Show simple item record

dc.contributor.advisorBudi R, Sri Wilarso
dc.contributor.advisorWasis, Basuki
dc.contributor.advisorSiregar, Iskandar Z.
dc.contributor.advisorCorryanti
dc.contributor.authorMuttaqin, Zainal
dc.date.accessioned2016-12-28T03:31:28Z
dc.date.available2016-12-28T03:31:28Z
dc.date.issued2016
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/82402
dc.description.abstractBenalu atau mistletoe merupakan tumbuhan makroparasit yang bersifat hemiparasit pada tanaman inang dan termasuk aerial weeds. Sampai saat ini di wilayah Perum Perhutani serangan benalu pada tegakan jati telah meluas dalam skala luasan areal dan sebaran. Khususnya dikaitkan dengan fungsi Kebun Benih Klonal (KBK) jati sebagai suplai benih jati, maka adanya gangguan benalu diperkirakan menyebabkan penurunan buah dan benih. Program pengendalian benalu di Perum Perhutani mengalami kendala tersedianya data dasar yang memadai mengenai hasil investigasi detil tingkat serangan benalu pada jati dan penelitian aspek karakter dasar antara lain tentang karakter biologi benalu pada jati. Tujuan penelitian ini ialah untuk 1) mengidentifikasi jenis, analisis DNA barcode dari jenis benalu pada jati dan tingkat keragaman genetik (RAPD) dari jenis benalu pada jati yang dominan; 2) menaksir intensitas serangan, pola serangan benalu, pola parasit, dan menelaah status hara makro tapak jati yang diinfeksi benalu; 3) menguji perkecambahan biji benalu pada jati berkaitan dengan sifat parasitisme; 4) menganalisis perilaku burung sebagai vektor benalu yang menginfeksi tegakan jati. Rancangan penelitian berupa unit Petak Contoh Pengamatan (PCP) (n=4) dikelompokan pada tingkat serangan rendah, sedang, tinggi, dan kontrol, dan pada setiap unit PCP dibuat PUP (n=4) berukuran 50 m x 50 m, selanjutnya dalam setiap PUP dibuat sub PUP-sub PUP berukuran 10 m x 10 m (n= 5) yang diseleksi secara random. Hasil penelitian “Identifikasi jenis benalu, analisis DNA barcode dan keragaman genetik (RAPD) benalu yang menginfeksi tegakan jati”, ditemukan 3 (tiga) jenis benalu ialah Dendrophthoe pentandra (L.) Miq. dan Macrosolen tetragonus (Blume) Miq., keduanya termasuk famili Loranthaceae; dan Viscum articulatum Burm.f. termasuk famili Santalacea. Konfirmasi/autentik jenis benalu melalui DNA barcode mampu membedakan ketiga jenis benalu tersebut pada tingkat spesies dan genus dengan ketepatan identifikasi barcode 99-100%. Melalui analisis barcoding gap pada dua lokus gen (matK dan rbcL) diperoleh nilai rata-rata jarak interspesifik lebih besar dari intraspesifik, dan nilai minimum jarak interspesifik lebih besar dari maksimum intraspesifik, sehingga kedua lokus tersebut dijadikan kandidat barcode untuk jenis benalu. Khusus untuk sampel M. tetragonus dapat mengajukan data sekuen ke pangkalan data GenBank maupun BOLD system sebagai referensi. Aplikasi praktis identifikasi jenis benalu yang mempunyai kemiripan morfologi daun, menggunakan beberapa karakter kunci morfologi meliputi panjang petiole, lebar daun terlebar, jumlah tulang daun sekunder, bentuk dasar daun, aspec ratio (AR), form factor (FF), perimeter ratio of diameter (PR), dan dilengkapi Instruksi Kerja (IK). Adapun keragaman genetik D. pentandra, munggunakan marka RAPD (5 primer) menunjukkan adanya pita yang polimorfik. Keragaman genetik tertinggi diperoleh pada tipe tajuk atas sub bagian tengah (AT) (He=0.2551) dan keragaman genetik terendah ialah tipe tajuk bawah (BW) (He=0.1135). Jarak genetik pada lima tipe (bagian tajuk) berkisar 0.0375–0.1310 yang menunjukkan jarak kekerabatan antar tipe. Analisis klaster (dendrogram) menunjukkan pengelompokkan 2 klaster yang berbeda; klaster pertama (tipe AT, AA, T, AB) dan klaster kedua (tipe BW). Hasil penelitian “Intensitas serangan benalu pada jati” di KBK Padangan, menunjukkan secara umum intensitas serangan benalu di KBK Padangan menurut TMR (True mistletoe rating) berkisar 0.86-3.78 (ringan-sedang) dan belum mencapai tingkat serangan berat (TMR>5), tetapi prevalensi serangan pada PCP yang tergolong sedang dan berat lebih besar dari 50%. Pola penyebaran benalu antar pohon inang jati cenderung mengelompok sehingga memudahkan pada tindakan pengendalian. Metode penaksiran intensitas serangan dapat menggunakan 2 parameter ialah nilai Prevalensi dan TMR dimodifikasi (8-kelas rating). Aplikasi praktis dengan cara penentuan TMR dimodifikasi berdasar satu rating (jumlah benalu/pohon inang), dilengkapi Instruksi Kerja (IK). Adapun hal berkaitan dengan status kesuburan (fisik dan kimia) tapak jati yang diinfeksi benalu, diperoleh bahwa hanya konsentrasi K tersedia (dimensi tapak) dan K total (dimensi hara daun) berbeda nyata antar perlakuan intensitas serangan (rendah, sedang, tinggi). Hasil penelitian “Uji perkecambahan biji benalu pada jati berkaitan dengan sifat parasitisme”, menunjukkan bahwa pola perkecambahan D. pentandra berbeda dengan M. tetragonus. Proses perkecambahan D. pentandra menunjukkan perkembangan morfologi perkecambahan tidak lengkap ditandai tidak berkembang/tumbuhnya hypocotyl dan kotiledon yang berfungsi sebagai organ cadangan makanan dan prafotosintesis, sebaliknya perkecambahan M. tetragonus menunjukkan berkembang/tumbuhnya hypocotyl dan kotiledon. Diduga ada korelasi kemudahan berkecambah dengan sifat parasitisme, sehingga dianggap karakter parasitisme D. pentandra lebih sempurna/menonjol daripada M. tetragonus pada inang jati. Sifat parasitisme lebih dominan pada D. pentandra didukung pula oleh rata-rata hari berkecambah (RH) di batang semai jati, relatif lebih cepat (17.54±2.77 hari) daripada M. tetragonus (35.13±1.76 hari), tetapi mortality kecambah D. pentandra cukup tinggi (±34%) daripada M. tetragonus sangat rendah (±3%) berarti life cycle pada M. tetragonus lebih lama daripada D. pentandra. Pada perlakuan tempelan biji di cabang/ranting pohon, menunjukkan persentase kecambah (%K) D. pentandra (38.5%) lebih tinggi daripada M. tetragonus (11.1%). Dibandingkan perkecambahan biji D. pentandra dari kotoran burung menunjukkan %K (46.4%) lebih tinggi daripada biji yang ditempel di cabang/ranting pohon termasuk M. tetragonus. Hasil penelitian “Perilaku burung sebagai vektor penyebaran benalu pada jati”, menunjukkan tingkat peranan burung sebagai vektor penyebaran benalu di KBK Padangan, dikelompokkan menjadi 3 peranan frugivor ialah 1) specialist frugivor terdiri atas penting utama/primer (primary dispersers) ialah cabai jawa, cabai polos, cabai gunung, dan penting tambahan (secondary dispersers) pada kutilang; 2) generalist frugivor/occasional dispersers ialah madu sriganti, madu jawa, cinenen pisang; 3) opportunistic frugivor atau berkaitan tidak langsung sebagai penyebar pada 13 jenis burung lainnya.id
dc.language.isoidid
dc.publisherIPB (Bogor Agricultural University)id
dc.subject.ddcSilvicultureid
dc.subject.ddcRegenerationid
dc.subject.ddc2014id
dc.subject.ddcBogor-Jawa Baratid
dc.titleKarakter Biologi Benalu Pada Jati Di Kebun Benih Klonal (Kbk) Padangan, Perum Perhutaniid
dc.typeDissertationid
dc.subject.keywordbenaluid
dc.subject.keywordjatiid
dc.subject.keywordperkecambahanid
dc.subject.keywordperilaku burungid
dc.subject.keywordTMR (true mistletoe rating)id


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record