Show simple item record

dc.contributor.advisorMartianto, Drajat
dc.contributor.advisorTanziha, Ikeu
dc.contributor.authorYuliana, Indah
dc.date.accessioned2016-03-15T03:26:30Z
dc.date.available2016-03-15T03:26:30Z
dc.date.issued2015
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/79209
dc.description.abstractBeberapa penelitian terkait faktor risiko stunting balita telah dilakukan di Indonesia baik dalam skala kecil maupun dalam skala besar. Namun, penelitian-penelitian tersebut belum ada yang mengkaji tentang perbedaan stunting antar wilayah. Prevalensi stunting mengalami peningkatan dari tahun 2007 (36.8%) ke tahun 2013 (37.2%) dan terjadi disparitas antar provinsi di Indonesia. Disparitas ini kemungkinan akan lebih besar apabila dilihat ke dalam level wilayah yang lebih kecil seperti antar kabupaten/kota.Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis faktor-faktor yang menentukan disparitas stunting pada balita di berbagai kabupaten/kota di Indonesia. Desain penelitian ini adalah studi ekologi dengan unit analisis kabupaten/kota. Penelitian ini menggunakan data Riset Kesehatan Dasar 2007 dan data makro sosial ekonomi data lainnya. Sebanyak 352 kabupaten/kota dari total 438 kabupaten/kota dipilih untuk analisis ini. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah prevalensi stunting, asupan gizi dan ASI eksklusif, derajat kesehatan, karakteristik ibu, akses ekonomi, sosial dan kesehatan masyarakat. Determinan faktor dianalisis menggunakan regresi linier berganda. Disparitas prevalensi stunting adalah selisih prevalensi stunting balita di suatu kabupaten/kota terhadap batas masalah kesehatan masyarakat untuk stunting (20%). Disparitas prevalensi stunting dikatakan tinggi jika >31.4%, sedang jika 15.7-31.4% dan rendah jika <15.7%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa 24 kabupaten/kota mempunyai disparitas prevalensi stunting yang tinggi. Hasil analisis menunjukkan bahwa faktor-faktor yang menyebabkan disparitas prevalensi stunting adalah persentase imunisasi tidak lengkap, prevalensi malaria, persentase ibu tunggal, tingkat kemiskinan dan Indeks Pembangunan Manusia, dengan R2 model adalah 0.361. Studi ini menunjukkan bahwa upaya penanggulangan stunting akan efektif apabila diintegrasikan dengan upaya-upaya seperti penanggulangan kemiskinan dan peningkatan kesejahteraan masyarakat.id
dc.language.isoidid
dc.publisherBogor Agricultural University (IPB)id
dc.publisherBogor Agricultural University (IPB)id
dc.subject.ddcNutritionid
dc.subject.ddcDisparity in stuntingid
dc.titleFaktor-Faktor Penentu Disparitas Prevalensi Stunting Pada Balita Di Berbagai Kabupaten/Kota Di Indonesia.id
dc.typeThesisid
dc.subject.keyworddisparitas prevalensi stuntingid
dc.subject.keywordbalitaid
dc.subject.keywordkemiskinanid


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record