Show simple item record

dc.contributor.advisorPalupi, Endah Retno
dc.contributor.advisorSuhartanto, M. Rahmad
dc.contributor.authorManik, Fatiani
dc.date.accessioned2016-09-21T01:55:21Z
dc.date.available2016-09-21T01:55:21Z
dc.date.issued2016
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/81553
dc.description.abstractTrue Shallot Seed (TSS) biasanya diproduksi dengan menggunakan benih umbi ukuran sedang dan besar. Benih umbi berukuran kecil diduga sulit untuk berbunga sehingga sulit untuk memproduksi TSS. Umbi ukuran sedang dan besar diperlukan baik untuk produksi TSS, produksi umbi konsumsi maupun untuk konsumsi secara langsung sehingga ketiga pemanfaatan tersebut bersaing pada saat ketersediaan umbi di pasar rendah. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan konsentrasi optimum BAP untuk menginduksi pembungaan, dan produksi TSS dari umbi kecil. Penelitian dilaksanakan di Kebun Percobaan Leuwikopo (240 m dpl) dan Laboratorium Penyimpanan dan Pengujian Mutu Benih, Departemen Agronomi dan Hortikultura IPB, dari bulan Maret hingga November 2015. Penelitian terdiri atas dua percobaan. Percobaan pertama untuk mempelajari pengaruh BAP dan ukuran umbi terhadap peningkatan pembungaan dan TSS varietas Bima di dataran rendah. Rancangan yang digunakan adalah rancangan acak kelompok lengkap (RAKL) dengan 3 ulangan dan dua faktor yaitu konsentrasi BAP (0, 50, 100, 150 dan 200 ppm) sebagai faktor pertama dan ukuran umbi (kecil 3-4 g dan sedang 5- 10 g) sebagai faktor kedua. Percobaan kedua untuk mempelajari pengaruh BAP terhadap pembungaan dan produksi TSS varietas Bauji dan Sumenep di dataran rendah. Rancangan yang digunakan adalah rancangan acak kelompok lengkap (RAKL) yang terdiri atas dua faktor. Faktor pertama adalah konsentrasi BAP (0, 50, 100, 150, 200 dan 250 ppm) dan faktor kedua adalah varietas (Bauji dan Sumenep) dengan 3 ulangan. Hasil percobaan pertama menunjukkan bahwa ukuran umbi tidak berpengaruh terhadap persentase tanaman berbunga, sementara pemberian BAP 50 ppm sudah meningkatkan persentase tanaman berbunga. Produksi TSS tidak dipengaruhi oleh konsentrasi BAP maupun ukuran umbi. Bobot 1000 butir TSS dari umbi sedang lebih tinggi daripada umbi kecil, sementara konsentrasi BAP 100 ppm juga dapat meningkatkan bobot 1000 butir. Ukuran umbi tidak mempengaruhi daya berkecambah TSS. TSS yang dihasilkan baik dari umbi kecil maupun sedang dan dari perlakuan BAP memenuhi persyaratan minimum benih bermutu. Hasil percobaan kedua menunjukkan bahwa perlakuan BAP tidak meningkatkan produksi maupun mutu TSS varietas Bauji. TSS varietas Bauji yang dihasilkan memenuhi persyaratan minimal benih bermutu kecuali yang diberi perlakuan BAP 200 ppm. Pemberian BAP sampai 250 ppm belum dapat menginduksi pembungaan pada varietas Sumenep.id
dc.language.isoidid
dc.publisherIPB (Bogor Agricultural University)id
dc.subject.ddcEdible tubersid
dc.subject.ddcOnionid
dc.subject.ddc2015id
dc.subject.ddcBogor-Jawa Baratid
dc.titleAplikasi Bap Untuk Meningkatkan Produksi Benih Botani Bawang Merah (Allium Ascalonicum) Pada Varietas Bima, Bauji Dan Sumenep Di Dataran Rendah.id
dc.typeThesisid
dc.subject.keywordbungaid
dc.subject.keywordbijiid
dc.subject.keywordmutu fisiologisid
dc.subject.keywordukuran umbiid


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record