Show simple item record

dc.contributor.advisorGaol, Jonson Lumban
dc.contributor.advisorPanjaitan, James Parlindungan
dc.contributor.authorMansawan, Amelius Andi
dc.date.accessioned2016-12-08T07:07:01Z
dc.date.available2016-12-08T07:07:01Z
dc.date.issued2016
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/82163
dc.description.abstractSaat ini isu pemanasan global menjadi perhatian masyarakat global yang mana dampak dari fenomena ini menyebabkan terjadi kenaikan paras laut dan ancaman bagi kegiatan ekonomi masyarakat pesisir dunia maupun di Indonesia. Secara khusus masyarakat pesisir di daerah Cilacap dan Benao. Pengamatan tinggi paras laut secara berkesinambungan sangat penting dilakakukan guna mengetahui laju kenaikan paras laut. Hal ini perlu dilakukan untuk mengantisipasi ancaman yang disebabkan oleh cepatnya laju kenaikan paras laut di sekitar daerah pesisir. Secara konvensional pengamatan tinggi paras laut menggunakan alat ukur pasang surut (pasut), namun jumlah alat ukur pasut yang terpasang di sepanjang pantai Indonesia belum memadai. Salah satu cara mengatasi keterbatasan ini adalah menggunakan data satelit altimeter. Untuk itu perlu dikaji potensi dan akurasi data satelit altimetri untuk melengkapi data dari alat ukur pasut. Wilayah penelitian di perairan pantai Cilacap dan Benoa. Data pasut diperoleh dari tide guage yang dipasang oleh University of Hawaii Sea Level Centre (UHSLC) pada posisi geografis 7o. 75’ LS dan 109o.00’ (perairan Cilacap) dan 8O.76’60” LS dan 115O21'700” BT (perairan Benoa). Data satelit altimeter yang digunakan adalah data satelit Envisat nomor trak 107 (perairan Cilacap) dan 006 (perairan Benoa) diperoleh dari Aviso. Tiap lintasan satelit altimeter dipilih enam titik perekaman sebagai stasiun pengambilan data. Track 107 dengan no stasiun adalah 206, 213, 220, 227, 234 dan 241. Track 006 adalah no stasiun 196, 202, 209, 216, 223 dan 229. Periode perekaman data dari 2002 – 2010 dan gabungan data dari berbagai satelit altimetri dari tahun 2006 sampai 2014. Pengolahan data UHSLC dengan menggunakan perangkat excel untuk tabulasi dan analisis data (pasut) berdasarkan waktu dan data tinggi pasut. Data satelit altimetri diolah dan dianalisis dengan bantuan perangkat lunak Matlab dengan menerapakan bahasa program yang ditulis oleh Vignudelli. Hasil analisis menunjukkan bahwa presentase data satelit altimeter di perairan Cilacap dan Benoa selama periode 2002-2010 sekitar 85.39% dan 89.91% dapat digunakan. Demikian juga untuk hasil perhitungan RMS SLA perairan Cilacap dan Benoa yang cukup rendah sekitar 0.10-0.15. Sehingga dapat diasumsikan bahwa data satelit altimeter berpotensi untuk mengkaji variasi dan laju kenaikan muka laut. Secara umum variabilitas tinggi muka laut daerah cilacap dan benoa dipengaruhi oleh sistem angin moonson. Laju kenaikan paras laut baik dari data tide guage maupun data satelit altimetri menunjukkan laju yang sama yakni 3.5 mm/tahun di Cilacap. Tinggi paras laut 4.7 mm/tahun data tide gauge dan 5.60 mm/tahun data satelit altimeter.id
dc.language.isoidid
dc.publisherBogor Agricultral University (IPB)id
dc.subject.ddcOceanographyid
dc.subject.ddcSea levelid
dc.subject.ddc2016id
dc.subject.ddcCilacap-Jawa Tengahid
dc.titlePotensi Data Satelit Altimeter Untuk Pengukuran Tinggi Paras Laut Di Daerah Pantai Cilacap Dan Benoaid
dc.typeThesisid
dc.subject.keywordAltimetriid
dc.subject.keywordkenaikan tinggi paras lautid
dc.subject.keywordpasutid
dc.subject.keywordsatelitid


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record