Kompleksitas Dasar Perairan Terumbu Karang Dengan Benthic Terrain Modeler Dan In Situ Rugosity Di Pulau Kelapa Dan Harapan, Kepulauan Seribu, Jakarta
View/ Open
Date
2016Author
Maheswari Waskita, Alexandra
Bahri Agus, Syamsul
Sunuddin, Adriani
Metadata
Show full item recordAbstract
Kompleksitas dasar perairan terumbu karang yang tinggi dapat menyediakan relung
ekologi yang lebih bagi beragam makhluk hidup yang berasosiasi dengan ekosistem
tersebut. Tujuan penelitian ini adalah mengidentifikasi kompleksitas dasar perairan
terumbu karang menggunakan Benthic Terrain Modeler (BTM) pada ArcGIS 10.2 dan
pengukuran in situ (rugosity dan keragaan life form) berdasarkan pembagian strata
kedalaman di Perairan Pulau Kelapa dan Harapan. Survey lapang dilakukan pada 17-21
Maret 2015 untuk mengumpulkan data dan ground check batimetri, pengamatan
terumbu karang, dan pengukuran in situ rugosity di 6, 8 dan 10 meter. Dari lima stasiun
pengamatan, kompleksitas dasar perairan tertinggi ditemukan di Timur dan Barat
berdasarkan surface to planar area BTM, sedangkan berdasarkan in situ rugosity di
Utara dan Selatan. Nilai in situ rugosity berpengaruh terhadap surface to planar area
(BTM) untuk kedalaman 8 meter. Life form terumbu yang memengaruhi kompleksitas
dasar perairan in situ adalah Dead Coral with Algae (6 meter), Hard Coral (8 meter),
dan abiotik (10 meter). Kondisi terumbu karang di Pulau Kelapa-Harapan tergolong
sedang dengan life form dominan Coral Massive, sehingga kurang mampu membentuk
dasar perairan yang kompleks walalupun hasil BTM mendefinisikan kompleksitas
secara detail pada grid 2 meter.