dc.description.abstract | Perubahan iklim merupakan permasalahan global yang terjadi saat ini, dan
salah satu dari banyaknya permasalahan yang diakibatkan perubahan iklim adalah
masalah pertanian. Petani memiliki kearifan lokal yang diwariskan dari generasi
ke generasi sebagai panduan dalam kegiatan pertanian. Namun, adanya perubahan
iklim membuat mereka harus mampu beradaptasi dengan pola pertanian baru.
Mereka diwajibkan untuk mengetahui terlebih dahulu musim tanam yang tepat
untuk menghindari gagal panen nanti. Petani juga harus mampu melaksanakan
kegiatan mitigasi dan adaptasi agar dapat menangani dampak perubahan iklim
pada lahan pertaniannya. Meskipun demikian, para petani yang paling rentan
terhadap masalah ini justru tidak memiliki pengetahuan terhadap perubahan iklim,
padahal, petani sangat membutuhkan pengetahuan tersebut agar dapat berdaptasi
dan terus melakukan usaha taninya meskipun pada musim kemarau.
Untuk alasan tersebut Kementerian Pertanian bekerja sama dengan JICA
(Japan International Cooperation Agency) membuat program pelatihan yang
ditujukan untuk meningkatkan adaptasi petani dalam menghadapi perubahan iklim
bernama CDCCAA (Capacity Development for Climate Change Adaptation in
Agriculture and Other Relevant Sectors). Akan tetapi, suatu program tidak akan
berjalan dengan baik jika tidak ada komunikasi yang baik juga. Petani harus
mengerti betapa pentingnya kegiatan mitigasi dan adaptasi, dan seberapa
bahayanya perubahan iklim pada sektor pertanian, sehingga, jika petani sudah
memiliki pengetahuan tersebut, diharapkan dapat merubah persepsi dan sikap
petani terhadap perubahan iklim, sehingga petani ikut serta dalam kegiatan
adaptasi. Selain hal tersebut, untuk meningkatkan kapasitas adaptasi petani,
penyuluh juga harus tahu apa kebutuhan petani lokal, dan apa permasalahan ilkim
pada daerah tersebut, sehingga selain meningkatkan kapasitas adaptif, petani
diharapkan menjadi berdaya dan mandiri.
Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi faktor-faktor yang
mempengaruhi perilaku komunikasi pada program yang diindikasikan oleh
pengetahuan petani tentang perubahan iklim, sikap petani menghadapi perubahan
iklim dan kecenderungan petani untuk bertindak setelah pelatihan. Berdasarkan
survei dari 50 peserta pelatihan di Kabupaten Cirebon Kecamatan Panguragan,
dan analisis SEM diketahui bahwa karakteristik individu berpengaruh signifikan
terhadap proses komunikasi program pelatihan CDCCAA, dan faktor
kosmopolitas berpengaruh signifikan juga pada perilaku petani terhadap risiko
iklim perubahan. Selain itu, proses komunikasi tidak berpengaruh secara
signifikan terhadap perilaku risiko perubahan iklim, dan penilaian dari pelatihan
program tidak berpengaruh secara signifikan juga terhadap proses komunikasi. | id |