Show simple item record

dc.contributor.advisorSuryani, Ani
dc.contributor.advisorWahyuntari, Budiasih
dc.contributor.authorPratama, Lisa
dc.date.accessioned2016-03-04T02:01:25Z
dc.date.available2016-03-04T02:01:25Z
dc.date.issued2015
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/78977
dc.description.abstractKetergantungan beberapa industri di Indonesia dalam memanfaatkan enzim yang diperoleh atau diproduksi dari luar negeri, mendorong para ahli enzim atau peneliti untuk mengisolasi enzim yang diperoleh dari mikroorgasnisme indigenous. Salah satu enzim yang digunakan di industri pangan adalah lipase. Lipase merupakan biokatalisator yang mempunyai kemampuan mengkatalisis reaksi hidrolisis minyak/lemak menjadi asam lemak dan gliserol. Salah satu pemanfaatan lipase yaitu sebagai biokatalis dalam interesterifikasi enzimatik pada pembuatan margarin. Untuk memodifikasi lemak pada campuran bahan baku margarin melalui intereseterifikasi enzimatik, maka dibutuhkan mikroorganisme penghasil lipase dengan aktivitas tinggi. Salah satu mikrorganisme yang potensial dan mampu menghasilkan lipase adalah kapang. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan isolat kapang indigenous penghasil lipase, mengetahui morfologi dan spesies kapang, stabilitas enzim, kondisi suhu dan pH optimum. Penelitian dilakukan melalui beberapa tahap yaitu isolasi kapang penghasil lipase, identifikasi morfologi dan spesies kapang, uji aktivitas lipase secara kualitatif dan kuantitatif, penentuan media dan waktu produksi enzim, serta karakterisasi enzim. Hasil percobaan menunjukkan bahwa ketiga kapang hasil isolasi dari isolat BPPT, tempe dan oncom positif menghasilkan lipase setelah diuji secara kualitatif menggunakan media dengan penambahan Rhodamin B olive oil dan PVA. Ketiga isolat mampu menghasilan pendaran berwarna orange dan membentuk zona bening disekitar koloni isolat. Berdasarkan hasil penentuan konsentrasi suspensi spora dengan konsentrasi 5% dan 10% (v/v) dengan tingkat kepadatan spora berkisar 105-4.3x108 selama 4 hari fermentasi, konsentrasi suspensi spora 10% menghasilkan aktivitas spesifik lebih tinggi dibandingkan dengan konsentrasi spora 5% pada ketiga kapang. Berdasarkan kurva pertumbuhan kapang dan enzim yang dihasilkannya dapat dijelaskan bahwa lipase dihasilkan pada awal pertumbuhan. Secara kuantitatif, penentuan media dan waktu produksi dari hasil perbandingan aktivitas spesifik enzim ketiga kapang pada media produksi PDB dan olive oil 2%, PDB dan crude palm oil (CPO) 2% serta media Blain (1978) yang mengandung KH2PO4 0.3%, NaNO3 0.1%, MgSO4.7H2O 0.05%, pepton 4%, glukosa 2% dan olive oil 2% menunjukkan bahwa aktivitas enzim paling tinggi adalah pada media PDB olive oil jam ke 48. Lipase yang dihasilkan ketiga kapang memiliki aktivitas optimum pada pH 4, suhu 40oC dan stabil pada suhu 55oC selama 30 - 40 menit. Aktivitas spesifik enzim setelah dilakukan pemekatan 10 kali (v/v) dengan polietilen glikol (PEG) mampu meningkatkan aktivitasnya menjadi 2.9-5.1 kali lipat dibandingkan dengan aktivitas spesifik sebelum dipekatkan. Sedangkan hasil pemekatan menggunakan aseton dengan berbagai konsentrasi, menunjukkan bahwa aktivitas spesifik enzim pekat mengalami penurunan. Berdasarkan identifikasi morfologinya dan molekuler isolat R (dari isolat BPPT) merupakan kapang genus Aspergillus, isolat T (dari tempe) termasuk dalam Rhizopus sp dan isolat O (dari oncom) termasuk dalam Neurospora sp.id
dc.language.isoidid
dc.publisherBogor Agricultural University (IPB)id
dc.publisherBogor Agricultural University (IPB)id
dc.subject.ddcBiotechnologyid
dc.subject.ddcEnzymesid
dc.subject.ddc2015id
dc.subject.ddcSerpong-Tangerang Selatanid
dc.titleIsolasi, Karakterisasi Dan Produksi Lipase Dari Kapang Indigenous.id
dc.typeThesisid
dc.subject.keywordenzimid
dc.subject.keywordlipaseid
dc.subject.keywordinterestrifikasiid
dc.subject.keywordkapang indigenousid


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record