Karakterisasi Particulate Matter (Pm) Dengan Teknik Analisis Nuklir Dan Strategi Pengendaliannya Studi Kasus Kota Tangerang Selatan.
View/ Open
Date
2015Author
Rixson, Leons
Riani, Etty
Santoso, Muhayatun
Metadata
Show full item recordAbstract
Kota Tangerang Selatan merupakan wilayah yang mempunyai batas administrasi dengan DKI Jakarta, Bogor dan Kabupaten Tangerang,sebagai daerah yang berbatasan langsung dengan Ibukota DKI Jakarta menjadi dasarfokus utama pembagunan Kota Tangerang Selatan adalah di sektor pemukiman. Ketersediaan lahan pemukiman serta fasilitasnya serta semakin sempit dan mahalnya harga lahan di DKI Jakarta menjadi pendorong bagi masyarakat untuk bertempat tinggal di kawasan ini.Peningkatan pertumbuhan penduduk di Kota Tangerang Selatanmenyebabkan terjadinyapeningkatan aktivitas kegiatan manusiaseperti transportasi, industri pemukiman dan lain-lain hingga kemudian dapat mempengaruhi kualitas lingkungan udara.Penurunan kualitas udara tidak hanya berasal dari sumber pencemar lokal namun dapat berasal dari suatu lokasi yang jauh melintasi batas provinsi maupun negara karena dipengaruhi oleh faktor meteorologi yaitu arah dan kecepatan angin.Salah satu komponen udara yang dikaji dalam penelitian ini adalah paramater Particulate Matter (PM)yangmemiliki dampak paling berbahaya bagi kesehatan manusia karena kemampuannya untuk menembus sistem pernapasan manusia yang paling dalam. Sampel partikulat (PM2.5 dan PM2.5-10) dikumpulkan di kawasan PUSPIPTEK dengan pencuplik udara Gent Stacked Filter Unit (Gent SFU Sampler), periode Januari 2011 sampai Desember 2013, sebanyak 3 s.d 5 kali dalam sebulan dengan laju alir 18 liter/menit selama 24 jam. Identifikasi multi unsur dianalisis dengan spektroskopi X-Ray Fluorescence (XRF), karakterisasi sumber pencemar dilakukan dengan reseptor model Positif Matriks Factorization (PMF), estimasi lokasi sumber pencemar lokal dengan metode Conditional Probability Function (CPF) sedangkan perkiraan sumber pencemar dari lokasi jauh dilakukan menggunakan model dispersi waktu mundurHybrid Single ParticleLagrangian Integrated Trajectory(HYSPLIT) Hasil menunjukkan rentang rata-rata konsentrasi massa PM2.5 adalah 12.63 ± 1.60 - 15.89 ± 1.70 μg/m3 sedangkan untuk PM10 berkisar 29.00 ± 3.96 - 31.04 ± 3.28 μg/m3. Multi unsur yang teridentifikasi dengan XRF adalah Al, Ca, Co, Cr, Cu, Fe, K, Mg, Mn, Na, Ni, Pb, S, Si, Ti, V dan Zn. Karakterisasi partikulat halus (PM2.5) teridentifikasi 5 faktor yaitu industri peleburan logam Pb (9.61%), debu tanah (17%), campuran industri peleburan logam dan garam laut (13.02%), transportasi (44.36%) serta pembakaran biomassa (22.58%).Profil sumber pencemar PM2.5-10 menghasilkan 5 faktor yaitu Industri peleburan logam (6.48%), campuran industri dan debu tanah (19.04), Campuran garam laut dan biomassa (3.67%), Debu tanah (45.19%), dan transportasi (25.60%). Estimasi lokasi sumber pencemar lokal dengan metode CPFmenunjukkan bahwa salah satu faktor sumber pencemar yaitu sektor industri peleburan logam Pb berasal dari arah barat bagian luar wilayah administrasi Kota Tangerang Selatan sedangkan.Hasil Analisis sumber pencemar lokasi jauh dengan pemodelanHYSPLIT menunjukkan bahwa terdapat kontribusi kebakaran hutan Negara bagian utara Australia terhadap konsentrasi PM di Kota Tangerang Selatan.Pengendalian pencemaran PM di Kota Tangerang Selatan dapat dilakukan dengan mempertimbangkan tiga hal utama yaitu lingkungan, keteknikan yang ramah lingkungan dan ekonomi.