Aplikasi Bap Untuk Meningkatkan Produksi Benih Botani Bawang Merah (Allium Ascalonicum) Pada Varietas Bima, Bauji Dan Sumenep Di Dataran Rendah.
View/ Open
Date
2016Author
Manik, Fatiani
Palupi, Endah Retno
Suhartanto, M. Rahmad
Metadata
Show full item recordAbstract
True Shallot Seed (TSS) biasanya diproduksi dengan menggunakan benih
umbi ukuran sedang dan besar. Benih umbi berukuran kecil diduga sulit untuk
berbunga sehingga sulit untuk memproduksi TSS. Umbi ukuran sedang dan besar
diperlukan baik untuk produksi TSS, produksi umbi konsumsi maupun untuk
konsumsi secara langsung sehingga ketiga pemanfaatan tersebut bersaing pada
saat ketersediaan umbi di pasar rendah. Penelitian ini bertujuan untuk
mendapatkan konsentrasi optimum BAP untuk menginduksi pembungaan, dan
produksi TSS dari umbi kecil.
Penelitian dilaksanakan di Kebun Percobaan Leuwikopo (240 m dpl) dan
Laboratorium Penyimpanan dan Pengujian Mutu Benih, Departemen Agronomi
dan Hortikultura IPB, dari bulan Maret hingga November 2015. Penelitian terdiri
atas dua percobaan. Percobaan pertama untuk mempelajari pengaruh BAP dan
ukuran umbi terhadap peningkatan pembungaan dan TSS varietas Bima di dataran
rendah. Rancangan yang digunakan adalah rancangan acak kelompok lengkap
(RAKL) dengan 3 ulangan dan dua faktor yaitu konsentrasi BAP (0, 50, 100, 150
dan 200 ppm) sebagai faktor pertama dan ukuran umbi (kecil 3-4 g dan sedang 5-
10 g) sebagai faktor kedua. Percobaan kedua untuk mempelajari pengaruh BAP
terhadap pembungaan dan produksi TSS varietas Bauji dan Sumenep di dataran
rendah. Rancangan yang digunakan adalah rancangan acak kelompok lengkap
(RAKL) yang terdiri atas dua faktor. Faktor pertama adalah konsentrasi BAP (0,
50, 100, 150, 200 dan 250 ppm) dan faktor kedua adalah varietas (Bauji dan
Sumenep) dengan 3 ulangan.
Hasil percobaan pertama menunjukkan bahwa ukuran umbi tidak
berpengaruh terhadap persentase tanaman berbunga, sementara pemberian BAP
50 ppm sudah meningkatkan persentase tanaman berbunga. Produksi TSS tidak
dipengaruhi oleh konsentrasi BAP maupun ukuran umbi. Bobot 1000 butir TSS
dari umbi sedang lebih tinggi daripada umbi kecil, sementara konsentrasi BAP
100 ppm juga dapat meningkatkan bobot 1000 butir. Ukuran umbi tidak
mempengaruhi daya berkecambah TSS. TSS yang dihasilkan baik dari umbi kecil
maupun sedang dan dari perlakuan BAP memenuhi persyaratan minimum benih
bermutu. Hasil percobaan kedua menunjukkan bahwa perlakuan BAP tidak
meningkatkan produksi maupun mutu TSS varietas Bauji. TSS varietas Bauji
yang dihasilkan memenuhi persyaratan minimal benih bermutu kecuali yang
diberi perlakuan BAP 200 ppm. Pemberian BAP sampai 250 ppm belum dapat
menginduksi pembungaan pada varietas Sumenep.
Collections
- MT - Agriculture [3773]