Analisis Permintaan Daging Sapi Impor Indonesia
View/ Open
Date
2016Author
Destiarni, Resti Prastika
Suharno
Tinaprilla, Netti
Metadata
Show full item recordAbstract
Daging sapi merupakan komoditas yang diyakini permintaannya akan terus
meningkat seiring dengan peningkatan pendapatan penduduk Indonesia. Hal
tersebut juga ditunjukkan dari tren konsumsi penduduk Indonesia yang meningkat
setiap tahunnya. Namun peningkatan konsumsi tersebut belum dapat dipenuhi
sepenuhnya oleh produksi lokal. Ada defisit antara konsumsi dan produksi daging
sapi di Indonesia. Padahal tingkat konsumsi daging sapi penduduk Indonesia masih
tergolong rendah sebesar 2.36 kg/kapita/tahun. Adanya defisit pemenuhan
kebutuhan daging sapi tersebut mendorong pemerintah untuk melakukan kegiatan
impor. Selain itu, Indonesia sebagai salah satu pemain global tidak bisa dilepaskan
dari kegiatan perdagangan internasional. Adanya kebijakan swasembada daging
sapi yang dilakukan pemerintah diharapkan dapat menjadi salah satu cara untuk
mengurangi impor daging sapi apalagi tren impor daging sapi Indonesia
menunjukkan pertumbuhan yang negatif. Terdapat tiga negara yang menguasai
pasar daging sapi impor Indonesia. Ketiga negara tersebut memiliki pangsa ratarata
84 persen. Secara tidak langsung, Indonesia menggantungkan kebutuhan
daging sapi impornya pada tiga negara tersebut. Berdasarkan hal tersebut, perlu
dilakukan analisis untuk menggambarkan keragaan permintaan daging sapi di
Indonesia sehingga dapat membantu pemerintah mengetahui faktor-faktor yang
mempengaruhi kegiatan impor daging sapi Indonesia. Tujuan penelitian ini secara
khusus antara lain: 1) Menganalisis keragaan bisnis komoditas daging sapi di
Indonesia; 2) Menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi permintaan impor
daging sapi di Indonesia; dan 3) Menganalisis posisi persaingan tiga negara sumber
daging sapi impor Indonesia.
Berdasarkan keragaan produksi daging sapi di Indonesia, jumlah produksi
daging sapi di Indonesia meningkat rata-rata sebesar 3.05 persen per tahunnya
dengan sentra produksi daging sapi di Indonesia adalah Provinsi Jawa Timur.
Konsumsi daging sapi per kapita Indonesia meningkat dengan tingkat kelajuan
konsumsi sebesar 1.40 persen per tahun. Tingkat konsumsi ini diramalkan akan
meningkat sebesar 4.8 persen sampai tahun 2024 sehingga kebutuhan daging sapi
akan meningkat setiap tahunnya. Adanya fluktuasi harga daging sapi dalam negeri
berbanding terbalik dengan ketersediaan pasokan daging sapi dalam negeri. Ratarata
kenaikan harga daging sapi di Indonesia mencapai 13.49 persen dan diprediksi
akan terus meningkat jika pasokan daging sapi belum stabil. Salah satu penyebab
tingginya harga daging sapi adalah panjangnya rantai pasok daging sapi dari
peternak hingga ke tangan konsumen.
Hasil analisis faktor-faktor yang mempengaruhi permintaan daging sapi
impor menunjukkan bahwa faktor-faktor yang berpengaruh signifikan terhadap
volume impor daging sapi adalah tingkat konsumsi masyarakat Indonesia, harga
domestik, dan harga daging sapi impor. Semakin tinggi tingkat konsumsi daging
sapi di Indonesia akan menyebabkan peningkatan volume impor daging sapi
terutama jika tidak diimbangi dengan pasokan dalam negeri. Harga daging sapi
dalam negeri yang tinggi dan harga daging sapi impor yang lebih rendah akan
menyebabkan peningkatan volume impor.
Berdasarkan hasil analisis permintaan, Australia memiliki pangsa pasar
(share) terbesar di pasar daging impor Indonesia. Diikuti oleh Selandia Baru, Rest
of World (ROW), dan yang terakhir adalah Amerika Serikat dengan share terkecil.
Elastisitas pengeluaran merupakan persentase perubahan pangsa atau share ekspor
negara sebagai respon terhadap perubahan total impor Indonesia. Elastisitas
pengeluaran Australia paling elastis. Untuk elastisitas harga sendiri, nilai elastisitas
semua negara bernilai negatif. Hal ini sesuai dengan hukum permintaan yang
menyatakan bahwa ketika harga suatu komoditas meningkat, maka permintaan atau
share terhadap produk tersebut akan turun. Nilai elastisitas silang antar negara
tersebut menunjukkan bahwa komoditas ketiga negara saling bersubstitusi yang
artinya antar negara sumber impor saling bersaing.
Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa perlu adanya upaya perbaikan
sistem agribisnis komoditas daging sapi di Indonesia. Pemerintah dapat melakukan
diversifikasi daging untuk mengantisipasi peningkatan konsumsi daging sapi
sehingga konsumsi daging sapi yang meningkat dapat di diversifikasi pada
komoditas daging lainnya. Selain itu, diperlukan kekonsistenan kebijakan dalam
bentuk pengawasan yang diambil pemerintah untuk menjamin tidak ada oknum
yang memanfaatkan peluang dengan melakukan penyimpangan.
Collections
- MT - Economic and Management [2970]