Analisis Bahaya Dan Risiko Tanah Longsor Dan Hubungannya Dengan Pola Ruang Wilayah Kabupaten Bogor.
View/ Open
Date
2016Author
Puspasari, Winda Diah
Baskoro, Dwi Putro Tejo
Metadata
Show full item recordAbstract
Kabupaten Bogor merupakan wilayah daratan dengan kondisi morfologi
wilayah yang bervariasi, sebagian besar berupa dataran tinggi, perbukitan dan
pegunungan dengan batuan penyusunnya didominasi oleh hasil letusan gunung
api yang mempunyai sifat meresapkan air hujan tergolong besar. Jenis pelapukan
batuan ini relatif rawan terhadap gerakan tanah bila mendapatkan siraman curah
hujan yang tinggi. Jenis tanah penutup didominasi oleh material vulkanik lepas
agak peka dan sangat peka terhadap erosi, antara lain Latosol, Aluvial, Regosol,
Podsolik dan Andosol. Kondisi fisik wilayah yang berpotensi terjadi longsor dan
bencana longsor yang terus meningkat memerlukan analisis bahaya dan risiko
longsor untuk mempertimbangkan pola ruang wilayah.
Tujuan dari penelitian ini adalah : (1) Menganalisis dan memetakan bahaya
(hazard) longsor di Kabupaten Bogor berdasarkan determinan faktor dari
kejadian longsor yang ada; (2) Menganalisis risiko bencana longsor berdasarkan
keterkaitan antara penggunaan lahan, RTRW dan Bahaya Longsor; (3)
Merumuskan arahan sebagai upaya untuk menekan dampak dari bencana longsor.
Metode analisis yang digunakan meliputi analisis spasial, analisis atribut
dan analisa AHP-SWOT. Analisis spasial dan atribut memanfaatkan Sistem
Informasi Geografis (SIG) dengan menggunakan skor dan bobot untuk setiap
parameter, yang selanjutnya di klasifikasikan ke dalam 5 kelas, yaitu kelas sangat
rendah, rendah, sedang, tinggi, dan sangat tinggi. Semakin tinggi skor dan bobot,
maka pengaruhnya akan semakin tinggi terhadap kejadian longsor, begitu juga
sebaliknya. Analisis spasial dan atribut meliputi pembuatan peta suseptibilitas,
peta bahaya longsor dan peta risiko longsor. Analisa AHP-SWOT dilakukan
untuk strategi pengendalian longsor.
Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa Kabupaten Bogor memiliki: (1)
kelas bahaya longsor cukup variatif, mulai dari kelas bahaya longsor rendah
sampai dengan sangat tinggi, dengan persentase terbesar berada pada kelas bahaya
rendah (33.68%) untuk daerah yang dianalisis; (2) kelas risiko longsor terbesar
berada pada kelas risiko rendah (55.95%) untuk daerah yang dianalisis; (3)
Strategi pengendalian longsor untuk arahan prioritas pertama adalah membuat
pola ruang yang sudah mempertimbangkan kondisi bahaya longsor dan
menerapkannya dengan lebih teliti dan ketat dalam memberikan ijin penggunaan
lahan, bantuan desa untuk lebih peduli melihat perubahan lingkungan dan bantuan
bidang pengawasan jika ada perubahan penggunaan lahan terutama di daerah
rawan longsor
Collections
- MT - Agriculture [3772]