Show simple item record

dc.contributor.advisorYani, Mohamad
dc.contributor.advisorMurtilaksono, Kukuh
dc.contributor.authorArifudin
dc.date.accessioned2016-04-27T03:46:48Z
dc.date.available2016-04-27T03:46:48Z
dc.date.issued2016
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/80052
dc.description.abstractBiopile merupakan sebuah teknik bioremediasi yang efisien dan ramah lingkungan karena biopile dalam pengolahannya tidak memerlukan biaya yang mahal dan tidak memerlukan lahan yang luas, serta tidak menggunakan bahan kimia dalam menetralisir limbah minyak bumi. Akan tetapi, permasalahan yang sering dihadapi dalam mengoperasikan biopile adalah bila tanah yang akan diolah berbentuk klei. Tanah klei akan mudah mengembang dan lengket ketika diberi kelembaban dan kering atau mengeras pada kelembaban yang rendah. Hal ini dapat menghambat terjadinya difusi udara dari atmosfir ke dalam tanah sehingga ketersediaan oksigen di dalam tanah berkurang. Untuk mengatasi permasalahan tersebut maka perlu dilakukan perbaikan tekstur tanah sebelum dilakukan proses bioremediasi. Perbaikan tanah dapat dilakukan dengan penambahan pasir dan kompos. Penambahan pasir dimaksudkan untuk meningkatkan porositas tanah, sedangkan penambahan kompos untuk meningkatkan kegemburan tanah. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan komposisi campuran matrik tanah yang terbaik dan sesuai untuk proses bioremediasi tanah tercemar minyak bumi. Penelitian dilakukan dalam dua tahapan yaitu tahap pertama untuk mendapatkan komposisi campuran terbaik untuk proses bioremediasi tanah terkontaminasi minyak bumi. Penelitian ini dirancang dengan menggunakan rancangan acak lengkap dengan ulangan tiga kali. Perlakuan yang diberikan adalah penambahan 10% kompos dan pasir dengan konsentrasi 0%, 15%, 30% dan 45%. Respon utama yang diamati adalah TPH (total petroleum hydrocarbon) dan laju penghilangan minyak. Pada tahap kedua dilakukan uji coba pada skala pilot dengan kapasitas 2 ton dari komposisi campuran tanah terbaik. Hasil analisis ragam menunjukkan bahwa penambahan pasir 45% tidak berbeda nyata dengan penambahan pasir 30%. Laju penghilangan minyak pada kedua perlakuan tersebut tidak berbeda sekitar 0,022 %TPH.hari-1. Begitu juga perlakuan tanpa penambahan pasir tidak berbeda nyata dengan perlakuan penambahan pasir 15%. Perlakuan penambahan pasir 30% lebih baik dari penambahan 15% pasir. Perlakuan terbaik pada perbaikan bioremediasi tanah bertekstur klei yang terkontaminasi minyak bumi adalah penambahan pasir 30%. Hasil uji coba komposisi campuran tanah terbaik dengan teknik biopile kapasitas 2 ton menunjukkan bahwa laju degradasi senyawa hidrokarbon pada biopile skala pilot tidak berbeda dengan skala laboratorium dengan nilai laju degradasi berturut-turut sebesar 0,023 %TPH.hari-1 dan 0,022 %TPH.hari-1. Hasil analisis komposisi hidrokarbon dengan GCMS pada biopile skala pilot setelah 63 hari operasi teridentifikasi senyawa hidrokarbon dari C16, C18, C20 sampai C24, C26 dan C27 yang awalnya terdiri atas senyawa hidrokarbon dari C12 sampai C16 dan C18 sampai C27. Dengan demikian peningkatan volume dari biopile skala laboratorium kapasitas 30 kg menjadi biopile skala pilot kapasitas 2 ton tidak mengurangi kinerja proses biodegradasi minyak bumi.id
dc.language.isoidid
dc.publisherBogor Agricultural University (IPB)id
dc.publisherBogor Agricultural University (IPB)id
dc.subject.ddcPollutionid
dc.subject.ddcTopographyid
dc.subject.ddc2015id
dc.subject.ddcTangerang selatan-Bantenid
dc.titlePerbaikan Proses Bioremediasi Tanah Terkontaminasi Minyak Bumi Pada Teknik Biopile Dengan Penambahan Pasirid
dc.typeThesisid
dc.subject.keywordbioremediasiid
dc.subject.keywordbiopileid
dc.subject.keywordminyak mentahid
dc.subject.keywordkleiid
dc.subject.keywordpasirid


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record