dc.description.abstract | Perairan Selat Sunda memiliki potensi perikanan yang tinggi dan menjadi
salah satu lokasi kegiatan perikanan tangkap baik perikanan pelagis, demersal,
maupun karang. Sebagian besar nelayan mendaratkan ikan hasil tangkapannya yang
berasal dari perairan Selat Sunda di Pelabuhan perikanan pantai (PPP) Labuan,
Banten. Jaring rampus adalah salah satu alat tangkap dominan yang digunakan
nelayan untuk menangkap ikan di perairan Selat Sunda. Perikanan jaring rampus
bersifat gabungan atau multispesies, dengan hasil tangkapan terdiri dari sebelas
kelompok, yaitu kelompok ikan kembung yang dibagi menjadi tiga spesies
kembung lelaki (Rastrelliger kanagurta), kembung perempuan (Rastrelliger
brachysoma), kembung (Rastrelliger faughnii), tembang (Sardinella fimbriata),
peperek (Leiognathus equulus), kuniran (Upeneus mollucensis), tongkol
(Euthynnus affinis), sebelah (Psettodes erumei), bambangan (Lutjanus sanguineus),
cucut (Carcharinus limbatus), kurisi (Nemipterus japonicus), selar kuning
(Selaroides leptolepis), dan ikan lainnya. Tingginya permintaan pasar terhadap ikan
yang menyebabkan aktifitas penangkapan terus meningkat setiap tahunnya,
sehingga akan memberikan tekanan terhadap kelestarian sumberdaya ikan. Selain
itu, perlunya pengelolaan sumberdaya perikanan dengan pendekatan multispesies
yang didasarkan pada alat tangkap jaring rampus. Tujuan penelitian ini adalah
menghitung komposisi hasil tangkapan yang tertangkap jaring rampus, menghitung
laju eksploitasi optimal dan upaya optimal multispesies, serta memberikan
alternatif kebijakan pengelolaan sumberdaya ikan yang tertangkap jaring rampus
yang dapat berlaku di Kabupaten Pandeglang. Penelitian ini dilaksanakan pada
bulan April-Agustus 2015 dan Desember 2015. Data yang digunakan dalam
penelitian ini terdiri dari data primer (panjang, bobot, tinggi ikan dan kuisioner
kepada stakeholder) dan data sekunder (data stastistik perikanan tangkap DKP
Pandeglang). Analisis data meliputi parameter pertumbuhan, ukuran pertama kali
matang gonad, ukuran pertama kali tertangkap, mortalitas dan laju eksploitasi,
bioekonomi multispesies, bioekonomi multispesies, laju degradasi dan depresiasi,
dan analisis stakeholder.
Status pemanfaatan multispesies perikanan jaring rampus adalah over
exploited. Rata-rata ukuran pertama kali tertangkap (Lc) lebih kecil dari panjang
pertama kali matang gonad (Lm). Upaya optimal (EMEY) hasil analisis bioekonomi
kompetisi lebih kecil daripada EMEY tanpa mempertimbangkan hubungan antar
spesies. Hasil analisis stakeholder nelayan menjadi pelaksana atau pemain utama
dalam pengelolaan. Alternatif pengelolaan yang dilakukan adalah pembatasan
upaya tangkapan sampai batas MEY (125 trip/tahun), regulasi kuota penangkapan,
pengaturan ukuran mata jaring yang selektif, pelarangan penambahan alat tangkap
dan nelayan baru, melakukan pengawasan, pemantauan, dan penegakan hukum. | id |