Kompetensi Pelaku Usaha Mikro Makanan Ringan “Gipang” Dan “Ceprek Melinjo” Dalam Penjaminan Mutu Produk
View/ Open
Date
2016Author
Delima, Isniyunisyafna Diah
Amanah, Siti
Tjitropranoto, Prabowo
Metadata
Show full item recordAbstract
Kompetensi pelaku usaha mikro tentang pengolahan dan mutu produk
senantiasa harus ditingkatkan. Pengolahan makanan ringan terutama gipang dan
ceprek melinjo, merupakan usaha kecil dan mikro yang berkembang di berbagai
daerah di Indonesia, termasuk di Banten. Daerah Banten dan sekitarnya, memiliki
potensi beras ketan dan melinjo yang dapat diolah menjadi gipang dan ceprek
melinjo. Produk hasil olahan ini dipasarkan kepada masyarakat setempat dan
wisatawan. Kesulitan yang dihadapi oleh pelaku usaha pengolahan pangan
pembuatan gipang antara lain, kurangnya modal dan pemasaran dalam menjual
gipang kepada konsumen. Sampai saat ini, pengolahan Gipang dan Ceprek
Melinjo di Banten dilakukan secara sederhana di rumah penduduk. Produk gipang
sudah dikemas sesuai dengan kebutuhan konsumen namun ceprek melinjo belum
dikemas dengan baik. Produk gipang dikemas dengan menggunakan toples plastik
dan ceprek melinjo dikemas dengan menggunakan kantong plastik putih
transparan. Permintaan akan makanan ringan berkualitas telah meningkat seiring
dengan meningkatnya pemahaman konsumen akan makanan sehat. Permintaan
konsumen tersebut memerlukan respon produsen makanan ringan untuk
mengontrol kualitas produk.
Berkaitan dengan hal itu, tujuan penelitian adalah menjelaskan profil
pelaku usaha mikro pengolahan pangan gipang dan ceprek melinjo di Banten
dalam menjamin mutu, menganalisis faktor-faktor yang berkaitan tingkat
kompetensi pelaku usaha mikro pengolahan pangan gipang dan ceprek melinjo
dan merumuskan alternatif strategi pengembangan kompetensi pelaku usaha
pengolahan pangan tersebut dalam menjamin mutu dan daya saing olahan pangan.
Penelitian ini didisain sebagai studi kasus, dengan kasus satu pelaku usaha
“Gipang” di Cilegon dan satu usaha “Ceprek Melinjo” di Pandeglang. Pelaku
usaha gipang mempunyai lima pekerja dan pelaku usaha ceprek melinjo memiliki
50 orang pekerja sekaligus binaan untuk menjelaskan Kompetensi Pelaku Usaha
Mikro Makanan Ringan Gipang dan Ceprek Melinjo dalam Penjaminan Mutu
Produk di Cilegon dan Pandeglang. Wawancara mendalam, observasi, analisis
korelasi dan analisis SWOT dilakukan untuk mendapatkan data dan informasi
tentang mutu produk. Kuesioner untuk mengumpulkan data kuantitatif, sebagai
pendukung data kualitatif.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara umum, tingkat kompetensi
dalam pengolahan makanan ringan pelaku usaha mikro Gipang termasuk tinggi,
sedangkan kompetensi pelaku usaha mikro makanan ringan Ceprek Melinjo
termasuk dalam kategori rendah. Tingkat kompetensi pelaku usaha gipang
diperoleh secara turun temurun dengan difasilitasi oleh pemilik usaha, sedangkan
kompetensi pelaku usaha ceprek melinjo diperoleh dari pelatihan oleh pemilik
usaha dan keluarganya, yang sebelumnya telah memperoleh secara turun temurun.
Strategi pengembangan yang bisa dilakukan pelaku usaha mikro makanan ringan
gipang dan ceprek melinjo: meningkatkan desain, bentuk, rasa dan kemasan yang
kreatif dan menarik, memperkuat atau menonjolkan ciri khas kedaerahan,
menambah atau menciptakan variasi produk, pengelolaan usaha secara online dan
meningkatkan kemampuan untuk promosi dengan efektif terutama ke wisatawan
luar Banten.
Kesimpulan dari penelitian ini adalah usaha gipang dan ceprek melinjo
memiliki kekhasan tersendiri. Usaha gipang didapat secara turun temurun
sedangkan pelaku usaha ceprek meilnjo pemilik usaha mewarisi kompetensi usaha
orangtuanya yang kemudian melatih dan membina 50 orang pekerjanya. Tingkat
kompetensi pelaku usaha gipang diperoleh secara turun temurun dengan
difasilitasi oleh pemilik usaha, sedangkan kompetensi pelaku usaha ceprek
melinjo diperoleh dari pelatihan oleh pemilik usaha dan keluarganya. Strategi
pengembangan yang bisa dilakukan pelaku usaha mikro makanan ringan gipang
dan ceprek melinjo dengan cara: meningkatkan desain bentuk, rasa dan kemasan
yang kreatif dan menarik, memperkuat ciri khas kedaerahan, menambah atau
menciptakan variasi produk, pengelolaan usaha secara online dan meningkatkan
kemampuan untuk promosi dengan efektif terutama ke wisatawan luar Banten.
Collections
- MT - Human Ecology [2189]