dc.description.abstract | Peluang pasar komoditas vanili Indonesia masih terbuka luas karena
permintaan vanili diperkirakan terus meningkat seiring bertambahnya jumlah
penduduk dunia. Namun demikian ada beberapa kendala dalam pengembangan
vanilidi Indonesia. Salah satunya adalah luas areal penanaman vanili di Indonesia
yang mengalami penurunan. Salah satu usaha perluasan areal penanaman vanili di
Indonesia dapat dilakukan dengan pemanfaatan lahan-lahan marginal. Lahan
marginal yang berpotensi bagi pengembangan vanili apabila dikelola dengan baik
adalah tanah ultisol. Alternatif dalam memaksimalkan serapan hara pada tanah
ultisol adalah inokulasi fungi mikoriza arbuskula (FMA) dan Trichoderma
harzianum.
Tujuan Penelitian ini mendapatkan jenis FMA terbaik untuk meningkatkan
pertumbuhan bibit vanili, mengkaji pengaruh inokulasi FMA terhadap
pertumbuhan bibit vanili, mengkaji interaksi antara Trichoderma harzianumdan
FMA terhadap pertumbuhan bibit vanili. Penelitian ini terdiri dari 2 tahap:
Percobaan 1 dan 2. Percobaan 1 disusun berdasarkan Rancangan Acak Kelompok
(RAK) dua faktor. Faktor 1 adalah Jenis Mikoriza: Glomus agregatum, Gigaspora
margarita, Aucaulospora, Glomus agregatum + Gigaspora margarita, Glomus
agregatum + Aucaulospora, Gigaspora margarita + Aucaulospora, Glomus
agregatum + Gigaspora margarita + Aucaulospora, Faktor 2 = Waktu Aplikasi,
Pada saat tanam, 3 MST (Minggu Setelah Tanam). Percobaan 2 disusun
berdasarkan Rancangan Acak Kelompok dua faktor. Faktor 1 adalah inokulasi
FMA dan faktor kedua Trichoderma harzianum. Faktor 1: Inokulasi FMA; Tanpa
FMA, dan inokulasi FMA, Faktor 2: Trichoderma harzianum; Tanpa
Trichoderma harzianum dan Trichoderma harzianum.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa FMA jenis Glomus agregatum dan
Gigaspora margarita jenis FMA yang tepat untuk diinokulasikan pada bibit
vanili. Inokulasi FMA mampu meningkatkan pertumbuhan bibit vanili pada tanah
ultisol yaitu; panjang tunas rata-rata 30.57 cm dengan jumlah ruas rata-rata 6-7
ruas pada umur 12 MST, diameter ruas rata-rata 4.93 nm, panjang akar rata-rata
44.02 cm, biomassa total 4.42 g, meningkatkan serapan P sebesar 75%
dibandingkan tanpa FMA, dan kolonisasi akar tergolong kategori tinggi dengan
persen kolonisasi 63.50 %. Tidak terdapat interaksi antar perlakuan inokulasi
FMA dan Trichoderma harzianum. | id |