dc.description.abstract | Gas Rumah Kaca (GRK) penyebab terjadinya pemanasan global khususnya
CO2 telah mencapai ambang 400 ppm dan masih terus menunjukkan tren
meningkat. Diperlukan langkah-langkah bukan hanya bagaimana mengurangi emisi
GRK saja tetapi juga bagaimana menurunkan emisi yang sudah terlanjur tinggi
tersebut. Dalam konsep biochar lestari, biochar dapat menjadi salah satu solusi
permasalahan tersebut. Biochar yang diproduksi dari biomassa melalui proses
pirolisis memiliki kestabilan jika diaplikasikan sebagai pembenah tanah, dapat
berfungsi juga sebagai penyimpan karbon dan dapat meningkatkan produktifitas
pertanian. Pada saat produksi biochar dapat dihasilkan surplus energi termal yang
dapat dipakai untuk berbagai aplikasi. Ketiga potensi biochar ini dikenal sebagai
triple wins of biochar.
Rancang bangun kompor gasifikasi pirolisis yang dilakukan, didesain untuk
menghasilkan biochar dan energi untuk memasak dengan efisien. Kompor terdiri
dari dua bagian ruang, yaitu ruang bakar yang menghasilkan panas aktivasi untuk
proses pirolisis dan energi untuk memasak, dan ruang pirolisis yang menghasilkan
biochar dan volatile matter. Volatile matter yang dihasilkan dalam ruang pirolisis
diumpanbalikkan ke ruang bakar menggantikan bahan bakar biomassa di ruang
bakar secara bertahap dalam menghasilkan energi, untuk memasak dan menjaga
proses pirolisis kontinyu. Hasil uji kinerja: proses autothermal berjalan dengan baik
sampai dihasilkan produk biochar. Efisiensi termal dari kompor adalah 11,3%
sebelum pirolisis dan 14,72% setelah pirolisis, tidak termasuk panas untuk
menghasilkan biochar dan menjaga proses pirolisis terus berlangsung. Waktu yang
dibutuhkan untuk mendidihkan air 5 L adalah 12 menit sebelum pirolisis dan 6
menit setelah pirolisis. Output daya berkisar dari 9,60 - 23,16 kW. Suhu maksimum
mencapai 868 °C pada titik panci, 860 °C di ruang bakar dan 579 oC di ruang
pirolisis,. Kapasitas biomassa input tergantung pada jenis bahan baku mulai dari
1200 - 3000 g/proses, menghasilkan 507-900 g biochar/proses. Emisi gas CO < 25
ppm sebelum pirolisis dan <18 ppm setelah pirolisis. Semua kondisi maksimum
tercapai setelah terjadi proses pirolisis, menunjukkan bahwa pembakaran volatile
matter lebih baik dari pembakaran biomassa secara langsung.
Output biochar yang dihasilkan oleh kompor gasifikasi pirolisis selanjutnya
diuji untuk mendapatkan karakteristik dari biochar tersebut terkait dengan aplikasi
sebagai pembenah tanah dan untuk menghitung potensi reduksi emisi GRK secara
langsung. Hasil uji laboratorium biochar memiliki pH 9,68-10,29, memiliki
diameter pori 5,28 – 87,80 μm dan luas permukaan 37,82 - 216,90 m2/g. Hal ini
menunjukkan bahwa biochar berpotensi digunakan sebagai pembenah tanah untuk
aplikasi dalam bidang pertanian. Kandungan karbon yang stabil 68,17-81,37%,
rasio molar O:C 0,13 – 0,45 dan jumlah biochar yang dihasikan sebelumnya
merupakan parameter penting dalam menghitung potensi reduksi GRK. Dengan
mengunakan parameter-parameter tersebut maka diperoleh potensi rata-rata reduksi
langsung GHG adalah 2,05 kg CO2e/proses memasak atau 2,21 ton CO2e/kompor/
tahun. Jika diaplikasikan skala nasional pada 10% desa di Indonesasia dengan tiaptiap
desa 30 kompor gasifikasi pirolisis berpotensi mereduksi 20% target reduksi
GRK bidang pertanian (PP 61/2011) jika dimulai tahun 2017 hingga 2020.
Hasil analisis mengunakan pendekatan narasi, aktor/jaringan, dan
politik/kepentingan, diperoleh bahwa inti narasi pro biochar adalah triple wins of
biochar yaitu aplikasi biochar menguntungkan bagi pertanian, energi dan
lingkungan khususnya reduksi GRK. Terdapat kontra narasi tetapi penelitian ini
melihat kontra narasi tersebut tidak kuat karena kebanyakan dibangun hanya
berdasarkan asumsi dan kekuatiran semata. Terdapat aktor dan jaringan"
internasional dan national/lokal sesuai narasi yang dimiliki. Untuk lingkup nasional
aktor dan jaringan pro biochar adalah lembaga-lembaga penelitian dan universitas,
sedangkan aktor dan jaringan kontra biochar adalah aliansi dari jaringan kontra
biochar internasional. Politik dan kepentingan yang diperebutkan/dipermasalahkan
terkait potensi aplikasi biomassa untuk biochar atau bioenergi, pasar karbon
geoengineering atau CCS dan aplikasi biochar atau kompos. Ruang kebijakan untuk
memasukan biochar sebagai pereduksi GRK di Indonesia adalah besar/mudah
didukung pemerintah karena teknologinya dapat dikembangkan mengunakan
produksi dalam negeri serta dapat memberikan keuntungan pada daerah-daerah
pedesaan. Untuk kepentingan nasional berpotensi besar bagi pemenuhan kebutuhan
energi terbarukan (pedesaan), pertanian dan lingkungan serta perkembangan dunia
internasional semakin bergerak untuk memanfaatkan aplikasi biochar. Hasil
penelitian ini memperkuat dan mendukung narasi pro biochar. | id |