Show simple item record

dc.contributor.advisorSoewardi, Kadarwan
dc.contributor.advisorYonvitner
dc.contributor.authorNuryadin, Rusmin
dc.date.accessioned2016-03-15T04:45:43Z
dc.date.available2016-03-15T04:45:43Z
dc.date.issued2015
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/79335
dc.description.abstractPengembangan wilayah pesisir yang dilakukan di Kabupaten Sumbawa Barat saat ini adalah budidaya rumput laut. Rumput laut sebagai salah satu komoditi unggulan memiliki luas areal yang cukup besar yaitu seluas 1 550 ha dengan tingkat pemanfaatannya sebesar 536 ha atau sekitar 34.58%. Permasalahan yang ada di KSB adalah belum optimalnya pemanfaatan perairan. Kegiatan budidaya rumput laut hanya dilakukan Kecamatan Taliwang dan Poto Tano. Informasi wilayah sesuai untuk budidaya rumput laut belum terpetakan dengan jelas, aspek daya dukung belum tertata dengan baik, menyebabkan pertumbuhan, produksi dan mutu menjadi rendah. Kegiatan budidaya yang dilakukan hanya berdasarkan pengalaman secara turun-temurun. Penelitian ini bertujuan untuk: (1) mengkaji kesesuaian perairan untuk pengembangan rumput laut, (2) menganalisis daya dukung perairan, (3) menganalisis keberlanjutan pengembangan rumput laut dan (4) menyusun strategi pengembangan rumput laut berkelanjutan. Hasil analisis menunjukkan bahwa luas kesesuaian perairan Kecamatan Pototano sebesar 1 137 ha (77.42%), Taliwang sebesar 258.21 ha (17.58%) dan dan Jereweh 73.48 ha (5%). Penentuan daya dukung perairan didasarkan pada luas perairan sesuai dan sangat sesuai untuk kegiatan budidaya rumput laut serta jumlah unit dan metode budidaya yang digunakan. Luas daya dukung di Kecamatan Poto Tano sebesar 558 ha, jumlah unit budidaya 1 015 unit, metode budidaya long line. Sedangkan di Kecamatan Taliwang 183 ha, jumlah unit budidaya 2 635 unit, metode budidaya patok/tancap dan Kecamatan Jereweh 36 ha, jumlah unit budidaya 66 unit, metode budidaya long line. Status keberlanjutan budidaya rumput laut di tiga kecamatan pesisir KSB menunjukkan, metode long line dikategorikan kurang berkelanjutan dengan nilai indek sebesar 49.28 dan tancap 61.02 cukup berkelanjutan. Dimensi yang perlu mendapatkan perhatian lebih adalah dimensi teknologi karena masih tergolong ke dalam status tidak berkelanjutan. Upaya perbaikan pada dimensi teknologi pada atribut yang sensitif untuk meningkatkan nilai indek agar berada pada status cukup berkelanjutan dan sangat berkelanjutan. Kebijakan tentang perbaikan hendaknya tidak mengesampingkan aspek lainnya seperti ekologi, ekonomi, sosial dan kelembagaan, sehingga kondisi tersebut tetap terjaga. Strategi pengembangan budidaya rumput laut dilakukan dengan melihat atribut-atribut yang sensitif dari ke kelima dimensi yang perlu menjadi prioritas utama. Strategi pengembangannya adalah melalui peningkatan produksi di lokasi yang sudah ada kegiatan budidaya rumput laut, pemenuhan jaminan ketersediaan modal, pasar dan kestabilan harga, peningkatan pemanfaatan perairan untuk budidaya rumput laut di daerah-daerah yang belum dimanfaatkan, pembentukan dan penguatan kelembagaan pembudidaya dan penerapan teknologi budidaya rumput laut sesuai standar.id
dc.language.isoidid
dc.publisherBogor Agricultural University (IPB)id
dc.publisherBogor Agricultural University (IPB)id
dc.subject.ddcFisheriesid
dc.subject.ddcSeaweedsid
dc.subject.ddc2014id
dc.subject.ddcSumbawa Baratid
dc.titleAnalisis Keberlanjutan Pengembangan Kawasan Pesisir Berbasis Rumput Laut Di Kabupaten Sumbawa Barat.id
dc.typeThesisid
dc.subject.keywordKesesuaianid
dc.subject.keywordDaya Dukungid
dc.subject.keywordKeberlanjutanid
dc.subject.keywordRumput lautid


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record