Ragam Jenis Dan Aktivitas Lalat Di Kawasan Usaha Peternakan Sapi Perah Cibungbulang Kabupaten Bogor
View/ Open
Date
2016Author
Putra, Agus Kurniawan
Soviana, Susi
Hadi, Upik Kesumawati
Metadata
Show full item recordAbstract
Lalat merupakan vektor beberapa penyakit penting medis dan kedokteran
hewan. Keberadaan lalat di peternakan sapi perah memberikan pengaruh negatif
berupa penurunan produktivitas sapi perah, bobot badan dan mudahnya terjadi
perpindahan patogen penyakit antar inang. Tujuan penelitian ini adalah untuk
menentukan ragam jenis lalat, mengukur derajat infestasi, aktivitas harian,
fluktuasi populasi dan faktor risiko yang mempengaruhi infestasi lalat di
peternakan sapi perah Cibungbulang. Penelitian ini dilakukan pada 27 peternakan
sapi perah yang dibagi ke dalam tiga kategori yaitu Peternakan Skala Kecil (1-10
ekor sapi perah/peternakan), Peternakan Skala Menengah (11-20 ekor sapi
perah/peternakan) dan Peternakan Skala Besar (>20 ekor sapi perah/peternakan).
Koleksi lalat dilakukan dengan menggunakan tangguk serangga pada tubuh lima
ekor sapi perah di setiap peternakan (di dalam kandang) dan lima titik pengamatan
di lingkungan (di luar kandang) yang terdiri atas 1 titik pada tumpukan jerami,
1 titik pada pakan sapi perah (ampas tahu dan konsentrat), 1 titik pada tempat
pembuangan sisa pakan, 1 titik di lokasi pembuangan kotoran sapi perah dan
1 titik pada semak di sekitar kandang. Lalat yang tertangkap selanjutnya
dimatikan menggunakan kloroform, kemudian dilakukan identifikasi dengan
menggunakan kunci identifikasi. Pengukuran fluktuasi populasi lalat dilakukan
dengan menggunakan fly sticky paper pada lima titik di lingkungan yang terdiri
atas 1 titik pada tumpukan jerami, 1 titik pada pakan sapi perah (ampas tahu dan
konsentrat), 1 titik pada tempat pembuangan sisa pakan, 1 titik di lokasi
pembuangan kotoran sapi perah dan 1 titik pada semak di sekitar kandang.
Pengukuran faktor risiko terhadap infestasi lalat meliputi pengukuran suhu,
kelembapan dan ketinggian tempat setiap peternakan.
Sebanyak 26 jenis lalat yang tergolong ke dalam 7 subfamili dan 5 famili
telah diidentifikasi dalam penelitian ini. Sebanyak 8 jenis lalat tergolong pengisap
darah yaitu Stomoxys calcitrans (19.15%), Haematobia exigua (5.40%), S. indicus
(3.20%), S. bengalensis (0.32%), Tabanus rubidus (0.08%), T. striatus (0.06%),
S. sitiens (0.02%) dan Hippobosca spp dan 18 jenis lalat pengganggu bukan
pengisap darah yaitu Musca domestica (61.72%), Pyrellia proferens (3.95%),
M. convexifrons (1.24%), Morellia spp (1.19%), Chrysomya megacephala
(1.18%), M. conducens (0.85%), M. inferior (0.69%), M. ventrosa (0.45%),
M. sorbens (0.32%), M. formosana (0.06%), Lucillia spp (0.04%), Sarcophaga
dux (0.03%), M. asiatica (0.02%), C. rufifacies (0.01%), M. bakeri (0.01%),
M. bezzi, M. crassirostris dan Lucillia sericata. Indeks keragaman lalat pada
masing-masing kategori peternakan yaitu Peternakan Skala Kecil 1.78 (sedang) di
dalam kandang dan 0.80 (rendah) di lingkungan, Peternakan Skala Menengah
1.42 (sedang) di dalam kandang dan 0.79 (rendah) di lingkungan dan Peternakan
Skala Besar 1.27 (sedang) di dalam kandang dan 0.43 (rendah) di lingkungan.
Derajat infestasi tertinggi M. domestica ditemukan di Peternakan Skala
Menengah (78.85 lalat/sapi/12 jam) dan Besar (77.26 lalat/sapi/12 jam).
Sementara itu, derajat infestasi tertinggi S. calcitrans (42.93 lalat/sapi/12 jam)
iv
dan H. exigua (15.02 lalat/sapi/12 jam) ditemukan di Peternakan Skala Kecil.
S. calcitrans, H. exigua, T. rubidus dan T. striatus aktif sepanjang hari, sedangkan
S. sitiens, S. bengalensis dan S. indicus aktif pada pagi dan sore hari. Populasi
Calliphoridae di Peternakan Skala Kecil pada April merupakan populasi tertinggi
(49.89%) dari seluruh populasi Calliphoridae di ketiga kategori peternakan selama
tiga bulan (April-Juni 2015). Sementara itu, populasi Muscidae tertinggi terdapat
di Peternakan Skala Besar selama tiga bulan yaitu 20.41% pada April, 13.42%
pada Mei dan 18.43% pada Juni 2015.
Terdapat korelasi yang kuat antara suhu (r=0.92) dan kelembapan (r=0.86)
terhadap derajat infestasi S. calcitrans baik pada sapi perah maupun lingkungan.
Faktor ketinggian tempat tidak berpengaruh terhadap derajat infestasi lalat di
peternakan sapi perah. Faktor risiko yang mempengaruhi infestasi lalat selain
suhu dan kelembapan adalah keberadaan tumpukan pakan di sekitar kandang,
tumpahan pakan di dalam kandang, limbah pakan bercampur manur yang
berserakan di sekitar kandang, frekuensi aktivitas pekerja dalam membersihkan
kandang dan sapi perah yang rendah, kandang yang memiliki kedekatan dengan
permukiman, ukuran populasi sapi perah di kandang dalam satu peternakan.
Collections
- MT - Veterinary Science [909]