Show simple item record

dc.contributor.advisorHardinsyah
dc.contributor.advisorRoosita, Katrin
dc.contributor.authorRahmawati
dc.date.accessioned2016-03-04T07:26:02Z
dc.date.available2016-03-04T07:26:02Z
dc.date.issued2015
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/79003
dc.description.abstractPenelitian ini bertujuan untuk mengembangkan Indeks Gizi Seimbang (IGS) bagi remaja Indonesia berdasarkan data Riskesdas 2010. Secara khusus penelitian ini bertujuan menganalisis pola konsumsi pangan, mengembangkan beberapa alternatif IGS, menguji validitas dari berbagai alternatif IGS dan menentukan IGS terpilih, dan menganalisis hubungan antara karakteristik sosial ekonomi remaja dengan IGS yang terpilih. Penelitian ini menggunakan data sekunder dengan design cross-sectional survey. Penentuan validasi IGS menggunakan data konsumsi yang diperoleh dari Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2010. Pengumpulan data konsumsi pangan tersebut menggunakan metode recall 1x24 jam dalam bentuk electronic file berupa entry data dan hasil pengolahan Riskesdas 2010. Penelitian pengembangan IGS dilakukan di Bogor, Jawa Barat pada bulan September 2014-Juni 2015. Jumlah subjek yang digunakan sebanyak 21183 remaja terdiri atas 11075 laki-laki dan 10108 perempuan berusia 13-18 tahun yang diperoleh dari hasil penapisan sesuai kriteria ekslusi. Pengembangan alternatif IGS yang dilakukan melalui beberapa tahapan, yaitu (1) penentuan komponen penilaian pada IGS yang terdiri atas kelompok pangan yang harus tercukupi (pangan karbohidrat, sayur, buah, lauk hewani termasuk susu, dan lauk nabati) dan zat gizi yang perlu dibatasi terkait Penyakit Tidak Menular (lemak total, lemak jenuh, gula tambahan, dan natrium) berdasarkan Panduan Gizi Seimbang (PGS) tahun 2014, (2) sistem pemberian nilai/skor IGS yang terdiri atas 2 cara yaitu penilaian secara kategori (tiga tingkat (IGS3) dan empat tingkat (IGS4)) dan kontinyu (IGSK). IGS3 memiliki nilai 0, 5, atau 10. IGS4 memiliki nilai 0, 7, 5, atau 10. IGSK memiliki rentang nilai 0 sampai 10 berdasarkan rumus perhitungan dari hasil persamaan linier, dan (3) melakukan validasi IGS melalui uji korelasi antara berbagai alternatif IGS dengan Mutu Gizi Pangan (MGP). MGP dari 15 zat gizi digunakan sebagai standar dalam pengujian IGS diantaranya energi, protein, lemak, karbohidrat, air, vitamin A, vitamin B1, vitamin B9, vitamin B12, vitamin C, kalsium, zat besi, fosfor, natrium, dan zink. Terdapat 12 alternatif IGS yang dikembangkan yaitu, IGS3-50, IGS3-60, IGS3-94, IGS3-104, IGS4-50, IGS4-60, IGS4-94, IGS4-104, IGSK-50, IGSK-60, IGSK-94, dan IGSK-104. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kelompok pangan yang cenderung lebih tinggi dikonsumsi oleh remaja adalah pangan karbohidrat dengan jumlah konsumsi sebesar 560.1 ± 248.5 g (99.9%), sementara konsumsi kelompok pangan yang lain relatif masih rendah seperti lauk hewani, sayur, lauk nabati, buah, dan susu dengan rata-rata konsumsi masing-masing sebesar 103.1 ± 99.2 g (79.3%), 79.5 ± 100.2 g (62.7%), 38.6 ± 64.8 g (44.4%), 15.1 ± 53.3 g (15.4%), dan 1.8 ± 7.5 g (6.7%). Asupan semua zat gizi, kecuali protein dan natrium, belum memenuhi kebutuhan gizi per hari. Selain itu, dari perhitungan nilai MGP baik remaja laki-laki maupun perempuan usia 13-18 tahun juga masih tergolong rendah (47.7 ± 15.3). Sebanyak 12 alternatif IGS yang telah dikembangkan tersebut semuanya menunjukkan korelasi yang signifikan terhadap nilai MGP remaja (r = 0.29-0.60). Terdapat 3 diantaranya yang terpilih untuk menilai kualitas konsumsi pangan remaja, yaitu IGSK-60 (r = 0.60), IGS3-60 (r = 0.55), dan IGSK-104 (r = 0,44). IGSK-60 adalah IGS yang paling valid, cocok digunakan untuk penelitian kualitas konsumsi pangan remaja karena memiliki ketelitian yang tinggi dalam hal perhitungan nilai tiap komponen pangan. IGS3-60 adalah IGS yang praktis dan valid, cocok digunakan untuk memantau kualitas konsumsi pangan remaja dalam kehidupan sehari-hari. IGSK-104 adalah IGS yang memiliki komponen paling lengkap dan valid, cocok digunakan untuk keperluan penelitian tentang penyakit degeneratif. IGSK-60, IGS3-60, dan IGSK-104 adalah instrumen penilaian kualitas konsumsi pangan yang sangat cocok digunakan sesuai dengan PGS 2014 yang saat ini menjadi acuan konsumsi pangan masyarakat Indonesia. Karakteristik sosial ekonomi remaja sebagian besar memiliki korelasi positif signifikan pada nilai IGS, baik itu IGS3-60, IGSK-60, maupun IGSK-104 terutama pada pendidikan ayah dan ibu, pekerjaan ayah, serta status ekonomi keluarga remaja. Pendidikan dan pekerjaan ayah dan ibu sejalan dengan status ekonomi remaja. Artinya semakin tinggi pendidikan dan pekerjaan ayah dan ibu remaja semakin tinggi pula tingkat pendapatan keluarga sehingga kualitas konsumsi pangan remaja juga semakin baik. Studi selanjutnya diharapkan untuk mengaplikasikan dan mengevaluasi kegunaan alternatif IGS dalam menilai kualitas konsumsi pangan remaja.id
dc.language.isoidid
dc.publisherBogor Agricultural University (IPB)id
dc.publisherBogor Agricultural University (IPB)id
dc.subject.ddcMedical sciencesid
dc.subject.ddcDietingid
dc.subject.ddc2015id
dc.subject.ddcBogor-Jawa Baratid
dc.titlePengembangan Indeks Gizi Seimbang Untuk Menilai Kualitas Konsumsi Pangan Remaja Usia 13-18 Tahun Di Indoensia.id
dc.typeThesisid
dc.subject.keywordindeks gizi seimbangid
dc.subject.keywordmutu gizi panganid
dc.subject.keywordremajaid


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record