (stasiun 5 dan 6). Sedangkan kepadatan sebaliknya, yaitu lebih rendah pada stasiun-stasiun yang berada didalam kawasan taman nasional dibandingkan dengan yang di luar taman nasional (p<0.05).
BerdasarkanLincoln Quality Index (LQI), Family Biotic Index (FBI), dan Stream Invertebrate Grade Number Average Level 2 (SIGNAL 2), sungai yang berada di dalam kawasan TNGHS memiliki status ekologi yang lebih baik dibandingkan sungai yang berada di luar kawasan TNGHS. Selain itu analisis Functional Feeding Group (FFG) juga dilakukan, yaitu shredders dan predators memiliki komposisi tinggi pada sungai yang berada di dalam kawasan TNGHS dibandingkan dengan sungai yang berada di luar kawasan TNGHS. Sedangkan scrappers dan collectors sebaliknya yaitu komposisinya lebih tinggi pada sungai yang berada diluar kawasan TNGHS. Perubahan komposisi makroavertebrata inimenunjukkan kesesuaian dengan river continuum concept.
Pengukuran atribut-atribut penting ekosistem sungai (P/R, CPOM/FPOM, TFPOM/BFPOM, dan stabilitas substrat dasar sungai) dilakukan dengan menggunakan rasio FFG. Keenam stasiun pengamatan memiliki nilai P/R<0.75, sehingga dikarakterisasikan sebagai ekosistem perairan heterotrof. Nilai rasio CPOM/FPOM menunjukkan bahwa hubungan organisme shredders dengan vegetasi riparian kuat pada stasiun-stasiun yang berada di dalam kawasan TNGHS dan lemah pada stasiun-stasiun yang berada di luar kawasan TNGHS. Nilai Rasio TFPOM/BFPOM pada seluruh stasiun pengamatan,berada dibawah nilai ambang batas normal. Rasio FFG untuk stabilitas substrat dasar sungaimenggambarkan hanya satu stasiun yang nilainya berada di bawah nilai ambang batas yaitu stasiun 1. Sementara itu untuk stasiun pengamatan lainnya stabilitas substrat dasar sungai cukup baik. | id |