| dc.description.abstract | Cagar Alam Mandor merupakan salah satu tempat pengawetan sumberdaya
alam hayati yang sedang mengalami penurunan kualitas akibat penambangan
emas tanpa izin (PETI). Nepenthes ampullaria adalah salah satu spesies asli di
kawasan Cagar Alam Mandor yang mampu beradaptasi pada daerah miskin hara.
N. ampullaria juga bermanfaat bagi masyarakat sekitar kawasan sebagai alat
pembungkus makanan dan tumbuhan obat. Sifat adaptasi N. ampullaria terhadap
daerah miskin hara, diharapkan dapat membantu upaya peningkatan kualitas dan
fungsi kawasan melalui konservasi populasi dan habitatnya sebagai tumbuhan
pioner di Cagar Alam Mandor.
Studi tentang autekologi N. ampullaria diperlukan sebagai informasi awal
tentang populasi dan karakteristik habitat N. ampullaria di Cagar Alam Mandor.
Informasi ini berperan penting untuk merumuskan langkah-langkah yang
diperlukan untuk meningkatkan kualitas dan fungsi kawasan Cagar Alam Mandor.
Tujuan penelitian ini antara lain: 1) mengidentifikasi kondisi populasi N.
ampullaria di Cagar Alam Mandor, 2) mengidentifikasi faktor lingkungan biotik
dan abiotik N. ampullaria di Cagar Alam Mandor, 3) menganalisis faktor-faktor
lingkungan yang mempengaruhi kelimpahan N. ampullaria di Cagar Alam
Mandor.
Penelitian dilakukan pada bulan Februari hingga Maret 2015. Lokasi
penelitian berada di kawasan Cagar Alam Mandor, Kabupaten Landak,
Kalimantan Barat. Metode pengamatan dilakukan dengan membuat transek
berukuran lebar 10 m dan panjang 100 m. Data yang diamati terdiri dari: populasi
dan karakteristik morfologi, faktor lingkungan biotik dan abiotik, etnobotani dan
pemanfaatan N. ampullaria di Cagar Alam Mandor.
N. ampullaria dapat ditemukan pada habitat hutan kerangas, hutan rawa
gambut dan daerah ecotone di Cagar Alam Mandor. Pola sebaran N. ampullaria
bersifat mengelompok. Jumlah kantong dan ukuran kantong N. ampullaria di
hutan kerangas lebih banyak dan berukuran lebih kecil, serta bervariasi dari segi
warna dan corak dibandingkan di hutan rawa gambut. Variasi warna dan corak
kantong yang ditemukan terdiri dari; hijau polos blirik, hijau polos, merah blirik
dan merah polos.
Hasil penelitian menemukan 69 spesies vegetasi penyusun di habitat N.
ampullaria. Hasil identifikasi serangga mangsa menemukan bahwa famili
Formicidae merupakan serangga yang paling banyak terperangkap oleh kantong
N. ampullaria. Suhu dan kelembaban udara di habitat N. ampullaria berkisar 25-
350C dan 70-85% (hutan kerangas), serta 20-350C dan 70-90% (hutan rawa
gambut). Rata-rata curah hujan adalah 209.33 mm/bulan. Tanah memiliki kriteria
persentase kandungan pasir >80% dengan pH tanah <4.5. Perbadingan komposisi
pasir dan tanah pada kedua tipe habitat berpengaruh terhadap peningkatan
individu N. ampullaria di Cagar Alam Mandor.
Principle Component Analysis (PCA) menemukan bahwa suhu,
kelembaban, jarak sungai dan gangguan faktor lingkungan abiotik yang
berpengaruh terhadap populasi N. ampullaria di Cagar Alam Mandor. Faktor
suhu, kelembaban, dan gangguan berpengaruh tehadap populasi N. ampullaria di
hutan kerangas. Faktor suhu, kelembaban, jarak sungai dan gangguan
berpengaruh tehadap populasi N. ampullaria di hutan rawa gambut. Hasil uji t
menunjukkan bahwa suhu berpengaruh terhadap jumlah individu N. ampullaria
pada kedua tipe habitat (hutan kerangas dan hutan rawa gambut).
N. ampullaria dimanfaatkan sebagai pembungkus makanan, tumbuhan obat,
hiasan dan pengganti tali oleh masyarakat di kawasan Cagar Alam Mandor.
Pengetahuan masyarakat tentang kantong semar masih sangat terbatas pada jenis
N. ampullaria dan N. mirabilis. Masyarakat di sekitar kawasan Cagar Alam
Mandor memiliki kriteria dalam memanfaatkan N. ampullaria sebagai
pembungkus makanan, sehingga jumlah kantong di alam masih tetap tersedia
hingga saat ini.
Pendekatan autekologi menemukan beberapa sifat tumbuh N. ampullaria
yang dapat membantu upaya peningkatan kualitas dan fungsi kawasan Cagar
Alam Mandor. Kemampuan adaptasi N. ampullaria terhadap daerah dengan
kandungan persentase pasir dan suhu udara yang tinggi mengindikasikan N.
ampullaria berpotensi sebagai tumbuhan pionir bagi areal-areal terbuka yang
terdapat di kawasan Cagar Alam Mandor. Upaya yang dapat dilakukan sebagai
tindakan konservasi N. ampullaria dan kawasan antara lain; 1) penanaman N.
ampullaria pada areal-areal terbuka, 2) sosialisasi peranan N. ampullaria sebagai
tumbuhan pioner, 3) membuat regulasi (petunjuk teknis) pemanfaatan N.
ampullaria, 4) menjadi materi pendidikan muatan lokal di sekolah-sekolah. | id |