Show simple item record

dc.contributor.advisorMuntasib, E.K.S. Harini
dc.contributor.advisorPrasetyo, Lilik Budi
dc.contributor.authorRahayuningsih, Tri
dc.date.accessioned2016-04-27T04:53:19Z
dc.date.available2016-04-27T04:53:19Z
dc.date.issued2016
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/80154
dc.description.abstractBogor merupakan salah satu kawasan wisata alam unggulan di Provinsi Jawa Barat. Bogor memiliki letak geografis yang strategis, yaitu dikelilingi oleh beberapa gunung tinggi, terdapat beberapa daerah aliran sungai (DAS) besar yang memiliki 339 cabang dan memiliki tingkat curah hujan yang tinggi sehingga mendapatkan sebutan sebagai Kota Hujan. Berdasarkan letak geografisnya Bogor memiliki karakteristik sumberdaya yang unik dan khas, yang berbeda dengan daerah lainnya. Selain itu Bogor juga memiliki keunikan dan kekhasan budaya masyarakat yang beragam serta tersebar diwilayahnya. Keberagaman budaya ini dikarenakan masyarakat Bogor merupakan perpaduan dari berbagai suku dengan mayoritas suku sunda sebagai suku asli (tuan rumah) yang berpengaruh besar membentuk budaya tradisonal di Bogor. Lingkungan alam dan sosial-budaya merupakan modal dasar dalam perkembangan wisata di suatu daerah. Sehingga diperlukan adanya suatu model perencanaan wisata alam berbasis spasial dari ruang/daerah yang memiliki sumberdaya (fisik, biologi, sosial dan budaya), untuk pengembangan wisata alam berkelanjutan. Penelitian ini mengacu dari perencanaan Gunn (1994) serta Bunruamkaew dan Murayama (2011) yang dimodifikasi; dengan pendekatan sumberdaya (fisik, biologi, sosial dan budaya). Penentuan kriteria penilaian sumberdaya wisata dilakukan berdasarkan kriteria daya tarik sumberdaya dan aksesibilitas yang mengacu pada ADO-ODTWA dengan metode survey lapang dan wawancara. Selanjutnya dilakukan analisis spasial untuk menyusun peta penilaian kesesuaian sumberdaya wisata alam. Model perencanaan wisata alam berbasis spasial dibangun dengan berdasarkan penilaian daya tarik dan aksesibilitas sehingga diperoleh tingkatan tipologi wilayah. Hasil penelitian ditemukan tujuh tipologi wilayah: (a) Daya tarik tinggi-aksesibilitas tinggi 5%; (b) Daya tarik tinggi-aksesibilitas sedang 1.8%; (c) Daya tarik tinggi-aksesibilitas rendah 0.4%; (d) Daya tarik sedang-aksesibilitas tinggi sebesar 88.2%; (e) Daya tarik sedang-aksesibilitas sedang 2.4%; (f) Daya tarik sedang-aksesibilitas rendah 0.2%; (g) Daya tarik rendah-aksesibilitas tinggi 2%. Hasil penelitian ini dapat digunakan untuk menyusun perencanaan wisata dan pengembangannya di Bogor.id
dc.language.isoidid
dc.publisherBogor Agricultural University (IPB)id
dc.publisherBogor Agricultural University (IPB)id
dc.subject.ddcAgricultural economicsid
dc.subject.ddcEcotourismid
dc.subject.ddc2015id
dc.subject.ddcBogor-Jawa Baratid
dc.titleMembangun Model Perencanaan Wisata Alam Berbasis Spasial Di Bogorid
dc.typeThesisid
dc.subject.keywordBogorid
dc.subject.keywordmembangunid
dc.subject.keywordmodelid
dc.subject.keywordperencanaanid
dc.subject.keywordspasialid
dc.subject.keywordwisata alamid


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record