dc.description.abstract | Diabetes melitus (DM) merupakan salah satu penyakit tidak menular yang
memerlukan perhatian serius dalam beberapa tahun terakhir. DM tipe 2 disebabkan
oleh berbagai faktor, yaitu faktor genetik dan lingkungan termasuk gaya hidup dan
pola makan. Kelompok dewasa merupakan salah satu kelompok yang cukup rawan
terkena DM tipe 2. Hal ini disebabkan oleh gaya hidup berupa pola konsumsi tinggi
gula, kebiasaan merokok, kurangnya aktivtas fisik serta status gizi. Status gizi lebih
merupakan indikator dalam menentukan risiko penyakit degeneratif seperti DM tipe
2. Penumpukan lemak di sel adiposa mempengaruhi kinerja insulin dan
meningkatkan paparan radikal bebas. Paparan radikal bebas (prooksidan) yang
tinggi dan rendahnya antioksidan juga memicu terjadinya proinflamasi di berbagai
sel sehingga meningkatkan risiko berbagai penyakit metabolik seperti DM tipe 2.
Tujuan umum dari penelitian ini adalah menganalisis hubungan kebiasaan
merokok, aktivitas fisik, konsumsi gula dan status gizi dengan kadar
malondialdehide (MDA) dan kadar glukosa darah. Adapun tujuan khususnya
adalah 1) mengidentifikasi karakteristik sosioekonomi, kebiasaan merokok,
aktivitas fisik, konsumsi gula dan status gizi antropometri subjek; 2) menganalisis
hubungan kebiasaan merokok dengan status oksidatif subjek dilihat dari kadar
MDA darah; 3) menganalisis hubungan aktivitas fisik dengan kadar gula darah; 4)
menganalisis hubungan konsumsi gula dengan kadar glukosa darah; 5)
menganalisis hubungan konsumsi buah dan sayur dengan kadar glukosa darah; 6)
menganalisis hubungan status gizi antropometri dengan kadar glukosa darah; 7)
menganalisis hubungan kadar MDA darah dengan kadar glukosa darah; 8)
menganalisis faktor yang berpengaruh (determinan) terhadap kadar glukosa darah
orang dewasa.
Desain penelitian ini adalah cros-sectional study. Studi dilaksanakan di
Kecamatan Pancoran Jakarta Selatan Provinsi DKI Jakarta pada bulan Agustus
2014 sampai dengan April 2015. Subjek adalah pria dan wanita usia >19 tahun.
Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini meliputi: 1) data sosial ekonomi, 2)
kebiasaan merokok, 3) aktivitas fisik,4) konsumsi gula serta buah dan sayur, 5)
status gizi, 6) MDA, dan 7) glukosa darah. Pengumpulan data dilakukan melalui
wawancara menggunakan kuisioner dan observasi langsung menggunakan
instrumen alat ukur dan kuesioner terstruktur yang telah diuji validitas dan
reliabilitasnya. Analisis statistik yang dilakukan menggunakan SPSS versi 20.0 for
Windows. Analisis deskriptif menggambarkan sebaran variabel yang diteliti
berdasarkan persen dan rataan. Uji beda T-test digunakan untuk menganalisis
perbedaan berbagai variabel antara pria dan wanita. Analisis korelasi Pearson
digunakan untuk menganalisis hubungan antara kebiasaan merokok dengan kadar
MDA dan aktivitas fisik, konsumsi gula, konsumsi buah sayur, status gizi, serta
kadar MDA dengan kadar glukosa darah. Analisis regresi linear berganda
digunakan untuk melihat faktor determinan (kebiasaan merokok, aktivitas fisik,
konsumsi gula, konsumsi buah sayur, status gizi, dan kadar MDA) terhadap kadar
glukosa darah.
Penelitian ini menunjukkan bahwa rata-rata usia subjek sekitar 41.8 tahun
dengan usia rata-rata pria 42.8 tahun dan wanita 41.0 tahun. Sebagian besar (87.3%)
subjek berpendidikan SMA dan Perguruan tinggi. Sebagian besar kelompok pria
bekerja sebagai pegawai swasta sedangkan wanita tidak bekerja. Pendapatan subjek
berkisar antara Rp5 000 000 – Rp9 900 000 perkapita perbulan. Berdasarkan
kebiasaan merokok, setengah (50.0%) subjek merupakan perokok aktif dengan ratarata
rokok yang dihisap sebesar 10.5 ± 14.9 batang per hari. Proporsi pria yang
merokok lebih besar (55.4%) dibandingkan wanita (47.3%), demikian juga
frekuensi merokok pria lebih besar dibandingkan dengan wanita (p<0.05). Sebagian
besar subjek (54.4%) tidak terbiasa melakukan olahraga, dengan proporsi wanita
(60%) lebih besar dibandingkan dengan pria (48.9%). Proporsi subjek pria yang
mengonsumsi gula berlebih cenderung lebih besar (51.1%) dengan rata-rata gula
yang dikonsumsi sebesar 55.9 g/hari dibandingkan dengan subjek wanita (41.8%)
dengan rata-rata gula yang dikonsumsi sebesar 57.8 g/hari. Hasil uji beda
menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan signifikan rataan konsumsi gula
antara subjek pria dan wanita.Status gizi berdasarkan IMT menunjukkan bahwa lebih
dari separuh subjek tergolong gemuk (46.6%). Rata-rata IMT subjek tergolong
normal yaitu 24.6 kg/m2.
Hasil uji korelasi Pearson menunjukkan bahwa frekuensi merokok
berhubungan signifikan dengan kadar MDA darah subjek (p <0.05, r = 0.652). Hasil
uji korelasi Pearson juga menunjukkan bahwa kadar glukosa darah berhubungan
signifikan dengan konsumsi gula (p<0.05, r = 0.195), IMT (p<0.05, r= 0.429),
kosumsi buah sayur (p<0.05, r= -0.357) dan MDA darah(p< 0.05, r= 0.505).
Berdasarkan uji regresi linier berganda, faktor yang berpengaruh terhadap kadar
glukosa darah pada pria dan wanita adalah Indeks Massa Tubuh (IMT), konsumsi
gula, jumlah batang rokok yang dihisap, dan kadar Malondialdehide (MDA) | id |