Show simple item record

dc.contributor.advisorIndahwati
dc.contributor.advisorKurnia, Anang
dc.contributor.authorAnggreyani, Arie
dc.date.accessioned2016-05-19T04:31:08Z
dc.date.available2016-05-19T04:31:08Z
dc.date.issued2016
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/80451
dc.description.abstractSurvei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) menyediakan sebagian besar informasi kesehatan di Indonesia. SDKI dilaksanakan setiap lima tahun sekali sejak tahun 1994. Pendugaan berdasarkan data SDKI hanya dilakukan untuk skala nasional atau provinsi sedangkan untuk level kabupaten, kecamatan dan kelurahan/desa masih kurang memadai. Metode pendugaan yang biasa digunakan adalah metode pendugaan langsung. Namun, pendugaan ini menghasilkan galat baku penduga besar. Hal ini disebabkan karena teknik pengambilan contoh yang kompleks dan ukuran contoh yang relatif kecil. Metode yang digunakan untuk mengatasi ketidakstabilan pendugaan langsung adalah pendugaan tidak langsung. Beberapa pendugaan tidak langsung adalah pendugaan tidak langsung berdasarkan model campuran dan pendugaan komposit. Pendugaan dengan model campuran adalah memodelkan dengan mengabungkan pengaruh dan pengaruh tetap sedangkan pendugaan komposit adalah pendugaan yang dilakukan dengan memboboti penduga berdasarkan desain dan model. Peubah jumlah kejadian yang memiliki peluang yang sangat kecil biasanya diasumsikan memiliki sebaran Poisson. Sebaran Poisson memiliki asumsi equidispersi yaitu nilai harapan sama dengan ragam. Berdasarkan kondisi data, jika ragam amatan lebih besar daripada ragam sebarannya mengindikasikan adanya overdispersi dan sebaliknya disebut underdispersi. Beberapa metode untuk menangani overdispersi adalah dengan sebaran binomial negatif, pendekatan quasi-likelihood dan sebaran Tweedie. Pada SDKI, terdapat beberapa area yang tidak tersurvei atau disebut nircontoh. Padahal, area nircontoh sangat penting untuk diduga. Sehingga diperlukan pendekatan untuk menduga area yang tidak tersurvei. Salah satu pendekatan yang digunakan adalah mengasumsikan bahwa suatu area memiliki pola kedekatan hubungan dengan area lain. Pendekatan yang digunakan untuk menganalisis pola hubungan antar area tersebut adalah dengan teknik pengerombolan (clustering). Pada penelitian ini dilakukan pendugaan jumlah kematian bayi untuk kabupaten/kota di Provinsi Jawa Barat dengan membandingkan pendugaan langsung dan tidak langsung menggunakan data SDKI Provinsi Jawa Barat. Provinsi Jawa Barat terdiri dari 26 kabupaten/kota, dan diantaranya ada dua area yang tidak tersurvei yaitu Kota Banjar dan Kota Sukabumi. Hasil analisis pada kasus kematian bayi di Provinsi Jawa Barat diketahui terdapat masalah underdispersi pada model linier campuran Poisson. Berdasarkan plot sisaan dan rasio generalized chi-square dengan derajat bebasnya diketahui model linier campuran pendekatan quasi-likelihood dan sebaran Tweedie dapat mengatasi masalah dispersi. Pendugaan model terbaik adalah model linier campuran pendekatan quasi-likelihood pada pendugaan komposit dilihat dari nilai MAPE, MSD dan MAD yang paling kecil.id
dc.language.isoidid
dc.publisherBogor Agricultural University (IPB)id
dc.publisherBogor Agricultural University (IPB)id
dc.subject.ddcStatisticsid
dc.subject.ddcStatistical analysisid
dc.titleKajian Pendugaan Area Kecil Untuk Menduga Jumlah Kematian Bayi Di Jawa Baratid
dc.typeThesisid
dc.subject.keywordGLMMid
dc.subject.keywordKematian Bayiid
dc.subject.keywordQuasi-likelihoodid
dc.subject.keywordSAEid
dc.subject.keywordTweedieid


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record