Ekstraksi Dan Aktivitas Inhibisi Spirulina Platensis Terhadap Plasmodium Falciparum 3d7 Penyebab Malaria Secara In-Vitro
View/ Open
Date
2016Author
Wulandari, Diah Anggraini
Setyaningsih, Iriani
Asih, Puji Budi Setia
Metadata
Show full item recordAbstract
Malaria adalah penyakit menular yang disebabkan oleh parasit
Plasmodium yang dapat ditularkan melalui gigitan nyamuk Anopheles betina.
Kasus malaria yang terjadi pada tahun 2008-2013 di Indonesia masih cukup
banyak yaitu 1.38 per 1000 penduduk dengan daerah yang paling banyak
terinfeksi yaitu Papua, Papua Barat dan Nusa Tenggara Timur. Peningkatan kasus
malaria disebabkan oleh berbagai faktor salah satunya resistensi parasit terhadap
obat malaria misalnya klorokuin dan sulfadoksin pirimetamin di beberapa negara.
saat ini telah terdapat pergeseran clearance terhadap obat antimalaria golongan
artemisisnin di beberapa negara antara lain Kamboja, Myanmar, Thailand, Lao
People’s Democratic Republic (PDR) dan Vietnam. Hal ini menjadi tantangan
besar dalam upaya pemberantasan malaria, oleh karena itu perlu adanya
penemuan kandidat obat baru salah satunya Spirulina platensis yang bersumber
dari natural product yang diduga dapat menghambat pertumbuhan Plasmodium.
Hasil penelitian menyatakan bahwa fikosianin dan alkaloid dari beberapa tanaman
berpotensi sebagai antimalaria. Biopigmen dan senyawa yang sama juga
terkandung di dalam S. platensis sehingga diduga bahwa fikosianin, alkaloid
maupun senyawa aktif lain yang terdapat pada S. platensis juga memiliki potensi
yang sama sebagai antimalaria. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan metode
ekstraksi fikosianin terbaik dengan pelarut berbeda, menentukan eluen dan fraksi
terbaik pada isolasi senyawa aktif, menentukan aktivitas inhibisi kapsul Spirulina
komersial, serbuk biomassa, ekstrak kasar, fraksi dan fikosianin dari S. platensis
dalam menghambat pertumbuhan P. falciparum, dan menentukan mekanisme
kerja S. platensis dalam menghambat pertumbuhan P. falciparum menggunakan
Transmission Electron Microscope (TEM).
Penelitian ini terdiri atas tiga tahapan yang meliputi kultivasi S. platensis,
ekstraksi komponen aktif dan fikosianin dari S. platensis, isolasi dan fraksinasi
senyawa aktif. Analisis yang dilakukan meliputi analisis kandungan C-fikosianin
(C-PC), rendemen fikosianin dan total protein fikosianin, analisis komponen aktif,
analisis aktivitas inhibisi kapsul Spirulina komersial, serbuk biomassa, ekstrak kasar,
fraksi dan fikosianin dari S. platensis terhadap pertumbuhan P. falciparum, analisis
morfologi parasit P. falciparum menggunakan mikroskop cahaya dan Transmission
Electron Microscope (TEM).
Kandungan C-PC, rendemen dan protein pada fikosianin yang diekstraksi
menggunakan bufer fosfat berturut-turut yaitu 8 mg/mL, 20.22 %, 1.88%,
fikosianin yang diekstraksi menggunakan air yaitu 6.63 mg/mL, 16.58%, 3.51%,
dan fikosianin yang diekstraksi menggunakan aseton amonium sulfat yaitu 2.86
mg/mL, 7.15%, 8.4%. Fikosianin terpilih pada ekstraksi menggunakan tiga jenis
pelarut berbeda yaitu fikosianin yang diekstraksi menggunakan bufer fosfat,
sedangkan fraksi terpilih dari kombinasi eluen diklorometana: kloroform :nheksana
(3:2:1) yaitu fraksi 08. Kapsul Spirulina komersial, serbuk biomassa,
ekstrak kasar dari S. platensis mengandung alkaloid, saponin, dan steroid. Kapsul
Spirulina komersial, serbuk biomassa, fraksi 08 dan ekstrak kasar dari S. platensis
dapat menghambat pertumbuhan P. falciparum 3D7 dan berpotensi sebagai
antimalaria pada konsentrasi IC50 berturut-turut yaitu 2.16 μg/mL, 18.04 μg/mL,
11.41 μg/mL dan 19.11 μg/mL. Mekanisme kerja kapsul Spirulina diduga
menghambat pembentukan pigmen malaria (hemozoin) dengan cara membentuk
ikatan antara S. platensis dan ferriprotoporin IX pada permukaan membran
plasma dan merusak membran sel parasit P. falciparum 3D7 pada konsentrasi
2.16 μg/mL.
Collections
- MT - Fisheries [2934]