Show simple item record

dc.contributor.advisorMarliyati, Sri Anna
dc.contributor.advisorEkayanti, Ikeu
dc.contributor.authorRahmawati, Lusi Anindia
dc.date.accessioned2017-01-30T07:46:47Z
dc.date.available2017-01-30T07:46:47Z
dc.date.issued2016
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/82769
dc.description.abstractDown Syndrome merupakan kondisi kelainan genetik yang terjadi pada masa pertumbuhan janin (pada kromosom 21/trisomi 21) dengan gejala yang sangat bervariasi. Gejala yang muncul umumnya berupa keterbelakangan mental serta bentuk muka mongoloid. Masalah gizi yang sering terjadi pada anak Down Syndrome adalah kegemukan. Masalah gizi ini harus dicegah agar tidak semakin memperburuk kondisi kesehatan dan membatasi kesempatan mereka untuk berpartisipasi di dalam berbagai kegiatan yang penting untuk perkembangan fisik dan emosionalnya. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan antara persepsi ibu terhadap Down Syndrome, tingkat pengetahuan gizi ibu, pola konsumsi pangan, dan aktivitas fisik dengan status gizi anak Down Syndrome. Tujuan khusus penelitian ini adalah: 1) Mengidentifikasi karakteristik umum anak Down Syndrome beserta keluarganya, 2) Menganalisis persepsi ibu terhadap Down Syndrome dan pengetahuan gizi ibu, 3) Menganalisis pola konsumsi pangan, aktivitas fisik, dan status gizi anak Down Syndrome, 4) Menganalisis hubungan antara persepsi ibu terhadap Down Syndrome dan tingkat pengetahuan gizi ibu dengan status gizi anak Down Syndrome, 5) Menganalisis hubungan antara pola konsumsi pangan dan aktivitas fisik dengan status gizi anak Down Syndrome, dan 6) Menentukan faktor yang paling berpengaruh terhadap status gizi anak Down Syndrome. Penelitian ini merupakan penelitian yang bersifat deskriptif kuantitatif dengan menggunakan desain cross sectional study. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April – Juni 2015 di Kabupaten Magetan, Jawa Timur. Contoh penelitian ini terdiri atas 50 anak-anak Down Syndrome yang berasal dari kelima sekolah luar biasa yang dipilih secara purposive. Kriteria inklusi yang ditetapkan untuk contoh adalah 1) anak berusia 6 – 18 tahun, 2) tidak mempunyai penyakit kronis, 3) tinggal bersama ibu kandungnya dalam satu rumah, dan 4) ibu bersedia ikut berpartisipasi dalam penelitian. Data dikumpulkan dengan wawancara menggunakan kuesioner yang diisi oleh ibu contoh serta penimbangan dan pengukuran langsung terhadap berat dan tinggi badan contoh. Analisis statistik yang digunakan adalah analisis univariat, bivariat, dan multivariat menggunakan Regresi Logistik. Lebih dari separuh contoh dalam penelitian ini berusia ≤ 12 tahun (58.0%), sebagian besar contoh berjenis kelamin laki-laki (66.0%) dan secara keseluruhan berada dalam kelompok retardasi mental sedang (100.0%). Sebagian besar ibu contoh memiliki tingkat pendidikan yang rendah (62.0%), berusia ≥ 44 tahun (52.0%), dan merupakan ibu rumah tangga yang tidak bekerja (52.0%). Selain itu, sebagian besar contoh berasal dari keluarga kecil (64.0%) dan keluarga yang tergolong tidak miskin (58.0%). Lebih dari separuh ibu contoh (54.0%) memiliki persepsi positif terhadap Down Syndrome. Pengetahuan gizi yang dimiliki sebagian besar ibu contoh masih tergolong sedang (60.0%) dengan rata-rata skor pengetahuan gizi 59.2. Secara umum, pola konsumsi pangan contoh dalam penelitian ini masih kurang seimbang. Sebagian besar contoh mengonsumsi pangan sumber karbohidrat (70.0%) dan protein (52.0%) secara berlebih, sedangkan kelompok pangan lain seperti sayur (100.0%) dan buah (90.0%) memiliki pola konsumsi yang kurang pada hampir keseluruhan contoh. Berdasarkan tingkat kecukupan energi dan zat gizi, sebagian besar contoh memiliki tingkat kecukupan energi, protein, dan karbohidrat berlebih (masing-masing 42.0%, 40.0%, dan 64.0%). Namun, tingkat kecukupan lemak dan serat sebagian besar contoh berada dalam kategori kurang (masing-masing 44.0% dan 100.0%). Keseluruhan contoh (100.0%) dalam penelitian ini memiliki aktivitas fisik yang tergolong ringan (PAL= 1.44). Berdasarkan Indeks Massa Tubuh menurut Umur (IMT/U), 40.0% contoh berstatus gizi gemuk atau obese, 8.0% berstatus gizi kurus atau sangat kurus, dan 52.0% berstatus gizi normal. Variabel independen yang berhubungan dengan status gizi anak Down Syndrome pada penelitian ini adalah asupan protein dan asupan lemak (p<0.05), sedangkan variabel lain seperti persepsi ibu terhadap Down Syndrome, tingkat pengetahuan gizi ibu, frekuensi konsumsi pangan, dan aktivitas fisik tidak berhubungan secara signifikan dengan status gizi anak Down Syndrome (p>0.05). Meskipun demikian, berdasarkan analisis Pearson, persepsi ibu terhadap Down Syndrome diketahui memiliki hubungan yang positif dengan konsumsi pangan sumber karbohidrat dan buah-buahan. Pada penelitian ini, analisis multivariat yang dilakukan terhadap beberapa variabel yang berhubungan dengan status gizi anak Down Syndrome tidak menunjukkan adanya faktor yang paling berpengaruh terhadap status gizi anak Down Syndrome.id
dc.language.isoidid
dc.publisherBogor Agricultural University (IPB)id
dc.subject.ddcNutritionid
dc.subject.ddcFood consumptionid
dc.subject.ddc2015id
dc.subject.ddcMagetan-JATIMid
dc.titleHubungan Antara Persepsi Ibu, Tingkat Pengetahuan Gizi Ibu, Pola Konsumsi Pangan, Dan Aktivitas Fisik Dengan Status Gizi Anak Down Syndromeid
dc.typeThesisid
dc.subject.keywordDown Syndromeid
dc.subject.keywordpengetahuan giziid
dc.subject.keywordpersepsi ibuid
dc.subject.keywordstatus giziid


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record