Show simple item record

dc.contributor.advisorTriadiati
dc.contributor.advisorIswandi Anas
dc.contributor.authorPasaribu, Pinta Omas
dc.date.accessioned2016-10-28T02:28:48Z
dc.date.available2016-10-28T02:28:48Z
dc.date.issued2016
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/81861
dc.description.abstractUpaya peningkatan produktivitas padi dapat dilakukan dengan meningkatkan produktivitas lahan melalui pemanfaatan tanaman ratun dengan sistem salibu yang dibudidayakan dengan metode System of Rice Intensification (SRI). Budidaya padi System of Rice Intensification (SRI) merupakan suatu metode dalam pengelolaan tanaman, tanah, air, dan unsur hara untuk meningkatkan pertumbuhan dan perkembangan tanaman padi. Ratun adalah kemampuan tanaman padi dalam menghasilkan anakan baru setelah tanaman pertama dipanen. Keunggulan ratun dapat memberikan tambahan produksi padi per musim tanam, hemat input produksi, tenaga, dan waktu. Sistem salibu merupakan modifikasi pada tanaman ratun yang berkembang di daerah Sumatera Barat yang mampu menghasilkan produksi lebih baik dibandingkan dengan sistem yang umum dilakukan oleh petani (non-salibu). Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis faktor internal yang mendukung fisiologi dan agronomi padi ratun pada sistem salibu yang dibudidayakan dengan metode SRI, sehingga diperoleh informasi dan data mengapa sistem salibu dapat menghasilkan produksi lebih baik dibanding sistem non-salibu. Penelitian ini menggunakan rancangan acak kelompok (RAK) untuk mengkaji metode SRI dan konvensional pada tanaman pertama, sedangkan pada tanaman ratun menggunakan rancangan acak kelompok (RAK) dua faktor yaitu teknik pemotongan dan metode budidaya dengan lima ulangan. Teknik pemotongan terdiri dari sistem salibu dan sistem non-salibu, sedangkan metode budidaya terdiri dari metode SRI dan konvensional. Data pada tanaman pertama dianalisis secara statistik menggunakan Independent t-test dan pada tanaman ratun dianalisis dengan ANOVA pada tingkat kepercayaan α = 5%. Pengamatan pada penelitian ini meliputi pengamatan peubah vegetatif, generatif, dan fisiologi pada padi tanaman pertama dan tanaman ratun. Peubah agronomi meliputi pertumbuhan vegetatif dan pertumbuhan generatif pada tanaman pertama dan tanaman ratun. Peubah pertumbuhan vegetatif yang diamati yaitu tinggi tanaman, jumlah anakan, jumlah daun, bobot kering tajuk, dan akar umur 105 HSS dan 75 HSP, jumlah anakan produktif per rumpun, serta jumlah anakan produktif per m2. Peubah pertumbuhan generatif yang diamati yaitu bobot 1000 gabah, bobot gabah kering per rumpun, bobot gabah kering panen per m2, dan bobot gabah kering giling per m2. Peubah fisiologi yang diamati meliputi laju fotosintesis (A) pada dua fase pertumbuhan (puncak vegetatif dan generatif pada tanaman pertama dan tanaman ratun), serapan hara N, P, dan K pada daun diamati pada saat panen tanaman pertama dan tanaman ratun, kandungan karbohidrat total pada jaringan meristem interkalar pada saat panen tanaman pertama dan tujuh hari setelah panen tanaman pertama, analisis fitohormon (giberelin, kinetin, dan auksin) pada jaringan meristem interkalar pada saat panen tanaman pertama dan tujuh hari setelah panen tanaman pertama. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pertumbuhan vegetatif dan pertumbuhan generatif, laju fotosintesis, serapan hara (N dan P) pada tanaman pertama pada metode SRI lebih tinggi dibandingkan dengan metode konvensional. Hasil gabah pada metode SRI lebih tinggi (sekitar 24.2%) dibandingkan dengan metode konvensional. Pertumbuhan vegetatif dan pertumbuhan generatif, laju fotosintesis, serapan hara (N dan P) pada tanaman ratun lebih tinggi pada sistem salibu dan metode SRI dibandingkan dengan perlakuan lainnya. Hasil gabah pada sistem salibu dan metode SRI lebih tinggi (sekitar 50.3% dari tanaman pertama) dibandingkan dengan perlakuan lainnya. Kemampuan padi dalam menghasilkan ratun dipengaruhi oleh kandungan karbohidrat total dan fitohormon seperti giberelin, kinetin, dan auksin yang terdapat pada meristem interkalar. Kandungan fitohormon yang ditemukan pada sistem salibu dan metode SRI lebih tinggi sehingga produktivitas ratun meningkat dibandingkan dengan perlakuan lainnya, namun kandungan karbohidrat total yang ditemukan lebih sedikit dibandingkan dengan non-salibu.id
dc.language.isoidid
dc.publisherBogor Agricultral University (IPB)id
dc.subject.ddcField cropsid
dc.subject.ddcOryza sativaid
dc.titleSifat Fisiologi Dan Agronomi Padi Ratun Dengan Sistem Salibu Pada Budidaya System Of Rice Intensification (Sri).id
dc.typeThesisid
dc.subject.keywordFitohormonid
dc.subject.keywordFotosintesisid
dc.subject.keywordKarbohidrat totalid
dc.subject.keywordMeristem interkalarid


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record