Show simple item record

dc.contributor.advisorMadanijah, Siti
dc.contributor.advisorEkayanti, Ikeu
dc.contributor.authorRukmana, Rahayu Kania
dc.date.accessioned2017-01-30T07:44:19Z
dc.date.available2017-01-30T07:44:19Z
dc.date.issued2016
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/82759
dc.description.abstractKonsumsi lemak penduduk Indonesia telah melewati batas yang dianjurkan. WNPG (2012) menyarankan agar konsumsi lemak pada dewasa tidak melebihi 25% dari total energi. Hasil analisis dari SUSENAS menunjukkan bahwa rata-rata asupan lemak penduduk Indonesia adalah 58.1 g/kap/hari pada tahun 2002 dan meningkat menjadi 64.7 g/kap/hari pada tahun 2009 (Hardinsyah 2011). Sementara itu, menurut FAO (2010), proporsi lemak jenuh dan asam lemak trans masing-masing maksimal 8% dan 1% dari energi total. Hal ini berarti dengan kecukupan energi 2000 kkal, usia dewasa perlu membatasi konsumsi lemaknya pada 56 g/hari dan lemak jenuh sekitar 18 g/hari. Pengetahuan gizi akan mempengaruhi pemilihan makanan pada orang dewasa, hal ini dapat dilihat dari perbedaan perilaku makan. Pengetahuan gizi dapat mempengaruhi seseorang dalam menentukan jenis dan jumlah makanan yang dikonsumsi, dimana semakin baik pengetahuan seseorang, akan semakin positif sikapnya terhadap gizi. Pengetahuan merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi persepsi (Schiffman 1982). Tujuan umum penelitian ini adalah untuk menganalisis pengaruh dari pengetahuan gizi dan persepsi mengenai fattening foods terhadap kebiasaan konsumsi makanan berlemak pada kelompok usia remaja dan dewasa. Tujuan khusus antara lain: 1) mengidentifikasi karakteristik (jenis kelamin, usia, pendidikan, pekerjaan, pendapatan), status gizi (IMT dan lingkar pinggang), pengetahuan gizi, dan persepsi subjek mengenai fattening foods, 2) mengidentifikasi konsumsi lemak subjek; 3) menganalisis hubungan karakteristik dengan pengetahuan gizi dan persepsi subjek, 4) menganalisis hubungan pengetahuan gizi dengan persepsi dan konsumsi lemak subjek, 5) menganalisis hubungan persepsi fattening foods dengan konsumsi lemak dan status gizi subjek, 6) menganalisis hubungan antara konsumsi lemak dengan status gizi subjek. Desain penelitian ini adalah cross sectional study. Penentuan jumlah subjek berdasarkan hasil perhitungan diperoleh jumlah subjek minimal, yaitu 91 orang. Responden ditambahkan untuk menyeragamkan variasi, maka jumlah subjek yang direkrut dalam penelitian ini adalah 300 orang. Subjek penelitian adalah laki-laki dan perempuan dewasa yang merupakan mahasiswa dan tenaga kependidikan di Institut Pertanian Bogor (IPB). Pemilihan subjek dilakukan secara stratified random sampling. Subjek harus memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi, serta bersedia mengikuti setiap tahapan penelitian hingga selesai (menandatangani inform consent). Kriteria inklusi, yaitu usia 19-64 tahun, tidak menderita penyakit kronis, tidak hamil dan tidak sedang menyusui. Data yang dikumpulkan melalui wawancara dan pengisian kuesioner yang meliputi, 1) karakteristik, 2) status gizi, 3) pengetahuan gizi, 4) persepsi mengenai fattening foods; 5) konsumsi lemak. Penelitian ini menganalisis bagaimana pengaruh pengetahuan gizi dan persepsi mengenai fattening foods terhadap kebiasaan konsumsi lemak. Hasil pengolahan data dianalisis menggunakan SPSS 17.0. Analisis data dilakukan secara deskriptif dan inferensia. Analisis deskriptif untuk menggambarkan data distribusi frekuensi, rata-rata, standar deviasi, dan persentase.. Analisis inferensia meliputi uji hubungan menggunakan uji korelasi Spearman, antara lain untuk menguji hubungan antara, a) karakteristik dengan pengetahuan gizi dan persepsi mengenai fattening foods, b) pengetahuan gizi dengan persepsi mengenai fattening foods dan konsumsi lemak, c) persepsi mengenai fattening foods dengan konsumsi lemak dan status gizi, d) konsumsi lemak dengan status gizi subjek. Subjek sebagian besar (47%) bekerja sebagai tenaga honorer dengan pendapatan rata-rata Rp 3.2±1.5 juta/bulan. Sebanyak 65.3% subjek memiliki status gizi dengan kategori normal. Sebagian besar subjek (67%) memiliki skor pengetahuan terkait lemak yang rendah. Persentase terbesar ditemukan pada kelompok usia remaja (98%). Sebagian besar subjek belum mengetahui jumlah kebutuhan lemak serta komposisi yang dibutuhkan dari kebutuhan energi total harian. Sebagian besar (72.3%) subjek menyatakan bahwa gorengan termasuk ke dalam fattening food. Skor persepsi lebih tinggi ditemukan pada kelompok usia remaja. Konsumsi lemak rata-rata pada subjek sebanyak 48.1 g/hari sesuai dengan rekomendasi, namun separuh subjek (43.3%) memiliki asupan kolesterol berlebih. Terdapat hubungan positif antara karakteristik (usia, tingkat pendidikan, pekerjaan, dan pendapatan) dengan pengetahuan gizi. Terdapat hubungan positif antara tingkat pendidikan dengan persepsi. Terdapat hubungan negatif antara pengetahuan gizi dengan persepsi mengenai fattening foods. Pengetahuan gizi tidak berhubungan dengan konsumsi makanan berlemak. Terdapat hubungan negatif antara persepsi terkait fattening effects dengan konsumsi kolesterol. Terdapat hubungan negatif antara persepsi terkait attitudes fattening foods dengan konsumsi lemak jenuh. Terdapat hubungan negatif antara konsumsi lemak dengan status gizi. Terdapat hubungan positif antara konsumsi lemak, lemak trans, dan PUFA dengan lingkar pinggang. Terdapat hubungan negatif antara persepsi mengenai fattening effect dan beliefs dengan lingkar pinggang.id
dc.language.isoidid
dc.publisherBogor Agricultural University (IPB)id
dc.subject.ddcNutritionid
dc.subject.ddcFood Consumptionid
dc.subject.ddc2015id
dc.subject.ddcBogor-Jawa Baratid
dc.titlePersepsi Mengenai Fattening Foods Serta Hubungannya Dengan Kebiasaan Konsumsi Makanan Berlemak Pada Kelompok Usia Remaja Dan Dewasaid
dc.typeThesisid
dc.subject.keywordkonsumsiid
dc.subject.keywordmakanan berlemakid
dc.subject.keywordpengetahuanid
dc.subject.keywordpersepsiid
dc.subject.keywordstatus giziid


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record