Show simple item record

dc.contributor.advisorLubis, Djuara P.
dc.contributor.advisorFitri, Resfa
dc.contributor.authorNoorfajria, Afnida Shoffati
dc.date.accessioned2016-04-27T03:47:45Z
dc.date.available2016-04-27T03:47:45Z
dc.date.issued2016
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/80057
dc.description.abstractPerubahan iklim merupakan permasalahan global yang terjadi saat ini, dan salah satu dari banyaknya permasalahan yang diakibatkan perubahan iklim adalah masalah pertanian. Petani memiliki kearifan lokal yang diwariskan dari generasi ke generasi sebagai panduan dalam kegiatan pertanian. Namun, adanya perubahan iklim membuat mereka harus mampu beradaptasi dengan pola pertanian baru. Mereka diwajibkan untuk mengetahui terlebih dahulu musim tanam yang tepat untuk menghindari gagal panen nanti. Petani juga harus mampu melaksanakan kegiatan mitigasi dan adaptasi agar dapat menangani dampak perubahan iklim pada lahan pertaniannya. Meskipun demikian, para petani yang paling rentan terhadap masalah ini justru tidak memiliki pengetahuan terhadap perubahan iklim, padahal, petani sangat membutuhkan pengetahuan tersebut agar dapat berdaptasi dan terus melakukan usaha taninya meskipun pada musim kemarau. Untuk alasan tersebut Kementerian Pertanian bekerja sama dengan JICA (Japan International Cooperation Agency) membuat program pelatihan yang ditujukan untuk meningkatkan adaptasi petani dalam menghadapi perubahan iklim bernama CDCCAA (Capacity Development for Climate Change Adaptation in Agriculture and Other Relevant Sectors). Akan tetapi, suatu program tidak akan berjalan dengan baik jika tidak ada komunikasi yang baik juga. Petani harus mengerti betapa pentingnya kegiatan mitigasi dan adaptasi, dan seberapa bahayanya perubahan iklim pada sektor pertanian, sehingga, jika petani sudah memiliki pengetahuan tersebut, diharapkan dapat merubah persepsi dan sikap petani terhadap perubahan iklim, sehingga petani ikut serta dalam kegiatan adaptasi. Selain hal tersebut, untuk meningkatkan kapasitas adaptasi petani, penyuluh juga harus tahu apa kebutuhan petani lokal, dan apa permasalahan ilkim pada daerah tersebut, sehingga selain meningkatkan kapasitas adaptif, petani diharapkan menjadi berdaya dan mandiri. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku komunikasi pada program yang diindikasikan oleh pengetahuan petani tentang perubahan iklim, sikap petani menghadapi perubahan iklim dan kecenderungan petani untuk bertindak setelah pelatihan. Berdasarkan survei dari 50 peserta pelatihan di Kabupaten Cirebon Kecamatan Panguragan, dan analisis SEM diketahui bahwa karakteristik individu berpengaruh signifikan terhadap proses komunikasi program pelatihan CDCCAA, dan faktor kosmopolitas berpengaruh signifikan juga pada perilaku petani terhadap risiko iklim perubahan. Selain itu, proses komunikasi tidak berpengaruh secara signifikan terhadap perilaku risiko perubahan iklim, dan penilaian dari pelatihan program tidak berpengaruh secara signifikan juga terhadap proses komunikasi.id
dc.language.isoidid
dc.publisherBogor Agricultural University (IPB)id
dc.publisherBogor Agricultural University (IPB)id
dc.subject.ddcSociologyid
dc.subject.ddcCommunicationid
dc.subject.ddc2015id
dc.subject.ddcCirebon-Jawa Baratid
dc.titleKomunikasi Petani Pada Pelatihan Adaptasi Perubahan Iklim (Cdccaa) Di Kecamatan Panguragan Kabupaten Cirebonid
dc.typeThesisid
dc.subject.keywordadaptasiid
dc.subject.keywordperilaku komunikasiid
dc.subject.keywordperubahan iklimid


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record