Analisis Spasial Dan Evaluasi Indeks Potensi Wilayah Banjir (Studi Kasus: Kota Semarang).
Abstract
Kejadian banjir ditentukan oleh faktor iklim dan fisik suatu daerah.
Analisis spasial potensi wilayah banjir diturunkan dari indeks indikator iklim dan
fisik dan diolah menggunakan analisis spasial. Indikator iklim yang digunakan
adalah curah hujan tahunan, curah hujan musim hujan, dan curah hujan
maksimum musim hujan, sedangkan indikator fisik yang digunakan antara lain
kelerengan, topografi, bentuk Daerah Aliran Sungai (DAS), buffer sungai, tutupan
lahan, dan proporsi Ruang Terbuka Hijau (RTH). Penelitian ini bertujuan untuk
memetakan potensi wilayah banjir Kota Semarang dan mengevaluasi potensi
wilayah banjir dengan kejadian banjir yang sebenarnya. Estimasi indeks potensi
wilayah banjir menunjukkan bahwa Kota Semarang memiliki tingkat potensi
banjir tinggi dan sangat tinggi. Daerah dengan potensi banjir sangat tinggi berada
pada kota bagian barat daya, tengah, dan sepanjang pesisir. Daerah tengah kota
dan pesisir termasuk pada klasifikasi potensi banjir sangat tinggi karena kondisi
fisiknya yang berada di daerah dataran rendah.
