Show simple item record

dc.contributor.advisorSunarti, Euis
dc.contributor.advisorMuflikhati, Istiqlaliyah
dc.contributor.authorWardhani, Raysha Helau
dc.date.accessioned2017-01-30T07:15:44Z
dc.date.available2017-01-30T07:15:44Z
dc.date.issued2016
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/82642
dc.description.abstractData Badan Pusat Statistik (2012) menunjukkan bahwa remaja Indonesia berjumlah sekitar 26,47 persen dari total penduduk Indonesia. Remaja memiliki karakteristik dan tugas perkembangan serta risiko perkembangan. Salah satu risiko perkembangan yang dihadapi anak remaja yaitu perilaku sosial yang menyimpang. Ancaman perkembangan anak pada usia remaja terkait dengan dinamika dan perubahan dalam kehidupan sehingga menuntut ketangguhan agar anak remaja terhindar dari penyimpangan perkembangan. Ketangguhan inilah yang disebut dengan resiliensi. Resiliensi dipengaruhi oleh dua faktor, yaitu faktor protektif dan ancaman. Faktor protektif adalah faktor yang dapat mengurangi dampak negatif dari ancaman yang ada. Sedangkan ancaman adalah mediator yang menyebabkan terjadinya suatu perilaku yang bermasalah. Faktor protektif dan ancaman terdiri dari faktor internal (individu) dan faktor eksternal (keluarga dan lingkungan). Secara umum penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh faktor protektif, ancaman dan aktivitas terhadap resiliensi remaja sedangkan tujuan khusus penelitian adalah (1) mengidentifikasi resiliensi, faktor protektif (internal dan eksternal), ancaman, dan aktivitas remaja, (2) menganalisis perbedaan resiliensi, faktor protektif (internal dan eksternal), ancaman, dan aktivitas berdasarkan jenis kelamin dan tipologi wilayah, (3) menganalisis pengaruh karakterisitik remaja dan keluarga, faktor protektif internal, faktor protektif eksternal, ancaman, dan aktivitas terhadap resiliensi remaja. Penelitian ini menggunakan desain cross sectional study. Penelitian dilakukan di SMPN Kota Bogor dan SMPN Kabupaten Bogor. Sekolah yang dipilih dengan pertimbangan bahwa siswa tersebut memiliki latar belakang ekonomi yang beragam. Contoh yang digunakan dalam penelitian ini sebanyak 133 remaja. Data dalam penelitian ini dianalisis dengan mneggunakan analisis deskriptif, uji beda independent sample t-tes, dan uji regresi linier berganda. Hasil penelitian menunjukkan bahwa remaja memiliki tingkat resiliensi yang cukup baik (indeks 66.24). Remaja perempuan memiliki resiliensi lebih tinggi (indeks 68.63) dibanding remaja laki-laki (indeks 62.12). Remaja di wilayah kabupaten memiliki resiliensi lebih tinggi (indeks 67.42) dibandingkan kota (indeks 64.88). Secara umum remaja memiliki faktor protektif internal cukup baik (indeks 77.57). Remaja perempuan memiliki faktor protektif internal lebih tinggi (indeks 80.91) dibanding remaja laki-laki (indeks 71.84). Remaja di wilayah kota memiliki faktor protektif internal lebih tinggi (indeks 78.16) dibandingkan kota (indeks 77.05). Faktor protektif eksternal remaja yang berasal dari sekolah (indeks 70.53), masyarakat (indeks 67.13), dan teman sebaya (indeks 76.44) tergolong cukup baik, sedangkan faktor protektif eksternal yang berasal dari keluarga tergolong rendah (indeks 58.34). Remaja perempuan cenderung memiliki faktor protektif eksternal yang lebih tinggi (indeks 65.45) daripada remaja laki-laki (indeks 60.66). Remaja di wilayah kabupaten memiliki rata-rata skor protektif eksternal (indeks 65.40) yang lebih besar dibandingkan remaja yang di wilayah kota (indeks 61.72). Rata-rata ancaman yang dihadapi remaja tergolong rendah (indeks 12.01), beberapa ancaman yang paling rendah yaitu mengalami pelecahan seksual dan pernah tinggal kelas . Ancaman yang dihadapi remaja laki-laki (indeks 14.19) lebih besar dibandingkan ancaman yang dihadapi remaja perempuan(indeks 10.74). Remaja yang tinggal di wilayah perkotaan (indeks 13.79) memiliki ancaman yang lebih tinggi dibandingkan dengan remaja kabupaten (indeks 10.45). Rata-rata tingkat aktivitas yang dimiliki remaja, baik aktivitas di dalam maupun di luar rumah tergolong sedang (indeks 62.48), aktivitas remaja yang besar yaitu kegiatan les dan olahraga. Remaja laki-laki (indeks 49.85) memiliki aktivitas di luar rumah yang lebih banyak dibandingkan remaja perempuan (indeks 51.30). Hasil uji regresi berganda menunjukkan bahwa faktor protektif internal, faktor protektif eksternal (keluarga, sekolah, dan teman sebaya), aktivitas remaja berpengaruh positif signifikan terhadap resiliensi remaja.id
dc.language.isoidid
dc.publisherBogor Agricultural University (IPB)id
dc.subject.ddcHealth and Hygieneid
dc.subject.ddcHealth Teensid
dc.subject.ddc2015id
dc.subject.ddcBogor-Jawa Baratid
dc.titlePengaruh Faktor Protektif, Ancaman, Dan Aktivitas Remaja Terhadap Resiliensi Remajaid
dc.typeThesisid
dc.subject.keywordremajaid
dc.subject.keywordresiliensiid
dc.subject.keywordfaktor protektif, ancamanid
dc.subject.keywordaktivitas remajaid


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record