dc.description.abstract | Mengatasi berbagai masalah kependudukan diperlukan langkah nyata, salah
satu program yang dipandang penting adalah Keluarga Berencana (KB). Melalui
KB diupayakan mengatur kelahiran anak, jarak dan usia ideal melahirkan,
mengatur kehamilan, melakukan promosi, perlindungan dan bantuan sesuai
dengan hak reproduksi untuk mewujudkan keluarga yang berkualitas. Melalui
program KB, perempuan bisa mengatur kehamilannya dan angka kematian ibu
hamil dapat ditekan. Program KB juga menurunkan konsumsi, biaya kesehatan
reproduksi serta biaya pendidikan. Ibu berkesempatan mengembangkan potensi
dirinya, serta anak yang dilahirkan menjadi lebih sehat dan cerdas karena
perhatian dan nutrisi yang cukup.
Pelaksanaan program KB membutuhkan keseriusan dalam keterlibatan
semua pihak, termasuk petugas lapangan KB sebagai pihak yang berhubungan
langsung dengan masyarakat. Hal ini berkaitan dengan kemampuan petugas
pelaksana penyuluhan. Pelaksana penyuluhan KB adalah para Penyuluh KB
(PKB) dan kader KB. Sehubungan ketidakcukupan jumlah PKB, maka dalam
menjalankan tugas, dibantu oleh kader KB yang merupakan penduduk setempat.
Kenyataannya di lapangan, kader KB yang lebih banyak berperan dalam kegiatan
penyuluhan KB; karena jumlahnya yang lebih banyak dan kedekatan tempat
tinggal menjadikan lebih sering berinteraksi dengan masyarakat. Sejauhmana
kapasitas kader KB dalam melaksanakan penyuluhan KB dan faktor-faktor apa
saja yang berhubungan dengan kapasitas tersebut sangat penting dikaji.
Tujuan penelitian adalah: (1) Mengidentifikasi tingkat kapasitas kader KB
dalam kegiatan penyuluhan KB di Kota Palembang. (2) Menganalisis faktor -
faktor yang berhubungan dengan kapasitas kader KB dalam kegiatan penyuluhan
KB di Kota Palembang. Penelitian dilakukan pada bulan Agustus sampai
September 2015 di Kota Palembang. Populasi penelitian adalah 4020 kader KB di
Kota Palembang dan pengumpulan data dilakukan kepada 100 kader KB
berdasarkan area random sampling. Data dalam penelitian ini meliputi data
primer dan data sekunder. Data primer diperoleh secara langsung dari responden
dan informan penelitian, melalui wawancara dan pengamatan langsung di
lapangan. Selanjutnya data dianalisis secara kuantitatif serta untuk menguji
hipotesis yang telah dirumuskan digunakan uji korelasi Rank Spearman.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat kapasitas kader KB di Kota
Palembang termasuk kategori rendah; faktor yang penting diperhatikan untuk
mengembangkan kapasitas kader KB adalah: pengalaman, pelatihan yang diikuti,
dukungan penyuluh, dan dukungan informasi. Usaha mengembangkan kapasitas
kader KB dapat dilakukan dengan menyediakan akses pelatihan secara optimal
bagi kader KB; penyuluh dan instansi KB mengintensifkan kegiatan-kegiatan
pertemuan dengan kader KB, serta memotivasi kader KB supaya mengembangkan
potensi diri sehingga terampil dalam mengakses internet dan memastikan
tersedianya informasi yang sesuai dengan kebutuhan kader KB. | id |