Kinerja Produksi Dan Fisiologis Udang Vaname Litopenaeus Vannamei Pada Karamba Jaring Apung Dengan Padat Tebar Berbeda Di Selat Kepulauan Seribu
View/ Open
Date
2016Author
Fendjalang, Sophia Nonamanis Margaretha
Budiardi, Tatag
Supriyono, Eddy
Metadata
Show full item recordAbstract
Udang vaname (Litopenaeus vannamei) merupakan komoditas udang yang
bernilai ekonomis serta menjadi salah satu produk unggulan nasional yang terus
dikembangkan produksinya terutama dengan memanfaatkan perairan laut sebagai
lokasi budidaya. Udang vaname yang dibudidaya pada air laut memiliki
kandungan nutrisi yang lebih tinggi, rasa yang lebih gurih dan enak dibandingkan
dengan udang vaname yang dibudidaya di air payau maupun di air tawar.
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kelangsungan hidup, pertumbuhan
dan kadar glukosa hemolim sebagai respons fisiologi udang vaname pada
pemeliharaan dengan system teknologi keramba jaring apung (KJA) di laut
dengan padat tebar yang berbeda pada Selat Kepulauan Seribu.
Penelitian dilakukan selama 4 bulan dimulai dari bulan Juni-Oktober 2015
di Selat Kepulauan Seribu, yaitu antara Pulau Pramuka, Pulau Panggang dan
Pulau Karya. Penelitian ini merupakan percobaan lapangan yang menggunakan
rancangan acak lengkap (RAL) dengan tiga perlakuan dan tiga ulangan. Perlakuan
yang digunakan pada penelitian ini yaitu padat tebar 250 ekor/m2, 500 ekor/m2
dan 750 ekor/m2. Wadah yang digunakan adalah karamba jaring apung yang
menggunakan rangka berbahan prime grade polyethylene (PE) yang berdiameter
355 mm. KJA dilengkapi dengan jangkar berbobot 50 kg yang diikat dengan
menggunakan tali berdiameter 20 mm dan tiap jaring dilengkapi dengan pemberat
seberat 5 kg pada masing-masing sudut. Penelitian ini menggunakan 9 kotak
karamba dengan kedalaman jaring 2 m dan 2 lapis jaring. Jaring luar berukuran 4
m x 4 m berbahan PE dengan ukuran mata jaring (mesh size) 7 mm dan jaring
dalam berukuran 4 m x 4 m, menggunakan hapa dengan mata jaring 5 mm. Jaring
anco digunakan sebagai feeding tray berbentuk bulat terbuat dari pipa PE dengan
diameter 1,2 m dan dilapisi hapa dengan ukuran mata jaring 2 mm.
Udang vaname yang digunakan memiliki bobot rata-rata 1,0±0,06 g dan
panjang 5,0±0,03 cm yang berasal dari Hatchery Nusa Karamba di Kepulauan
Seribu. Benih yang digunakan sebelumnya telah didederkan dengan menggunakan
teknologi bioflok selama 30 hari. Udang vaname dipelihara selama 90 hari, diberi
pakan komersil dengan kadar protein ±36,28 % sebanyak empat kali sehari
dengan FR 7%. Pengukuran kualitas air dan sampling pertumbuhan udang
dilakukan setiap 10 hari, pengambilan sampel glukosa hemolim dilakukan pada
awal dan akhir penelitian.
Hasil analisis kinerja produksi menunjukkan bahwa perlakuan padat tebar
250 ekor/m2 memiliki kelangsungan hidup dan rasio konversi pakan yang lebih
baik dibandingkan dengan perlakuan lainnya, yaitu masing-masing sebesar
30,33% dan 1,13. Parameter respons fisiologis berupa glukosa hemolim
menunjukkan respon yang lebih rendah, yaitu sebesar 41,87 mg/dl pada perlakuan
250 ekor/m2. Berdasarkan hasil penelitian disimpulkan bahwa padat tebar 250
ekor/m2 merupakan padat tebar terbaik yang dapat digunakan untuk budidaya
dengan menggunakan karamba jaring apung di Selat Kepulauan Seribu.
Collections
- MT - Fisheries [2955]