dc.description.abstract | Tambang batu kapur (limestone) merupakan suatu usaha untuk mendapatkan
bahan baku yang akan digunakan dalam berbagai kebutuhan industri seperti
pabrik semen, keramik, dan kosmetik. Untuk memenuhi kebutuhan akan bahan
baku kapur maka dilakukan penambangan secara terbuka. Ancaman yang dapat
ditimbulkan dari penambangan ini ialah bahaya erosi, perubahan sifat fisik dan
kimia tanah, serta perubahan kualitas air sungai. Selain itu dampak yang paling
mendasar ialah terjadinya perubahan terhadap ekosistem dari daerah tersebut.
Salah satu langkah untuk mempercepat perbaikan lahan tersebut adalah dengan
cara melakukan revegetasi. Kendala yang sering dihadapi ialah tumbuhan pionir
yang ditanam di daerah tersebut tidak mudah mendapatkan unsur hara terutama
fosfat (P). Akar tumbuhan tidak dapat melarutkan unsur P dari batuan kapur.
Untuk itu perlu diberi perlakuan terlebih dahulu dengan cara pemberian bakteri
yang dapat melarutkan unsur fosfat.
Penelitian ini bertujuan untuk: (1) menganalisis kandungan kimia dan
biologi tanah di tempat dilakukan isolasi bakteri di tambang kapur Palimanan PT
Indocement Tunggal Prakarsa, Tbk., (2) mengisolasi bakteri pelarut fosfat dari
lokasi penambangan batu kapur, dan (3) menguji kemampuan dan karakterisasi
bakteri pelarut fosfat terhadap pelarutan fosfat pada tanah asal tambang kapur.
Pada penelitian ini dilakukan pengambilan sampel tanah di lima titik daerah
tambang kapur PT Indocement Tunggal Prakarsa, Tbk berlokasi di daerah
Palimanan Cirebon, Jawa Barat, kemudian dilakukan analisis kimia bahan tanah
dari daerah kapur tersebut. Untuk mendapatkan bakteri pelarut fosfat dilakukan
isolasi dari contoh tanah menggunakan media agar-agar Pikovskaya. Bakteri yang
menghasilkan zona bening menunjukkan aktivitas pelarutan fosfat kemudian
diukur indek pelarutannya. Karakterisasi dan identifikasi bakteri dilakukan dengan
uji biokimia, kit API serta sekuensing 16S rRNA. Hasil karakterisasi dengan uji
biokimia dan kit API kemudian diverifikasi dengan buku Bergey’s Manual of
Determinative Bacteriology. Data hasil sekuensing kemudian dibandingkan
dengan data dari Gen Bank dengan metode BLAST server (Basic Local Alignment
Search Tool) dari National Center for Biotechnology Information (NCBI).
Hasil analisis kimia terhadap kelima sampel tanah menunjukkan semua
sampel memiliki pH basa antara 8.8 – 9.7. Total fosfat yang terkandung didalam
kelima sampel tanah sebesar 1060 - 2390 ppm. Isolasi bakteri didaerah tambang
kapur Palimanan didapatkan 5 isolat bakteri yang terpilih yang dapat melarutkan
fosfat. Satu isolat bakteri merupakan Gram positif berbentuk kokus, empat isolat
bakteri Gram negatif berbentu batang. Kelima isolat bakteri ini dapat melarutkan
fosfat dari bahan Ca3(PO4)2 dengan membentuk zona bening dalam media
Pikovskaya. Indeks pelarutan fosfat (IP) dari 5 isolat yang terpilih antara 0.23 –
1.00. Identifikasi spesies bakteri dengan gen 16S rRNA menunjukkan hasil yaitu
Staphylococcus sp. (QC1A.1), Pseudomonas mosselii (QC5A.1), Pseudomonas
mosselii (QC5B.1), Pantoea ananatis (QC5C.1), dan Pseudomonas
oryzihabitans (QC5B.3).
Uji kemampuan pelarutan fosfat pada kelima tanah uji yang berasal dari
daerah tambang kapur yang berbeda menujukkan indeks peningkatan kelarutan
antara 1.63 sampai 3.54. Kemampuan melarutkan fosfat tergantung kepada
spesies bakteri dan jenis tanah yang digunakan. Spesies bakteri ini dapat tumbuh
dan beradaptasi pada suasana basa dan berkapur sehingga dapat dimanfaatkan
untuk proses revegetasi lahan bekas tambang kapur. | id |