Show simple item record

dc.contributor.advisorPrasetyo, Lilik Budi
dc.contributor.advisorSoekmadi, Rinekso
dc.contributor.authorWachyuni, Mardiana
dc.date.accessioned2016-10-13T02:27:23Z
dc.date.available2016-10-13T02:27:23Z
dc.date.issued2016
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/81736
dc.description.abstractDi Indonesia, hutan produksi yang terletak di Pulau Jawa berada dibawah pengelolaan Perhutani. Sejak tahun 2001, Perhutani telah mengimplementasikan Pengelolaan Hutan Bersama Masyarakat (PHBM). Tujuan dari PHBM itu sendiri yaitu untuk meningkatkan partisipasi masyarakat dalam pengelolaan hutan dimana dengan adanya PHBM ini secara langsung akan mengurangi laju kehilangan hutan dan degradasi. Selain itu, (Perum Perhutani 2014) menyebutkan bahwa melalui adanya PHBM Perhutani mampu mendorong terbukanya kesempatan berusaha di berbagai sektor usaha dan Perhutani mampu menyerap tenaga kerja yang lebih banyak. Tujuan dari studi ini diantaranya yaitu untuk: 1) menganalisis kontribusi PHBM terhadap perubahan luas hutan dan 2) menganalisis kontribusi PHBM terhadap pendapatan rumah tangga di Kesatuan Pemangkuan Hutan (KPH) Ngawi, Jawa Timur. Data yang dikumpulkan dalam studi ini terdiri dari pengumpulan data primer dan sekunder. Pengumpulan data primer berupa pengumpulan data survei penutupan lahan yang dikumpulkan melalui observasi lapang (observation) dan survei rumah tangga. Pengumpulan data sekunder yaitu berupa studi literatur. Metode yang digunakan untuk mengolah data survei penutupan lahan yaitu analisis spasial menggunakan Sistem Informasi Geografis (SIG) untuk analisis perubahan penutupan lahan antara tahun 1997, 2001, dan 2015 di Kabupaten Ngawi. Sedangkan metode yang digunakan untuk mengolah data survei rumah tangga yaitu teknik tabulasi dan deskripsi. Hasil menunjukkan bahwa sebelum PHBM di implementasikan di KPH Ngawi, tutupan hutan secara drastis mengalami penurunan antara tahun 1997 dan 2001, penurunan tersebut sebesar 8.837,97 Ha (6,35%). Hal ini dapat terjadi karena pada tahun 1997/1998 Indonesia mengalami krisis ekonomi. Krisis ekonomi ini menjadi salah satu penyebab terjadinya penebangan liar terhadap tegakan jati di area Perhutani. Sementara itu, setelah PHBM di implementasikan di KPH Ngawi, tutupan hutan mengalami peningkatan antara tahun 2001 dan 2015, peningkatan tersebut sebesar 6.297,39 Ha (4,52%). Hal ini terjadi karena pada tahun 2001 perhutani mulai mengimplementasikan PHBM. Melalui PHBM, Perhutani bekerjasama dengan masyarakat desa hutan dan pemangku kepentingan lainnya untuk melaksanakan kegiatan pengelolaan hutan bersama-sama. Eksistensi PHBM di KPH Ngawi telah berhasil mengurangi konflik sumberdaya hutan antara Perhutani dan masyarakat desa sekitar hutan. Selanjutnya, partisipasi responden dalam aktifitas PHBM seperti: tumpangsari, corah, produksi arang bakar, pengumpulan Hasil Hutan Non Kayu (HHNK), dan partisipasi dalam kegiatan Perhutani secara langsung berkontribusi terhadap pendapatan rumah tangga responden. Hasil studi menunjukkan bahwa pendapatan responden di bidang pertanian dari kegiatan PHBM menunjukkan persentase yang lebih besar dari pendapatan responden di bidang pertanian di luar kegiatan PHBM.id
dc.language.isoidid
dc.publisherBogor Agricultral University (IPB)id
dc.subject.ddcForestryid
dc.subject.ddcForest managementid
dc.titleKontribusi Phbm Terhadap Perubahan Luas Hutan Dan Pendapatan Rumah Tangga Di Kph Ngawi, Jawa Timurid
dc.typeThesisid
dc.subject.keywordkontribusiid
dc.subject.keywordPHBMid
dc.subject.keywordperubahan luas hutanid
dc.subject.keywordpendapatan rumah tanggaid


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record