dc.description.abstract | Ikan kerapu merupakan salah satu sumber daya perikanan karang yang
memiliki nilai ekologis dan nilai ekonomis penting. Masyarakat nelayan di
perairan Peukan Bada telah lama memanfaatkan sumberdaya perikanan sebagai
sumber mata pencaharian, termasuk sumberdaya ikan kerapu dalam bentuk usaha
penangkapan ikan di laut. Saat ini nelayan mulai merasakan adanya gejala
tangkap lebih (overfishing) yaitu berkurangnya hasil tangkapan, dan semakin
jarang/sedikit ikan yang tertangkap ukuran induk. Penelitian ini bertujuan untuk
mendeskripsikan komposisi jenis tangkapan dan struktur komunitas ikan kerapu,
mendeskripsikan daerah penangkapan (fishing ground) ikan kerapu, serta
mengkaji aspek-aspek pertumbuhan populasi dan merumuskan strategi
pengelolaan sumberdaya ikan kerapu untuk pengelolaan yang lestari dan
berkelanjutan.
Penelitian ini dilakukan di Peukan Bada, Kabupaten Aceh Besar mulai
bulan Februari sampai dengan Juni 2015. Penelitian ini dilakukan dalam 2 tahapan
survei, yakni; 1) survei hasil tangkapan ikan kerapu yang dilakukan di Tempat
Pendaratan Ikan (Lamteh, Lamtengoh dan Ujong Pancu), 2) survei distribusi ikan
kerapu berdasarkan daerah penangkapan di perairan Peukan Bada. Ikan kerapu
yang menjadi obyek penelitian adalah ikan yang tertangkap dengan menggunakan
alat tangkap pancing. Ikan yang diperoleh dihitung jumlahnya, di ukur panjang
total dengan menggunakan mistar ukur, ditimbang berat ikan dengan
menggunakan timbangan elektrik dan di identifikasi hingga tingkatan spesies.
Analisis data menggunakan penghitungan indeks keanekaragaman (H’),
keseragaman (E), dan dominansi (D), parameter pertumbuhan, perhitungan ukuran
panjang ikan pertama kali ditangkap, ukuran pertama kali matang gonad, laju
mortalitas dan laju eksploitasi.
Total ikan kerapu yang tertangkap selama penelitian adalah sebanyak 835
individu, yang termasuk ke dalam 4 genus (Aethaloperca, Cephalopholis,
Epinephelus dan Variola) dan 21 spesies. Jenis ikan kerapu yang dominan
ditemukan pada lokasi penelitian terdiri dari jenis Epinephelus fasciatus dan
Cephalopholis sonnerati. Berdasarkan struktur komunitas nilai keanekaragaman
(H') di Lamtengoh lebih beragam dibandingkan dengan Ujong Pancu dan Lamteh.
Sebaran daerah penangkapan ikan kerapu di perairan Peukan Bada
membentang sepanjang garis pantai ke arah laut dengan rata-rata tutupan karang
yang masih dalam kondisi baik. Adapun daerah penangkapan yang menjadi target
utama nelayan penangkap ikan kerapu yakni Tuan Pulau, Pulau Batee, Arus Besar,
Arus Cut, Pulau Bunta dan Pulo Aceh.
Pola pertumbuhan jenis (E. fasciatus dan C. sonnerati) bersifat allometrik
negatif, yang berarti bahwa pertambahan panjang lebih cepat dari pada berat.
Parameter pertumbuhan E. fasciatus yang diperoleh adalah panjang asimtotik (L∞)
= 300.30 mm, koefisien pertumbuhan (K) sebesar 0.49 per tahun, dan t0 = -0.18
(tahun). Spesies C. sonnerati L∞ 419.48 mm, K = 0.31 per tahun, dan t0 = -0.26
(tahun). Ukuran panjang ikan pertama kali tertangkap lebih kecil dibandingkan
ukuran panjang pertama kali matang gonad (Lc<Lm), hal ini menunjukkan bahwa
ikan yang tertangkap belum memijah/belum dewasa. Laju mortalitas alami (M) E.
fasciatus (0.49) dan C. sonnerati (0.33). Laju eksploitasi E. fasciatus (0.62) dan C.
sonnerati (0.55). Nilai laju eksploitasi kedua spesies ini menunjukkan bahwa
tingkat pemanfaatan ikan kerapu di perairan Peukan Bada telah melebihi
eksploitasi optimum (0.5), artinya secara biologi sumberdaya tersebut di
indikasikan telah mengalami over eksploitasi. Pengelolaan ikan kerapu di perairan
Peukan Bada dapat dilakukan dengan pendekatan keberlanjutan dan konservasi. | id |