Show simple item record

dc.contributor.advisorBoer, Mennofatria
dc.contributor.advisorKamal, Mohammad Muhklis
dc.contributor.authorPermatachani, Anandinta
dc.date.accessioned2017-01-30T06:53:13Z
dc.date.available2017-01-30T06:53:13Z
dc.date.issued2016
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/82549
dc.description.abstractPerairan Selat Sunda memiliki potensi perikanan yang tinggi dan menjadi salah satu lokasi kegiatan perikanan tangkap baik perikanan pelagis, demersal, maupun karang. Sebagian besar nelayan mendaratkan ikan hasil tangkapannya yang berasal dari perairan Selat Sunda di Pelabuhan perikanan pantai (PPP) Labuan, Banten. Jaring rampus adalah salah satu alat tangkap dominan yang digunakan nelayan untuk menangkap ikan di perairan Selat Sunda. Perikanan jaring rampus bersifat gabungan atau multispesies, dengan hasil tangkapan terdiri dari sebelas kelompok, yaitu kelompok ikan kembung yang dibagi menjadi tiga spesies kembung lelaki (Rastrelliger kanagurta), kembung perempuan (Rastrelliger brachysoma), kembung (Rastrelliger faughnii), tembang (Sardinella fimbriata), peperek (Leiognathus equulus), kuniran (Upeneus mollucensis), tongkol (Euthynnus affinis), sebelah (Psettodes erumei), bambangan (Lutjanus sanguineus), cucut (Carcharinus limbatus), kurisi (Nemipterus japonicus), selar kuning (Selaroides leptolepis), dan ikan lainnya. Tingginya permintaan pasar terhadap ikan yang menyebabkan aktifitas penangkapan terus meningkat setiap tahunnya, sehingga akan memberikan tekanan terhadap kelestarian sumberdaya ikan. Selain itu, perlunya pengelolaan sumberdaya perikanan dengan pendekatan multispesies yang didasarkan pada alat tangkap jaring rampus. Tujuan penelitian ini adalah menghitung komposisi hasil tangkapan yang tertangkap jaring rampus, menghitung laju eksploitasi optimal dan upaya optimal multispesies, serta memberikan alternatif kebijakan pengelolaan sumberdaya ikan yang tertangkap jaring rampus yang dapat berlaku di Kabupaten Pandeglang. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April-Agustus 2015 dan Desember 2015. Data yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari data primer (panjang, bobot, tinggi ikan dan kuisioner kepada stakeholder) dan data sekunder (data stastistik perikanan tangkap DKP Pandeglang). Analisis data meliputi parameter pertumbuhan, ukuran pertama kali matang gonad, ukuran pertama kali tertangkap, mortalitas dan laju eksploitasi, bioekonomi multispesies, bioekonomi multispesies, laju degradasi dan depresiasi, dan analisis stakeholder. Status pemanfaatan multispesies perikanan jaring rampus adalah over exploited. Rata-rata ukuran pertama kali tertangkap (Lc) lebih kecil dari panjang pertama kali matang gonad (Lm). Upaya optimal (EMEY) hasil analisis bioekonomi kompetisi lebih kecil daripada EMEY tanpa mempertimbangkan hubungan antar spesies. Hasil analisis stakeholder nelayan menjadi pelaksana atau pemain utama dalam pengelolaan. Alternatif pengelolaan yang dilakukan adalah pembatasan upaya tangkapan sampai batas MEY (125 trip/tahun), regulasi kuota penangkapan, pengaturan ukuran mata jaring yang selektif, pelarangan penambahan alat tangkap dan nelayan baru, melakukan pengawasan, pemantauan, dan penegakan hukum.id
dc.language.isoidid
dc.publisherBogor Agricultural University (IPB)id
dc.subject.ddcFisheriesid
dc.subject.ddcOther marine animalsid
dc.subject.ddc2016id
dc.subject.ddcLabuan-Bantenid
dc.titleModel Multispesies Sumberdaya Ikan Di Perairan Selat Sunda (Studi Kasus: Perikanan Jaring Rampus).id
dc.typeThesisid
dc.subject.keywordBioekonomiid
dc.subject.keywordjaring rampusid
dc.subject.keywordmultispesiesid
dc.subject.keywordoverexploitedid
dc.subject.keywordSelat Sundaid


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record