Show simple item record

dc.contributor.advisorAnas, Iswandi
dc.contributor.advisorWidyastuti, Rahayu
dc.contributor.authorSubardja, Vera Oktavia
dc.date.accessioned2016-09-21T01:44:15Z
dc.date.available2016-09-21T01:44:15Z
dc.date.issued2016
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/81504
dc.description.abstractmerupakan salah satu kabupaten penghasil beras nasional. Lahan-lahan produksi beras di Karawang kian hari semakin berkurang. Alih fungsi lahan pertanian semakin marak terjadi yang merupakan salah satu dampak kemajuan suatu daerah. Lahan pertanian di Kabupaten Karawang sudah mulai mengalami penurunan sejak tahun 1995, penurunan luas lahan produksi menyebabkan terjadinya penurunan hasil beras yang kemudian memaksa pemerintah untuk melakukan upaya peningkatan produksi beras dengan cara ekstensifikasi pertanian. Salah satu lahan marginal yang dapat dimanfaatkan untuk budidaya tanaman padi adalah lahan di sekitar pesisir pantai. Dari 30 kecamatan yang ada di Karawang, 12 kecamatan berada di sekitar pesisir pantai, oleh sebab itulah pengembangan area persawahan kemudian diarahkan pada lahan di sekitar pesisir pantai. Penggunaan lahan pesisir pantai sebagai lahan produksi beras terkendala dengan kondisi sifat tanah yang kurang mendukung untuk pertumbuhan tanaman padi, salah satu masalah yang sangat mengganggu adalah tingkat salinitas yang cukup tinggi hingga mencapai 7 mmhos. Dengan karakter tanah yang ada di lahan tersebut, maka diperlukan upaya untuk memperbaiki kualitas tanah agar mampu menyediakan lingkungan yang baik untuk tanaman padi. Penelitian ini dilakukan dalam 2 tahap. Tahap pertama yaitu pembuatan pupuk organik dengan menggunakan Aspergillus sebagai dekomposer. Tujuan penelitian tahap pertama yaitu mendapatkan pupuk organik dengan waktu pengomposan yang lebih cepat dengan menggunakan Aspergillus sebagai dekomposer untuk diaplikasikan pada sawah lahan salin. Setelah diperoleh pupuk organik dari jerami padi dan sampah pasar, kemudian dilakukan penelitian tahap kedua di lahan salin Karawang. Tujuan penelitian tahap kedua yaitu: (1) mendapatkan pupuk organik yang berasal dari limbah pertanian dan sampah pasar dengan waktu pengomposan cepat yang dapat digunakan untuk meningkatkan kualitas sifat tanah pada lahan sawah salin yang ada di Karawang; (2) mengkaji penggunaan pupuk organik sehingga mampu meningkatkan kualitas sifat tanah sawah salin sehingga mampu meningkatkan produksi tanaman padi di lahan pesisir pantai di Karawang dengan menggunakan metode tanam SRI. Penelitian pertama menggunakan jerami padi dan sampah pasar sebagai sumber bahan pembuatan pupuk organik. Pengomposan menggunakan Aspergillus sebagai dekomposer yang dilakukan secara aerob menggunakan bak pengomposan yang terbuat dari bambu. Penelitian menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) faktorial. Faktor pertama adalah jenis bahan organik (jerami dan sampah pasar) dan faktor kedua adalah penggunaan dekomposer (dengan dan tanpa dekomposer). Terdapat 4 perlakuan yang kemudian diulang 3 kali sehingga diperoleh 12 unit bak pengomposan. Pupuk organik yang dihasilkan pada penelitian pertama kemudian digunakan sebagai bahan baku pada percobaan kedua di sawah lahan salin di Karawang. Penelitian menggunakan Rancangan Petak Terpisah dengan metode tanam sebagai petak utama dengan 2 jenis metode tanam yaitu SRI dan Konvensional. Anak petak adalah penggunaan pupuk organik terdiri dari 3 perlakuan yaitu tanpa pupuk organik, pupuk organik jerami dan pupuk organik sampah pasar. Seluruh perlakuan diulang sebanyak 4 kali dengan ukuran petak yang diguanakan adalah 4 x 5 m, sehingga terdapat 24 unit satuan percobaan. Hasil penelitian menunjukan bahwa penggunaan sampah pasar sebagai bahan pembuatan pupuk organik mampu menghasilkan pupuk organik yang lebih cepat jika dibandingkan dengan jerami padi. Penambahan Aspergillus pada proses pengomposan mempercepat laju pengomposan sehingga pupuk organik lebih cepat matang baik pada jerami maupun sampah pasar. Pupuk organik sampah pasar yang ditambah Aspergillus menghasilkan pupuk organik yang memiliki kandungan unsur hara lebih tinggi jika dibandingkan dengan jerami padi yang ditambah Aspergillus dan tanpa pemberian Aspergillus. Hasil penelitian tahap kedua menunjukan bahwa penggunaan pupuk organik sampah dengan metode tanam SRI meningkatkan tinggi tanaman, komponen produksi dan hasil tanaman padi. Perlakuan ini juga meningkatkan populasi total mikrob pada saat tanaman padi siap panen, sehingga selain memperbaiki kimia dan fisika, penggunaan metode tanam SRI juga memperbaiki sifat biologi tanah salin. Peningkatan kualitas lahan salin perlu dilakukan dalam rangka peningkatan hasil tanaman padi di lahan salin. Penggunaan pupuk organik sampah yang dikombinasikan dengan metode tanam SRI baik digunakan sebagai upaya intensifikasi pertanian di lahan sawah salin. Dengan digunakannya metode tanam SRI dan pupuk organik, maka lahan sawah salin akan mengalami peningkatan kualitas kesuburan tanah yang dicirikan dengan berkurangnya nilai DHL dan meningkatnya populasi total mikrob dan respirasi tanah.id
dc.language.isoidid
dc.publisherBogor Agricutural University (IPB)id
dc.subject.ddcAgricultureid
dc.subject.ddcBiological soil analysisid
dc.subject.ddc2014id
dc.subject.ddcKarawang-Jawa Baratid
dc.titlePengelolaan Limbah Pertanian Dan Sampah Pasar Untuk Perbaikan Sifat Tanah Dan Peningkatan Produksi Padi Dengan Metode Sri Di Lahan Salin Karawang.id
dc.typeThesisid
dc.subject.keywordsalinitasid
dc.subject.keywordpupuk organik jeramiid
dc.subject.keywordpupuk organik sampah pasarid
dc.subject.keywordSRIid
dc.subject.keywordsifat biologi tanahid


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record