Show simple item record

dc.contributor.advisorBoer, Mennofatria
dc.contributor.advisorAffandi, Ridwan
dc.contributor.authorKartini, Nidya
dc.date.accessioned2016-12-28T03:03:39Z
dc.date.available2016-12-28T03:03:39Z
dc.date.issued2016
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/82304
dc.description.abstractPerairan Selat Sunda memiliki banyak sumberdaya ikan, salah satunya adalah ikan tembang (Sardinella fimbriata) dan lemuru (Amblygaster sirm). Komposisi tangkapan ikan tembang sebesar 26% dan merupakan komposisi terbesar diantara ikan pelagis kecil lainnya, sedangkan komposisi tangkapan ikan lemuru sebesar 4%. Saat ini, permintaan pasar terhadap ikan tembang dan lemuru semakin meningkat karena banyak dimanfaatkan, baik dalam bentuk ikan segar maupun olahan. Dampak yang terjadi apabila kegiatan penangkapan terus dilakukan adalah terjadinya perubahan status stok sumberdaya ikan menjadi kondisi tangkap lebih (overfishing). Oleh karena itu diperlukan kajian lebih lanjut dalam rangka pengelolaan sumberdaya ikan tembang sehingga sumberdaya ikan ini dapat dimanfaatkan secara optimal, lestari, dan berkelanjutan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis kondisi biologis perikanan ikan tembang dan lemuru di perairan Selat Sunda melalui pengkajian aspek reproduksi dan dinamika populasi. Pengambilan contoh dilakukan pada bulan April-Agustus 2015 dari hasil tangkapan nelayan yang didaratkan di PPP Labuan, Banten. Jumlah ikan tembang yang diambil selama penelitian sebanyak 620 ekor ikan jantan dan 321 ekor ikan betina, ikan lemuru sebanyak 527 ekor ikan jantan dan 245 ekor ikan betina. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pola pertumbuhan ikan tembang jantan adalah allometrik negatif, ikan betina dan gabungan adalah isometrik, serta ikan lemuru jantan, betina, dan gabungan adalah isometrik. Nisbah kelamin antara ikan tembang jantan dan betina TKG IV adalah 0.97:1, dan pada ikan lemuru adalah 0.75:1. Ukuran pertama kali tertangkap (Lc) tembang dan lemuru lebih kecil dibandingkan ukuran ikan pertama kali matang gonad (Lm). Musim pemijahan ikan tembang terjadi pada bulan Mei dan Agustus, sedangkan ikan lemuru pada bulan Mei dan Juli. Fekunditas ikan tembang adalah 1095-58940 butir dan ikan lemuru adalah 3603-42388 butir. Tipe pemijahan ikan tembang dan lemuru adalah partial spawning. Koefisien pertumbuhan (K) ikan tembang dan lemuru betina lebih besar dibandingkan ikan jantan sehingga ikan betina lebih cepat mencapai panjang asimtotik (L∞). Puncak rekrutmen ikan tembang terjadi pada bulan April (14.34%) dan Agustus (16.49%), serta pada ikan lemuru terjadi pada bulan Maret (11.64%) dan Juli (13.67%). Mortalitas penangkapan (F) pada ikan tembang dan lemuru lebih besar dibandingkan mortalitas alami (M). Laju eksploitasi ikan tembang jantan adalah 0.84/tahun dan ikan betina adalah 0.81/tahun, serta pada ikan lemuru jantan adalah 0.94/tahun dan ikan betina adalah 0.93/tahun. Nilai Maximum Sustainable Yield (MSY) dan dan upaya optimal (fMSY) ikan tembang sebesar 2608.65 ton dan 3227 trip. Hubungan ketergantungan antara ikan tembang dan lemuru adalah kompetisi karena kesamaan makanan utama berupa plankton dari kelas Bacillariophyceae.id
dc.language.isoidid
dc.publisherBogor Agricultral University (IPB)id
dc.subject.ddcFisheriesid
dc.subject.ddcFish Breedingid
dc.subject.ddc2015id
dc.subject.ddcPandeglang-Bantenid
dc.titleStrategi Pengelolaan Sumberdaya Ikan Tembang (Sardinella Fimbriata) Dan Lemuru (Amblygaster Sirm) Di Perairan Selat Sundaid
dc.typeThesisid
dc.subject.keyworddinamika populasiid
dc.subject.keywordlemuruid
dc.subject.keywordreproduksiid
dc.subject.keywordSelat Sundaid
dc.subject.keywordtembangid


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record