Show simple item record

dc.contributor.advisorSyarief, Hidayat
dc.contributor.advisorMadanijah., Siti
dc.contributor.authorKhairunnisa, Nova
dc.date.accessioned2016-08-30T04:42:12Z
dc.date.available2016-08-30T04:42:12Z
dc.date.issued2016
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/81440
dc.description.abstractDiabetes melitus (DM) merupakan salah satu penyakit tidak menular yang memerlukan perhatian serius dalam beberapa tahun terakhir. DM tipe 2 disebabkan oleh berbagai faktor, yaitu faktor genetik dan lingkungan termasuk gaya hidup dan pola makan. Kelompok dewasa merupakan salah satu kelompok yang cukup rawan terkena DM tipe 2. Hal ini disebabkan oleh gaya hidup berupa pola konsumsi tinggi gula, kebiasaan merokok, kurangnya aktivtas fisik serta status gizi. Status gizi lebih merupakan indikator dalam menentukan risiko penyakit degeneratif seperti DM tipe 2. Penumpukan lemak di sel adiposa mempengaruhi kinerja insulin dan meningkatkan paparan radikal bebas. Paparan radikal bebas (prooksidan) yang tinggi dan rendahnya antioksidan juga memicu terjadinya proinflamasi di berbagai sel sehingga meningkatkan risiko berbagai penyakit metabolik seperti DM tipe 2. Tujuan umum dari penelitian ini adalah menganalisis hubungan kebiasaan merokok, aktivitas fisik, konsumsi gula dan status gizi dengan kadar malondialdehide (MDA) dan kadar glukosa darah. Adapun tujuan khususnya adalah 1) mengidentifikasi karakteristik sosioekonomi, kebiasaan merokok, aktivitas fisik, konsumsi gula dan status gizi antropometri subjek; 2) menganalisis hubungan kebiasaan merokok dengan status oksidatif subjek dilihat dari kadar MDA darah; 3) menganalisis hubungan aktivitas fisik dengan kadar gula darah; 4) menganalisis hubungan konsumsi gula dengan kadar glukosa darah; 5) menganalisis hubungan konsumsi buah dan sayur dengan kadar glukosa darah; 6) menganalisis hubungan status gizi antropometri dengan kadar glukosa darah; 7) menganalisis hubungan kadar MDA darah dengan kadar glukosa darah; 8) menganalisis faktor yang berpengaruh (determinan) terhadap kadar glukosa darah orang dewasa. Desain penelitian ini adalah cros-sectional study. Studi dilaksanakan di Kecamatan Pancoran Jakarta Selatan Provinsi DKI Jakarta pada bulan Agustus 2014 sampai dengan April 2015. Subjek adalah pria dan wanita usia >19 tahun. Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini meliputi: 1) data sosial ekonomi, 2) kebiasaan merokok, 3) aktivitas fisik,4) konsumsi gula serta buah dan sayur, 5) status gizi, 6) MDA, dan 7) glukosa darah. Pengumpulan data dilakukan melalui wawancara menggunakan kuisioner dan observasi langsung menggunakan instrumen alat ukur dan kuesioner terstruktur yang telah diuji validitas dan reliabilitasnya. Analisis statistik yang dilakukan menggunakan SPSS versi 20.0 for Windows. Analisis deskriptif menggambarkan sebaran variabel yang diteliti berdasarkan persen dan rataan. Uji beda T-test digunakan untuk menganalisis perbedaan berbagai variabel antara pria dan wanita. Analisis korelasi Pearson digunakan untuk menganalisis hubungan antara kebiasaan merokok dengan kadar MDA dan aktivitas fisik, konsumsi gula, konsumsi buah sayur, status gizi, serta kadar MDA dengan kadar glukosa darah. Analisis regresi linear berganda digunakan untuk melihat faktor determinan (kebiasaan merokok, aktivitas fisik, konsumsi gula, konsumsi buah sayur, status gizi, dan kadar MDA) terhadap kadar glukosa darah. Penelitian ini menunjukkan bahwa rata-rata usia subjek sekitar 41.8 tahun dengan usia rata-rata pria 42.8 tahun dan wanita 41.0 tahun. Sebagian besar (87.3%) subjek berpendidikan SMA dan Perguruan tinggi. Sebagian besar kelompok pria bekerja sebagai pegawai swasta sedangkan wanita tidak bekerja. Pendapatan subjek berkisar antara Rp5 000 000 – Rp9 900 000 perkapita perbulan. Berdasarkan kebiasaan merokok, setengah (50.0%) subjek merupakan perokok aktif dengan ratarata rokok yang dihisap sebesar 10.5 ± 14.9 batang per hari. Proporsi pria yang merokok lebih besar (55.4%) dibandingkan wanita (47.3%), demikian juga frekuensi merokok pria lebih besar dibandingkan dengan wanita (p<0.05). Sebagian besar subjek (54.4%) tidak terbiasa melakukan olahraga, dengan proporsi wanita (60%) lebih besar dibandingkan dengan pria (48.9%). Proporsi subjek pria yang mengonsumsi gula berlebih cenderung lebih besar (51.1%) dengan rata-rata gula yang dikonsumsi sebesar 55.9 g/hari dibandingkan dengan subjek wanita (41.8%) dengan rata-rata gula yang dikonsumsi sebesar 57.8 g/hari. Hasil uji beda menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan signifikan rataan konsumsi gula antara subjek pria dan wanita.Status gizi berdasarkan IMT menunjukkan bahwa lebih dari separuh subjek tergolong gemuk (46.6%). Rata-rata IMT subjek tergolong normal yaitu 24.6 kg/m2. Hasil uji korelasi Pearson menunjukkan bahwa frekuensi merokok berhubungan signifikan dengan kadar MDA darah subjek (p <0.05, r = 0.652). Hasil uji korelasi Pearson juga menunjukkan bahwa kadar glukosa darah berhubungan signifikan dengan konsumsi gula (p<0.05, r = 0.195), IMT (p<0.05, r= 0.429), kosumsi buah sayur (p<0.05, r= -0.357) dan MDA darah(p< 0.05, r= 0.505). Berdasarkan uji regresi linier berganda, faktor yang berpengaruh terhadap kadar glukosa darah pada pria dan wanita adalah Indeks Massa Tubuh (IMT), konsumsi gula, jumlah batang rokok yang dihisap, dan kadar Malondialdehide (MDA)id
dc.language.isoidid
dc.publisherBogor Agricutural University (IPB)id
dc.subject.ddcHygienceid
dc.subject.ddcDietecticsid
dc.subject.ddcnutritionid
dc.titleHubungan Kebiasaan Merokok, Aktivitas Fisik, Konsumsi Gula, Dan Status Gizi Dengan Kadar Malondialdehide (Mda) Dan Glukosa Darah Pada Orang Dewasa.id
dc.typeThesisid
dc.subject.keywordaktivitas fisikid
dc.subject.keyworddewasaid
dc.subject.keywordkebiasaan merokokid
dc.subject.keywordkonsumsi gula malondialdehideid


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record